3

205 27 13
                                    


3

Semakin dikejar, semakin jauh.
Kamu!

_______ Rara & Reyhan.

-
-
-
-

Budayakan Votte sebelum mulai membaca!!!!

Lalu beri komentar setelah membaca :)

-
-
-
-
Happy reading 🥀🥀

______

Note : Tinggalkan komentar jika menemukan Typo sekecil apapun ❤️

-
-
-
__________


"Rey.” panggil Rara saat Reyhan tetap fokus ke layar laptop miliknya.

Ya, sekarang Rara tengah berada di rumah orang tua Reyhan.

Tadi Leoni menghubungi dirinya dan mengatakannya bahwa gadis itu tak jadi datang ke rumah Rara.

Katanya ada urusan mendadak, Rara tak masalah, sahabatnya itu memang sosok yang cukup sibuk dibanding dirinya. “Rey! Kalo di panggil itu nengok dong!”

Reyhan tak bergeming, cowok itu seakan menuli dalam sekejap. Rara berdecak sebal lalu memutar bola matanya malas “Apa perlu Allah yang manggil nam-”

“Lo bisa gak sehari aja gak gang-” Reyhan langsung menghentikan ucapannya setelah menengok kebelakang dimana ada Rara yang tengah duduk di sofa sembari memeluk gitar miliknya.

“Lo apain gitar gue?!” suara Reyhan meninggi lalu langsung merebut gitarnya dari tangan Rara.

“Gimana? Cantik ‘kan?” Rara tersenyum lebar sedangkan Reyhan menatap gitarnya dengan menahan emosi.

Reyhan bangkit dari duduknya dengan satu tangan menggenggam gitarnya. Rara mendongakkan kepalanya agar bisa menatap raut wajah Reyhan “Gitar gue kenapa lo gambar-gambar gak jelas kayak gini? Gak puas lo gambar stik drum gue kemaren?!”

“Gak jelas? Ini tuh namanya karya seni tau! Rara gambarnya dengan penuh perasaan, cantik ‘kan?”
Reyhan menghela nafasnya berat lalu menajamkan matanya sekilas, tangannya terulur untuk memijit keningnya geram dengan Rara yang selalu saja menganggu hidupnya.

“Pulang!” ucapnya datar.

Gadis yang menguncir asal rambutnya itu mendelik “Reyhan ngusir Rara? Kok tega?”

“Iya! Gue ngusir lo! Tugas lo cuma sadar diri dan segera pergi dari rumah gue!”

Rara menutup mulutnya terkejut “Ini rumah Rey? Rara kira rumah Om Yanto.” ucapnya lalu membuka kembali mulutnya.

Sungguh, jika membunuh manusia bukan salah satu dosa, maka Reyhan sudah pasti akan melenyapkan gadis bermulut banyak itu “Ra! Pulang sebelum gue makan elo!”

Lagi-lagi Rara menampilkan wajah terkejutnya “Rey! Ya Allah, Rey kanibal? Istighfar Rey!”

Reyhan mengusap wajahnya menggunakan satu tangannya “Ra pulang atau gue seret lo sekarang juga!”

“Rara manusia loh bukan kambing, masa mau di seret.”

“Astaghfirullah Rara! Lo manusia bukan sih!”

Rara tersenyum “Nah gitu dong istighfar jangan bentak-bentak Rara mulu, Rara ‘kan jadi makin cinta sama Rey.”

“Gue makin benci sama lo!”

“Gak papa, Rey gak perlu cinta sama Rara. Cukup Rara aja yang cinta sama Rey.” Rara mengangguk sembari tersenyum kearah Reyhan yang kini semakin ingin membunuh gadis didepannya itu.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now