86

2K 259 15
                                    

Hikari tersenyum kecut, kini Fukurodani sudah mencapai match point nya. Dia sendiri juga bingung harus bagaimana mengarahkan teman-temannya karena dia juga belum melihat hasil latihan dari masing-masing mereka secara keseluruhan sebelum kemari, jadi dia tak tau juga harus berkomentar seperti apa sejauh ini.

Kini semuanya berdiskusi satu sama lain untuk mengakali semuanya secara perlahan dengan semua hasil dari usaha latihan mereka walau harus kalah berkali-kali di latih tanding selama seminggu penuh ini.

Gadis itu menyeka keringatnya sesaat yang baru saja mengalir ke area dagu, kemudian sebuah tangan menyentuh area pelipis dan membantu untuk menyeka keringatnya, membuat gadis itu menoleh dan mendapati Nishinoya yang menyeka keringat yang barusan kembali mengucur itu.

"Kau terlihat kewalahan, Hikari-chan." ucapnya lembut, membuat Hikari hanya bisa membalas ucapannya dengan senyuman.

"Kita sama-sama sedang berusaha bukan, masing-masing dari kita juga sedang kewalahan sekarang, bukan aku sendiri. Tapi aku yakin tak lama lagi kita bisa menyinkronkan semuanya. Aku yakin itu, Yuu-san." balas Hikari yang membiarkan Nishinoya tetap mengelap keringatnya tanpa protes.

Keduanya saling pandang sejenak dengan tatapan keyakinan serta berkembangnya skill mereka, lalu mereka saling tertawa ringan satu sama lain setelah sang libero usai mengelap keringat gadis yang sudah memikat hati dan pikirannya sejak hampir 4 bulan belakangan ini.

Karasuno memang terlihat kacau bagi siapapun yang melihatnya namun tak bisa memahami jika ini adalah langkah awal mereka untuk berkembang, dan yang menyadari awal langkah ini adalah Nekomata-sensei.

Mereka adalah gagak.

Mereka pemakan apa saja.

Tak peduli apakah mereka berada ditengah gunung, ataupun di Kabukicho. Mereka memakan apa saja yang bisa dimakan, dan memanfaatkan siapapun yang lebih kuat dari mereka agar bisa selamat.

Mereka seperti sedang mencoba untuk berkembang dengan cepat.

Dan hal itu benar-benar terjadi secara drastis tanpa disadari oleh siapapun dengan adanya Hikari didalam tim ini yang bisa memberi masukan, penilaian serta arahan secara 100% karena otaknya benar-benar bisa di andalkan, begitupun instingnya.

Kebiasaan pemerhatinya itulah yang membantunya bisa berkembang dan menyeimbangi semuanya yang punya pengalaman bermain daripada dirinya yang masih benar-benar nol.

Permainan kembali berlanjut, Hikari kocar kacir menjaga bola agar bola tetap melambung di udara walau memang kemungkinan besar angka terakhir tak bisa mereka cetak. Namun walaupun begitu, pergerakannya memang tak bisa di pungkiri lagi karena dia sudah terbiasa dan semakin menaikkan tempo kecepatan langkah yang membuatnya memang luar biasa dalam pertahanan serta blok sekalipun.

Spike nya juga tak kalah kuat jika ia mengharuskan melakukan pukulan keras untuk menjebol pertahanan lawan jika merasa terdesak biarpun sejauh ini dia belum berhasil menciptakan block out, lebih tepatnya disengaja.

Namun ya begitulah, mereka gagal. Tsukishima dan Daichi gagal menjaga bola yang di spike oleh Bokuto.

Hikari menyadari sesuatu, Tsukishima belum menunjukkan perkembangan apapun setelah dua minggu berlalu. Dia teringat kembali apa yang mengganggu pikiran si blonde itu, dia belum sempat bertanya ketika malam pertama Tsukishima dan Yamaguchi menginap padahal keduanya belum tidur setelah Yamaguchi terlelap lebih dulu.

Tapi dia tak mau salah sangka.

Kenapa? Aku belum tau jelas apa yang terjadi sampai-sampai dia tidak melakukan latihan sedikitpun sebelum kemari. Jika ini ada sangkut pautnya dengan kakaknya Kei, kenapa dia diam saja? Kenapa dia tetap tak menceritakan apapun padaku padahal dia tau aku akan mendengarkan keluhannya? Aku tak mau memancingnya atau itu akan menyakiti perasaannya. Kenapa, Kei? Batin Hikari sembari menatap nanar kearah si blonde itu tanpa disadari oleh siapapun.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Where stories live. Discover now