155

804 147 12
                                    

"Yosha, aku suka padamu, Suga!" heboh Saeko.

"Sepertinya kita tak perlu mengkhawatirkan nya." ujar Shimada sembari tersenyum lega.

"Sepertinya pikiran kita terlalu sempit." sahut Takinoue.

Suga yang baru saja melepaskan rangkulannya dari Hikari mengangkat tangan kanannya dan menatapnya sejenak, lalu menggenggam kedua tangannya dengan riang.

Senjataku adalah ketenangan. Tapi, aku juga bisa melakukan hal-hal yang baru. Batinnya.

Hikari yang melihat ekspresi bahagia Suga saat ini kembali mengulas senyum, Hikari sadar bahwa akhir-akhir ini hari-hari yang ia lewati dipenuhi dengan warna-warni yang tercipta dari lingkungan timnya. Dia banyak tersenyum ketimbang dulu biarpun dirinya berinteraksi serta berteman dengan orang banyak.

Dan Hikari mengetahuinya kalau dia banyak berubah sejak masuk kemari, tingkah randomnya juga makin banyak alias makin plus-plus kelakuan jingkraknya.

Tapi percayalah.

Seorang Udai Hikari mendapat kasih sayang berkali-kali lipat dari semua anggota tim begitupun anak-anak klub voli dari sekolah lain yang dekat dengannya sejak kegiatan kamp pelatihan perdananya yang diakhiri dengan kegiatan Golden Week waktu itu.

Sudah ku duga, menghabiskan sedikit waktu bersama mereka sebelum menemui Direktur untuk berlatih bukanlah keputusan yang salah. Mereka benar-benar berhasil membuktikannya. Batin Hikari.

"Suga, nice kill!" puji Daichi.

"Ya!" sahut Suga.

"Kita berhasil!" sambung Asahi.

Suga kembali mengurai tangan dan mengusal-usal puncak kepala Hikari dengan gemas, rasa senangnya masih belum juga reda sehingga lamunan Hikari buyar karena ulahnya.

"Tu— Suga-san!" keluhnya lembut.

"Hahah, maaf Hikari. Aku terlalu bersemangat!" sahutnya sebelum akhirnya Suga adu tos dengan Nishinoya.

Di bangku penanggung jawab, Kageyama yang melihat itu menatap anggota timnya iri sembari memegang kedua lututnya dengan kondisi bergetar. Kiyoko yang menyadari itu menoleh ke arah juniornya.

"Kenapa kau tak melakukan itu?" tanya Kiyoko.

"Itu mustahil. Aku belum pernah berlatih gerakan itu walau hanya sekali. Aku belum pernah melatih gerakan itu bersama Nishinoya-san. Hikari bisa menyamakan gerakan karena dia selalu terlibat ditiap sesi latihan tiap anggota yang terpisah-pisah, mengingat semuanya selalu meminta pendapatnya jadi sudah jelas Hikari ada ikut berlatih walau masih hitung jari, tapi itu tak jadi masalah karena kita tau penyesuaian Hikari itu sejak awal sangat cepat dan bagus." jelas Kageyama pada sang manajer.

Alarm technical time out berbunyi, membuat semuanya menoleh dan berjalan ke pinggir lapangan.

Hikari melangkah ringan lebih dulu, meninggalkan teman-temannya dibelakang yang hanya bisa tersenyum melihat langkah dan tingkahnya yang seperti anak kecil.

"Cepatnya, sudah time out saja?" tanya Saeko.

"Saat perbedaan angka sudah melebar, set kelima akan berakhir dengan cepat." jelas Shimada.

"Ubahlah keadaan! Itu saja." tegas Washijou-sensei kepada anak-anak muridnya.

"Baik!"

"Serangan Karasuno benar-benar tak masuk akal, ya." ujar Leon pada Ushijima.

"Ya, aku baru pertama kali melihat seorang Libero memberikan umpan dan semua pemain maju untuk menyerang." balas Ushijima.

"Padahal kau terkesan dengan permainan mereka terutama si kecil itu, tapi kau tetap tidak menyukai si nomor sepuluh itu ya? Apa mungkin kau tak menyukai si nomor sepuluh itu karena tak memahami sifatnya? Karena hal yang tak kau pahami itu bisa membuatmu takut. Apa si gadis kesayangan Karasuno itu juga termasuk?" ujar Tendou heran.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Where stories live. Discover now