108

1.2K 199 7
                                    

"Ada yang mengganggumu, bukan?" tanyanya, Hikari hanya mengangguk.

"Aku hanya penasaran."

"Soal?"

Hening sesaat sebelum akhirnya Hikari angkat bicara.

"Apa aku harus tetap menahan diri untuk menyerang secara penuh sekaligus mengeluarkan pertahanan penuhku, bahkan menahan semua rencana lainnya yang sudah kita miliki sejak awal sampai kita bertemu tim-tim yang sangat hebat nantinya? Seperti Shiratorizawa. Bahkan jika kita lolos ke Nasional, apa aku harus menunggu sampai saat itu tiba untuk melakukan semua yang ada pada diriku, Yuu-san?" tanyanya pada Nishinoya.

Nishinoya menatapnya sesaat dalam diam sembari mengerjapkan matanya beberapa kali, kemudian seulas senyuman merekah dengan tenang dan lembut di wajahnya, salah satu tangan Nishinoya terurai lalu meraih salah satu pipi chubby Hikari lalu mengelusnya dengan lembut setelah gadis itu mampu merasakan rasa hangat yang menjalar ke pipinya dari telapak tangan Nishinoya yang kini sudah menyentuh lembut pipi tembam dan halus serta empuknya itu.

Sedangkan tangan kanan Nishinoya masih memegang tangan kiri Hikari.

Wajah Hikari menatapnya dalam keadaan sedikit bingung dan sedikit memerah dikedua sudut pipinya, begitupun dengan rona wajah Nishinoya yang sama seperti itu.

"Itu keputusanmu, mau kau tetap menahan diri seperti biasanya karena melakukan penyesuaian mengingat kau juga ingin Shoyo lebih bersinar daripada dirimu lebih dulu atau kau ingin segera melakukannya, semua keputusan itu pada akhirnya tetap berbalik pada dirimu, Hikari-chan. Kau pemegang semua itu, begitupun kami dengan segala yang kami miliki. Jika kau mampu mengatasi semuanya dalam keadaan masih bisa membatasi dirimu sendiri sampai waktunya tiba untuk melakukan semuanya dengan benar, maka lakukanlah. Jika menurutmu kau harus mengerahkan semuanya, maka lakukanlah yang terbaik. Kau selalu menasehati kami agar berusaha sebaik mungkin dengan segenap tenaga serta kemampuan kami, bukan? Hal itu juga berlaku padamu."

Nishinoya menempelkan sesaat keningnya ke area ubun-ubun kepala Hikari tanpa memakan waktu lama mengingat mereka masih ditengah pertandingan saat ini, lalu kembali menatapnya intens.

"Jangan pernah ragu untuk melangkah dengan yakin, Hikari-chan. Kau selalu berkata pada kami untuk jangan pernah ragu, bukan? Lakukanlah yang menurutmu terbaik, itu lebih baik dari pada kau ragu seperti ini."

Kata demi kata yang meluncur dari Nishinoya membuat Hikari kini tersenyum lebar, membuatnya makin sadar apa yang harus dia lakukan saat ini.

Hikari memegang sesaat punggung tangan Nishinoya yang masih menempel pada pipinya lalu menarik tangan tegas milik sang libero, ia kemudian mengangguk paham sembari menyentuh sedikit rambut pirang Nishinoya dengan lembut, membuat hembusan angin lembut serta sentuhannya yang mengenai keningnya pun membuat Noya terkejut karena sejauh ini, ini baru pertama kalinya Hikari menyapu lembut rambutnya seperti itu.

"Terima kasih banyak, Yuu-san!" ucapnya berterima kasih sembari menarik kedua tangannya sebelum semua orang menyadarinya.

Nishinoya terbahak dengan rona bahagianya lalu kembali mengurai tangan dan mengacak-acak surai hitam Hikari dengan gemas, membuat gadis itu langsung memejamkan mata sembari menahan diri sebelum akhirnya dia meneriaki Nishinoya.

"Hentikan mengacak rambutku!" pekiknya.

"Nishinoya!" tegur Daichi.

"Maaf!" ucapnya meminta maaf ditengah derai tawanya yang baru saja akan usai, bahkan ia masih sempat-sempatnya menyentil lembut kening Hikari sebelum melangkah, membuat yang disentil meringis kesakitan sesaat.

"Itta." keluh Hikari.

"Melangkahlah dengan mantap dengan tindakan serta keputusanmu, Hikari-chan." ucapnya kemudian sembari tersenyum sebelum akhirnya melangkah kembali ke posisinya.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Where stories live. Discover now