95

1.5K 242 5
                                    

Pertarungan berlangsung sengit, Hikari langsung merangkul lengan Nishinoya dan juga Tsukishima bersamaan setelah mereka beberapa kali berhasil mencetak skor, wajah sumringahnya benar-benar berhasil terjaga selama pertandingan berlangsung sesuai keinginan para anak lelaki yang tak ingin senyuman manis itu luntur.

Fukurodani meminta time out, Hikari langsung ngacir dan adu tos dengan Hinata sembari melompat kecil mengingat dia paling kecil sendiri.

"Yosh, yosh, yosh! Akhirnya kita bisa mengimbangi Fukurodani di akhir pertandingan ini." ucap Tanaka pada Nishinoya.

"Iya!" jawab Noya.

"Karena itulah bukan berarti kalian boleh lengah, loh! Pertandingan sesungguhnya baru dimulai!" sahut Pelatih Ukai.

"Baik!" sahut semuanya.

"Kita memang tidak boleh lengah, tapi roda penggerak kalian sudah tercetak dengan baik karena aku dan Udai-chan selalu memperhatikan semuanya sejak awal, dan sedang saling menyesuaikan diri bersama. Tolong terus sempurnakanlah roda-roda penggerak kalian itu dalam pertandingan kalian kali ini. Dan Udai-chan, mohon bantuannya untuk tetap mengingatkan agar semuanya tidak lengah ya." pinta Takeda-sensei di akhir kepada Hikari.

"Sudah tugasku, Sensei." jawabnya.

"Baik!" sahut anak-anak.

"Hikari-chan, arahanmu tiap malam manjur, ya!" ucap Noya pada gadis itu.

"Padahal aku cuma mengarahkan apa yang kalian pinta loh, Yuu-san." jelas Hikari.

"Justru karena itulah kau bisa membuat permainan kami meningkat sedikit demi sedikit, berkat kau juga kita semua bisa seperti ini. Tanpa kau, kami juga tidak bisa apa-apa, Udai." sahut Daichi yang diikuti oleh senyuman dari seluruh anggota tim, membuat hati Hikari berdegup tentram mendengar dan melihatnya lalu wajahnya merona.

"Tanpa kalian juga aku bisa apa." jawabnya.

"Dan kali ini juga sesuai rencana, kalian tak membiarkan Ace mereka memukul bola secara bebas karena Tsukishima dan Udai sendiri ikut latihan bareng dengannya selama beberapa malam berturut-turut kemarin setiap kali pertandingan usai, jadi mereka juga sudah memberi arahan harus bagaimana untuk menangkal pukulannya. Meskipun dia masih bisa melakukan inner spike itu sih, dan baru Udai yang berhasil menyentuhnya walau posisinya masih tidak tepat. Udai, bagaimana?" tanya sang pelatih di akhir kepada gadis kecil itu.

"Akan ku akali nanti." jawabnya.

"Baiklah, itu semua juga terjadi berkat one touch Tsukishima juga." sambung Pelatih Ukai.

"Oh, baik." sahut Tsukishima.

"Jika kalian bisa terus memblok si nomor 4, kita mungkin bisa menang. Ayo kita lakukan!" ajak beliau bersemangat.

"Baik!"

"Dan sisa yang lainnya serahkan padaku dan juga Yuu-san kalau kalian masih kelimpungan di penjagaan, benarkan, Libero-san?" tanya gadis itu diakhir kepada Nishinoya, membuat sang senior terkekeh geli lalu mencubit batang hidungnya lembut.

"Tentu saja!" sahutnya.

Peluit berbunyi menandakan pertandingan berlanjut, Hikari yang baru saja memutar tubuh setelah menaruh botol minumnya tak sengaja tersandung kakinya sendiri dan tangan jenjang milik Nishinoya langsung meraih bahkan ia juga segera melingkarkan tangan di pinggang kecilnya dengan gesit sebelum tubuh Hikari benar-benar terhempas ke lantai, karena kebetulan sang Libero berada didekatnya.

Hikari termangu sembari mengatupkan bibir dan mengerjapkan mata bening nya sebanyak beberapa kali tanpa ada respon yang berlebihan dengan nafas sedikit tertahan serta detak jantung yang sedikit tak beraturan, tangannya juga secara spontan pun memegang erat lengan Noya yang belum lepas dari pinggangnya sekarang ini, semuanya juga terkejut melihat hal itu.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Where stories live. Discover now