14

150 17 12
                                    


14

Maaf karena aku tak bisa membenci dirimu.

_______Rara & Reyhan

-
-
-
-

Assalamualaikum wr wb
Selama pagi,

Hai, semuanya ✋✋
Selamat hari raya idul Fitri ya sayang❤️❤️

Maaf kalo ada salah kata, dan kalimat 😘

BUDAYAKAN Votte sebelum membaca dan comment setelah membaca ❤️❤️

-
-
-
-

Happy reading 🥀🥀

-
-
-
-

Note : Typo masih merajalela segara komentar jika menemukan typo dalam bentuk apapun!!!!

-
-



Jam beker di atas nakas tepat di samping sebuah tempat tidur dimana ada seorang gadis yang masih terlelap itu sedari tadi berdering.

Tak ada tanda-tanda gadis yang masih menyelimuti dirinya menggunakan selimut tebal itu membuka matanya.

Ia hanya sesekali menggerakkan tubuhnya, baru saat ponselnya berdering memenuhi ruang kamarnya ia membuka matanya lebar.

Mengedipkan matanya beberapa kali lalu mendudukkan tubuhnya dengan malas.

Tangannya terulur untuk mengambil ponselnya tepat di samping jam beker yang masih berdering.

“Hallo.” ucapnya dengan nada malas.

“Udah gue duga lo baru bangun! Cepet mandi, dua puluh menit lagi bel! Lo mau-”

Rara langsung mematikan sambungan telepon sepihak saat Leoni masih berbicara.

Gadis itu langsung menyibakkan selimutnya lalu menaruh kemabli ponselnya di samping jam beker yang sudah tak berbunyi lagi.

Berlari memasuki kamar mandi pribadinya, lalu membasuh wajahnya dengan gerakan cepat, bahkan gadis yang tengah menata rambutnya itu tak menyikat giginya dan hanya berkumur saja.

Berkali-kali ia mengutuk dirinya sendiri yang tak bangun saat jam baker miliknya berbunyi. Tak sampai lima menit, Rara telah siap mengenakan seragamnya. 

Tangannya langsung menyambar ranselnya lalu memasukkan beberapa bukunya dengan asal.

“Yang penting bawa buku.” ucapnya cepat-cepat.

Gadis yang menggerai rambutnya itu langsung keluar dari kamarnya, tak perlu ia pamit dengan sang mama.

Wanita itu tak pulang dari kemarin, entahlah Rara tak tau apa yang menyebabkan wanita it tak pulang.

Tangannya langsung menyambar sepasang sepatu yang terletak di rak tepat didepan pintu utama rumahnya.

Rara langsung memakainya dengan cepat-cepat, waktunya tak lama.
Setelah memakai sepatu, Rara langsung keluar dari rumahnya.

Mengunci pintu rumahnya lalu langsung berlari sekuat tenaga setelah menaruhnya di bawah vas seperti biasa.

Beberapa kali Rara menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya, wajahnya tampak cemas.

Ia bahkan tak peduli dengan beberapa orang yang menatapnya heran saat berlari di tepi jalanan.

Setidaknya ia harus berlari beberapa meter untuk sampai di pangkalan ojek atau halte bus.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now