13

3.8K 684 45
                                    

Begitu pertandingan kembali dilanjutkan setelah time out pertama dari Seijoh telah usai, Hikari kini tetap pada posisi dan perasaan tenangnya walau tim lawan sudah mengetahui keadaan Kageyama dan Hinata buat sekarang, ia menarik nafas sejenak karena nanti ia akan masuk lapangan, bertepatan dengan hadirnya sosok Oikawa, senior Kageyama di Kitagawa dulu.

Peluit kembali berbunyi, para pemain kembali masuk ke lapangan, Hikari kini merasa jika ia rasanya ingin ngacir ke toilet karena dia mendadak gugup akut dibalik sikap tenangnya.

Yamaguchi yang menyadari jika Hikari memainkan jari jemarinya saat ini perlahan menunduk, mensejajarkan wajahnya tepat disamping wajah Hikari setelah ia mengatur posisi yang pas, membuat gadis itu menolehkan sedikit wajahnya dan menatap lelaki berambut hijau gelap itu dari sudut pandangannya. Membuat ia sedikit terkejut begitupun dengan rona wajah yang muncul sedikit di sudut pipinya. Begitupun Yamaguchi yang wajahnya juga memerah.

"Ya ... Yamaguchi?" tegurnya halus.

"Kau gugup karena harus tukar posisi dengan Ennoshita-san menjelang akhir pertandingan ditambah Seijoh juga memasukkan Oikawa-san nanti, Udai-chan?" tebaknya.

Gadis itu mengulas senyum tipis lalu mengangguk sembari menatap kembali ke arah lapangan.

"Aku kalau gugup langsung mudah dibaca ya? Karena memainkan jari tanganku seperti ini." ucapnya.

"Tapi jika tanganmu tidak diperhatikan, kau justru terlihat sangat tenang sekali, melebihi kami semua padahal kau anggota termuda. Cewek sendiri diantata kami para anak lelaki sebagai pemain di tim putra. Kau bisa berfikir dengan sangat jernih biarpun keadaan terdesak sekalipun ataupun kau belum bahkan tidak mengalami suatu hal, namun kau bisa memperkirakannya dengan baik dan tenang." pujinya.

"Kau memujiku? Seriusan? Takut dibilang ge'er nih kalo aku nggak memastikannya lebih dulu padamu." tanyanya penasaran sembari bercanda, membuat Yamaguchi terkekeh lalu kembali berdiri tegap dimana kedua mata Hikari tetap tak lepas dari wajah Yamaguchi, dimana dia kemudian menepuk kepala gadis itu lalu mengelusnya.

"Aku memang memujimu." balasnya.

"Kalau begitu, terima kasih pujiannya, tuan pinch server." balas Hikari.

Membuat Yamaguchi juga ikut tersipu malu.

Disaat giliran Tsukishima yang mencetak skor, bocah blonde itu mendadak mencari ulah dengan Kageyama.

"Operanmu terlalu akurat, membuatku merinding saja." ucapnya.

"HAH!?" balas Kageyama dengan muka kesal bukan main.

"Bahkan aku bisa mengarahkannya pada kacamatamu jika kau mau!" lanjut Kageyama lagi.

"Astaga ... Duh, gatal pengen neriakin mereka nih sekali-sekali, serius. Pengen pake banget! Tapi kalau bukan berniat buat ngerahasiain jati diri mah mana mau nahan diri begini! Aargh, sial!" keluh Hikari sembari mengacak-acak sedikit rambutnya bete.

Semua yang berada didekatnya terbahak, setelah kedua tangannya turun dengan keadaan rambutnya yang dibiarkan berantakan, Takeda-sensei mengangkat tangannya menuju ke arah kepala Hikari.

"Aku permisi rapi kan rambutmu ya." ujar beliau.

"Ah, aku bisa sendiri, Sensei. Terima kasih tawarannya, nanti juga rapi sendiri terus berantakannya cuma sebentar soalnya rambutku nurut banget mau dibagaimanakan juga. Te— eeeh?" ucapan Hikari terpotong ketika sang guru tak mau mendengarkannya.

"Anak gadis, jangan parah banget perawakan tomboynya." balas Takeda-sensei dengan suara lembut, membuat gadis itu membuang muka sembari memanyunkan bibir.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Where stories live. Discover now