20

177 18 0
                                    

20

Aku minta maaf kalau suatu hari aku menyerah.

____ Rara & Reyhan

-
-
-
-

Hii,,,
Assalamualaikum
Hari ini Rara & Reyhan update, semoga dapet fell dan maaf kalau kurang menarik

____

Oh iya,
Sebelu membaca silahkan Votte terlebih dahulu ya sahabat ❤️❤️❤️

____

Happy reading 🥀❤️

Typo masih banyak ya, jangan lupa komen di bagian yang terdapat typo.

Terimakasih ❤️

__________________





Istirahat kali ini tak berbeda dengan istirahat kemarin, Rara duduk di samping Leoni dengan dua porsi seblak yang tersaji tepat meja panjang yang bisa untuk enam orang itu.

Suasana kantin juga seperti biasanya, selalu ramai dan sangat berisik. Untung saja tadi sebelum bel istirahat berbunyi kelas yang di huni Rara dan Leoni itu jam kosong, jadi dua manusia gila jajan itu bisa ke kantin lebih dulu dari yang lainnya.

“Minuman sudah datang.” ucap Amar yang memang tadi tengah mengantri untuk membeli minuman.

Cowok itu tak sendirian, ia bersama Vino-si ketua kelas. Sebenarnya Rara dan Leoni sudah membeli minuman, tapi sudah habis lantaran seblak yang tengah mereka makan itu terasa sangat pedas.

“Berapa?” tanya Rara menatap Amar dan Vino bergantian, lalu tangannya terulur untuk mengambil satu cup es teh yang berada tepat didepannya.

“Gak usah, gue traktir.” sahut Vino.

Leoni menggeleng dengan wajah menahan pedas “Beneran lo?” tanyanya.

Vino mengangguk “Iya, santai aja.”

“Ih masa pake uangnya Vino, kasian nanti uangnya habis.”

“Ck, lo lupa siapa bokap dia? Tujuh turunan pun gak akan habis.” timpal Amar lalu terkekeh setelahnya.

Rara berdecak sebal, Rara tau jika Vino anak orang mampu, bahkan sangat mampu.

Ayahnya seorang pengusaha dan ibunya seorang model, jadi wajar jika cowok yang duduk tepat didepan Rara itu tampak sangat berwibawa.

Selain memiliki keluarga kaya raya, Vino juga memiliki otak yang cukup mampu bersaing dengan para murid berprestasi lainnya.

Tak heran jika cowok itu selalu menjadi ketua kelas, bahkan saat SMP cowok itu menjadi ketua OSIS.

“Emangnya pedes banget Ra?”

“Huh? Apanya? Seblak Rara? Iya pedes banget, Rara tadi be-”

Ucapan Rara menggantung saat suara Reyhan tiba-tiba memotong ucapan Rara “Udah tau pedes masih tetep di makan!” potongnya lalu tetap berjalan melewati Rara dan tiga teman Rara.

Reyhan tak sendirian, ia bersama dua sahabatnya. Tian dan Reno berjalan tepat didepan Reyhan. Rara langsung menautkan bibirnya rapat dengan mata yang menatap punggung Reyhan yang semakin menjauh.

Tanpa Rara sadari, bibirnya kini tersenyum membuat Leoni langsung mendorong kepala Rara dari samping.

Akh, sakit Le.” dengus Rara mengelus kepalanya sendiri.

“Gila lo! Senyum-senyum ga jelas!” sahut Leoni menatap tajam kearah Rara yang juga menatapnya. Amar dan Vino hanya diam, mereka tau jika Leoni sangat tak menyukai Reyhan.

Bukan karena suatu masalah dimasa lalu, tapi karena Reyhan terlalu sering menyakiti perasaan sahabatnya. Leoni tak terima itu.

Mata Leoni membulat sempurna saat Rara bangkit dari duduknya “Mau kemana Ra?” tanya Vino menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

“Jangan bilang lo mau nyamperin Reyhan?!” tebak Leoni dengan nada tak suka.

Leoni semakin dibuat kesal saat Rara menganggukkan kepalanya “Ck, Ra! lo tuh cewek. Harusnya cowok yang ngejar cewek bukan cewek yang ngejar cowok. Lo hidup di dunia nyata bukan di dalam novel!”

“Iya Rara tau, tapi mau gimana lagi? Rara cuma cinta sama Rey, Rara gak mau Rey capek ngejar Rara.”

“Lo bisa mencintai dia dalam diam, gak perlu lo berusaha!”

Rara menggelengkan kepalanya “Kalo Rara cuma diam, terus nati kalo ada yang deketin Rey gimana? Harusnya Leoni do’a in yang terbaik buat Rara, bukannya malah nyeramahin Rara.”

“Setiap hari setelah sholat gue do’a in lo yang terbaik, dan menurut gue Reyhan bukan pilihan yang baik buat lo!”

Kali ini Amar yang mengangguk menyetujui ucapan Leoni “Bener kata Leoni, gue tau kalo Reyhan tipikal cowok idaman, tapi gak seharusnya lo ngejar-ngejar dia.”

“Ih Amar ko ikut-ikut ceramah sih! Rara gak suka!”

Seperdetik setelah mengucapkan kalimat itu, Rara langsung membalikkan badannya hendak melangkahkan kakinya.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now