35

103 9 0
                                    

35

Hai
Assalamualaikum,
Salam sejahtera,
Selamat pagi,

Sebelumnya aku mau minta maaf, karena lama banget gak update. Karna akhir-akhir ini ngerasa capek banget,

Bukan cuma capek badan, kalian juga pasti tau rasanya capek yang bener-bener pengen nyerah.

Selain masalah pribadi, aku juga capek sama masalah kerjaan. Bahkan aku belum libur sama sekali, lembur terus.

Eh, jadi curhat deh, xixixi

Yok langsung baca Rara lagi, jangan lupa votte sebelum membaca. Yang lupa alur, boleh kok tanya-tanya di kolom komentar.

____

Seperti yang di ucapkan Angkasa tadi siang, kini cowok itu benar-benar berada di depan apartemen Rara.

Gadis yang tengah menata rambutnya itu tak memakai banyak riasan, ia hanya memakai bedah tabur dan sedikit lipt tin.

Entah karena Rara memang suka memakai sweater atau hoddie, gadis itu kini juga memakai hoddie berwarna Tosca dan rok yang hanya diatas lutut hingga hampir tak terlihat karena hoddie nya oversize.

Rara memang sengaja tak membiarkan Angkasa masuk kedalam apartemennya, ia hanya membuka pintu saja dan Angkasa juga lebih memilih menunggu Rara di depan dibandingkan harus masuk dan hanya mereka saja yang ada didalam apartemen.

Rara keluar dari apartemennya sembari membawa sebuah tas slempang berukuran kecil, Angkasa menghela nafasnya panjang lalu tersenyum tipis setelah melihat penampilan gadis yang sangat ia cintai itu.

“Angkasa kenapa hela nafas?” tanya Rara.

“Gue pake motor cross Ra, jangan pake rok pendek.”

Gadis yang menggerai rambutnya dan memakai sebuah jepitan rambut yang terlihat sangat manis itu memanyunkan bibirnya tampak sebal, pasalnya ia sudah sangat lama menata dirinya sendiri tadi.

“Terus Rara harus pake rok panjang gitu? Tambah susah nanti naiknya.”

Angkasa terkekeh “Gak pake rok panjang juga Ra, pake celana panjang aja.”

“Rara kalo pake celana gak terlalu PD, keliatan pendek sama gendut nanti.”

“Gak papa, gue tetep suka sama elo kok.”

“Maksudnya.”

“Udah sana gak usah di pikirin, ganti aja.”

Ucapnya sembari mendorong tubuh mungil Rara untuk kembali memasuki apartemennya.

Angkasa hanya terkekeh pelan sembari tersenyum tipis saat melihat ekspreksi Rara tadi.

Angkasa benar-benar sangat mencintai Rara, bahkan saat gadis itu menapilkan wajah kesal saja Angkasa sangat menyukainya.

Sebenarnya, Angkasa tak terllau mementingkan fisik, ia jatuh cinta dengan kepribadian Rara.

Awalnya cowok itu ragu, antara iba atau memang merasa tertarik dengan kepribadian gadis dengan sejuta senyum itu.

Meski begitu, Angkasa berkali-kali melihat Rara menangis sesenggukan tanpa suara sendirian.

Dulu waktu SMP, Angkasa memang bukan anak teladan. Nilainya biasa saja, bahkan ia tipikal murid nakal. Cowok itu sering membolos pelajaran dan memilih tidur di rooftop.

Disana, Rara sering kali menangis sendirian. Bahkan gadis itu sering meluapkan emosinya sendirian.

Angkasa tau, gadis pemilik senyum manis itu memiliki segudang luka.
Angkasa tau, hidup gadis itu tak mudah. Rara adalah murid pindahan dari Bandung dulu waktu SMP.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now