36

91 8 0
                                    

36

Maaf, aku hampir menyerah lagi kali ini.
_____

Assalamualaikum, jodoh orang.
Xixixi,,,

Selamat membaca part 36 cerita Rara & Reyhan.

Maaf ya kalo part ini gak sepanjang part sebelumnya.

Hehe,,, jangan lupa kalo mau baca, votte dulu biar sopan. Hehe,

Yaudah ayo lanjut baca dulu,,,

Happy reading ❤️❤️

____&______







“Ra, gue tau warung pecel ayam. Gimana? Mau gak?” ucapnya mengulangi ucapannya beberapa detik yang lalu.

“Oh, iya terserah Angkasa. Yang penting pecel ayam.”

Cowok itu hanya mengangguk sebagai jawaban, Rara kembali memundurkan wajahnya.

Malam ini, Angkasa sangat bahagia malam ini. Akhirnya ia bisa merasa dekat dengan pujaan hati.

Jujur saja, dari dulu Angkasa ingin sekali dekat dengan Rara. Gadis itu selalu saja sibuk mengejar Reyhan membuat siapa saja tak memiliki kesempatan waktu untuk sekedar berkenalan dengan gadis itu.

Setelah hampir sepuluh menit perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai tepat didepan sebuah warung pecel Ayam.

Rara turun dari motor setelah Angkasa memarkirkan motornya.

Angkasa menerima helm yang diserahkan oleh Rara, cowok itu juga melepaskan helmnya. Stelah itu, Angkasa ikut menyusul Rara yang sudah masuk kedalam warung.

Gadis itu sudah duduk manis sembari memainkan sebuah tissue, Angkasa duduk di samping Rara setelah memesan dua porsi makanan dan dua gelas teh manis.

"Ra, mau main ponsel gue aja?”

Rara mengerutkan keningnya “Huh, kenapa?”

“Lo mau main hp punya gue?”

“Enggak, memangnya kenapa?”

“Daripada main tissue, mending main hp gue aja Ra.”

Rara meringis lalu melepaskan tissue yang tadinya tengah ia mainkan “Enggak, Rara tadi cuma nemu tissue, daripada nganggur mending dibuat mainan.”

“Kotor Rara!”

“Maksudnya bukan tissue habis pakai. Ah, gak tau lah! Pusing jelasinnya.”

Angkasa terkekeh melihat wajah kesal Rara yang sangat menggemaskan baginya “Udah gue pesan Ra, lo teh anget.”

“Iya Rara teh anget. Angkasa disini sama keluarga atau sendirian?”

“Gue sendirian, keluarga masih di Jakarta.”

Rara mengangguk paham, lalu menegakkan tubuhnya, menghadap kearah Angkasa “Angkasa, Rara mau tanya serius sama Angkasa. Angkasa harus jawab jujur ya.”

“Iya, mau tanya apa?”

“Rambut Rara berantakan gak?”.

Jujur saja, ingin sekali Angkasa mencubit pipi gadis didepannya itu. Gadis yang kini menampilkan wajah menggemaskannya itu mengerutkan keningnya menunggu jawaban.

Tangan cowok itu terulur untuk membenarkan rambut Rara yang sedikit semrawut “Udah cantik.” sahut Angkasa saat cowok itu selesai merapihkan rambut gadis itu.

Rara tersenyum manis “Makasih Angkasa.”
“Sama-sama Rara.”

Setelah menunggu hampir sepuluh menit, akhirnya pesanan telah siap.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now