30

143 15 0
                                    


30

Saya memang terlihat baik-baik saja. Karena yang sakit bukan fisik saya, tapi mental saya. Saya harap kalian bisa memahami nya :)

sellaselly12


Assalamualaikum wr wb
Salam manis
Selamat malam semuanya,
Salam sejahtera,

Hihihihi,,,

Malem ini update lagi, Yeay.
Maaf update nya gak teratur. Soalnya kerja, ini juga baru pulang kerja.

Capek sih, tapi mimpi gak akan bisa tergapai jika tak di usahakan bukan?

Xixixi

Langsung baca aja yok!!!

Eisttt,,, sebelum membaca tolong VOTTE dulu yuk, sebagai bentuk apresiasi gitu.

Kalo ga mau juga gapapa juga sih, wkwk.

Semoga suka sama part ini ❤️❤️

Happy reading

Hati-hati, part belum di revisi. Mohon beri komentar jika menemukan Typo dalam bentuk apapun!!!

______

Hari ini, Reyhan benar-benar datang ke rumah Rara. Cowok itu membawa mobil yang jarang sekali ia pakai. Cowok itu sudah duduk di kursi teras, ia tak sendirian, Tian juga ada di sana.

Cowok itu juga duduk di kursi teras.
Mereka tak saling bercakap-cakap, sibuk dengan pikirannya masing-masing. 

Disana juga ada  Rian, cowok yang satu itu tengah bermain ponselnya. Persahabatan yang dulu penuh dengan tawa kini mereka sibuk sendiri-sendiri. Terkadang hidup memang terlihat indah pada waktunya.

Rara tersenyum saat dirinya keluar dari dalam rumahnya. Leoni tak bisa datang, gadis itu ada keperluan keluarga katanya. Rara tak masalah, jikapun tak ada yang mengantar juga gadis itu tak masalah.

“Rara mau ikut mobil siapa?” tanya Linda berjalan melewati Rara.

“Rara ikut saya aja tante.” usul Reyhan.

Linda tersenyum tipis kearah cowok yang memakai kaus polos berwarna kuning dengan jaket denim yang terlihat sangat sosok di pakai Reyhan

“Tante gak keberatan, Rara keberatan gak?” Rara meremas pegangan koper.
Menatap reyhan yang juga menatapnya tajam.

“Rara ikut Rey aja ma, mama gak papa sendirian?”

“Ga-”

“Saya sama Rian ikut tante aja, Rara sama Reyhan biar berdua. Sekalian barangnya biar di mobil Reyhan.”

Tian sebenarnya tak ingin Rara bersama Reyhan hanya berdua saja.

Tapi, ia tau, Reyhan ingin sekali memiliki waktu bersama Rara. Reyhan mungkin ingin melihat Rara dan duduk di tempat dan waktu yang sama dengan Rara.

Ini memang hari terakhir mereka bertemu, karena setelah ini Tian yakin keduanya akan sangat jarang bertatap muka.

Bukan hanya Reyhan saja, Tian dan orang-orang terdekat Rara juga akan sangat sulit bertemu dengan gadis yang memilih untuk hidup sendiri.

Pilihan Rara memang tak ada yang salah, hanya saja sedikit tak logis.
Terlebih, Bandung bukanlah kota yang baik untuk gadis yang suka sekali menggerai rambutnya itu.

“Ya udah, kalian berdua masuk mobil langsung saja. Tante mau ngomong sebentar sama Reyhan.” Linda mengangguk paham.

Tian langsung berjalan kearah mobil milik wanita itu, begitupun Rian yang berjalan mengekor.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now