19

157 16 0
                                    


Aku rindu masa dimana aku masih menganggap hidup sangat menyenangkan.


____:)

Warning
Sebelum membaca harus VOTTE!!!

_
_
_
_

typo masih bertebaran ya manteman ♥️🥰

------

Happy reading 🥀🥀

______




“Pagi mama.” sapa Rara saat melihat mamanya tengah duduki salah satu kursi makan sembari mengoleskan roti dengan selai didepannya.

Linda tersenyum manis kearah Rara yang kini duduk di sampingnya.

“Mau susu coklat atau strawbery?”

“Strawbery aja.” Linda langsung bangkit dari duduknya, berjalan menuju kulkas yang berada tak jauh dari dirinya duduk tadi.

Sedangkan Rara mulai menyantap roti yang sudah di siapkan Linda untuknya.

Rara sedikit bahagia pagi ini, selain kaena semalam ia di antara pulan oleh Reyhan, Rara juga bahagia karena mamanya berada di rumah pagi ini dan dapat menemaninya untuk sarapan, bahkan membuatkan sarapan untuk dirinya.

Setelah mengambil susu dari kulkas, hanya beberapa detik. Linda duduk kembali di samping Rara.

Menuangkan susu cair itu ke gelas tepat di depan putri semata wayangnya.

“Semalem berantem sama Bang Rian?”

Pertanyaan Linda sukses membuat Rara diam sejenak, lalu membulatkan matanya setelah merasakan tangan Linda mengelus pucuk kepalanya lembut.

“Anak mama udah gede, kalo ada apa-apa cerita aja sama mama. Mama dengerin kok, jangan di simpen sendiri.”

Rara menatap mata Linda dalam, Linda tersenyum “Masih suka sama Reyhan?”

Bukan hanya Linda saja yang tau akan fakta itu, kedua orang tua Reyhan juga sudah tau. Tapi mereka tak bisa berbuat banyak, Reyhan tak menyukai kehadiran Rara.

Mereka tak bisa memaksakan kehendak Reyhan dengan acara perjodohan konyol dan tak masuk diakal. Rara tak masalah, lagi pula ini tetang perasaan.

Seperti dirinya yang tak suka jika di paksa untuk meninggalkan Reyhan.

Reyhan juga akan tidak suka jika dirinya di paksa untuk menerima Rara, karena pada kenyataannya Rara yang terlalu berharap pada sosok Reyhan. Disini tak ada yang salah dan tak ada yang benar.

Balik lagi, soal perasaan tak ada satupun orang yang mampu merubahnya.

Rara tersenyum kearah Linda lalu mengangguk kecil “Iya, Rara gak bisa benci sama Reyhan.”

“Meski dia ngatain kamu wanita murahan?”

“Bang Rian yang ngomong?” tanya Rara.

Linda mengangguk “Jangan marah sama Bang Rian, dia udah anggep kamu seperti adik. Wajar kalo dia marah sama Reyhan, mama juga marah loh sama dia.”

“Ih jangan dong Ma, Reyhan ‘kan calon menantu mama.”

“Mama yang besarin kamu aja gak pernah loh bentak kamu apalagi ngatain kamu. Mama ga suka sama sifat Reyhan ke kamu.”

“Ma, jangan gitu. Rara suka sama Rey, Rara cinta sama Rey.” sahut Rara.

"Iya mama tau, tapi Reyhan udah keterlaluan! Mama gak suka!"

"Rara tau kok Rey jahat sama Rara, tapi mau gimana lagi? Semakin Rara coba buat benci sama Rey, Rara malah semakin jatuh cinta sama Rey."

Terdengar helaan nafas panjang dari Linda, Rara dapat melihat raut wajah Linda yang sedikit berbeda dari sebelumnya, wanita yang mengenakan kemeja polos berwarna biru muda itu bangkit dari duduknya.

“Habisin makanan kamu, setelah ini mama anterin kamu ke sekolah.” ucapnya lalu langsung bangkit dari duduknya, berjalan meninggalkan ruang makan.

Rara hanya melihat punggung Linda dari dimana ia duduk.

Lalu kembali melanjutkan sarapannya, sebenarnya Rara juga bingung pada dirinya sendiri, kenapa ia tak bisa membenci Reyhan? Padahal cowok itu selalu menyakiti dirinya.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now