16

154 17 2
                                    


16

Aku jatuh cinta ratusan kali setiap harinya hanya pada satu orang, kamu.

____Rara & Reyhan.

Hei Yo!!

Jangan lupa untuk Votte sebelum membaca dan comment setelah membaca ❤️❤️🥀🥀

-----

Pengumuman !!!

Di Cerita Rara & Reyhan, aku belum Nemu cast yang pass. Mungkin gak aku kasih cast. Jadi berimajinasi lah sesuka kalian, jika perlu. Jadikan dirimu sendiri menjadi peran utama♥️♥️♥️

-
-
-

Happy reading 🥀🥀

______

Note : Segera komentar jika menemukan typo dalam bentuk apapun!!!

Atau, beri komentar suka atau tidak suka dengan cerita Rara & Reyhan♥️♥️

_____

Sepuluh menit yang lalu, bel panjang sudah berbunyi. Leoni sudah pulang sedari tadi dijemput sopirnya.

Leoni juga mengajak Rara tadi, tapi gadis yang kini duduk di sebuah halte itu menolaknya karena rumahnya berbeda arah dengan rumah Leoni.

Rara menghela nafasnya berat, menatap kendaraan yang berlalu lalang. Sebenarnya sudah ada beberapa angkutan umum yang lewat, tapi Rara tetap duduk di sana sendirian.

Kepalanya ia senderkan ke tiang halte, memeluk ranselnya yang ia pangku. Tangannya bergerak untuk menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga.

Kembali menghela nafasnya panjang lalu membenturkan kepalanya ke tiang beberapa kali.

Helm warna biru milik Dimas masih ada padanya, Rara meletakkannya tepat di sampingnya.

Hingga suara bass terdengar menyapa telinga Rara, suara yang membuat gadi situ langsung menegakkan tubuhnya dengan senyum simpul tercetak jelas dibibir mungilnya.

“Punya berapa kepala?” ucapnya.

Mungkin kalimat pendek itu terdengar menyakitkan, tapi bagi Rara tiga kata itu terdengar sangat membuatnya bahagia.

“Rey, kok belum pulang?”

Reyhan memasukkan kedua tangannya kesaku celananya lalu menatap Rara tajam “Kenapa?”

Rara lupa, Reyhan tak suka bas-basi. Lagipula pertanyaanya tak membutuhkan jawaban.

Kini gadis yang tengah menatap Reyhan itu mengkerutkan keningnya heran “Kenapa apanya?”

Jelas, benar-benar terdengar sangat jelas saat Reyhan berdecak sebal.

“Kenapa gak pulang?”

“Gak papa, Rara lagi pengen diluar. Dirumah sepi, gak ada orang.”

Rara sedikit terkejut dengan pergerakan tiba-tiba Reyhan, cowok itu merebut ransel yang sedari tadi Rara peluk, tentu saja Rara bangkit dari duduknya, mendongakkan kepalanya untuk menatap reyhan penuh tanya.

“Ikut gue!” ucapnya langsung melangkah pergi meninggalkan Rara tyang tengah menatapnya tadi.

Dengan cepat-cepat Rara langsung menyambar helm milik Dimas dari tempatnya, lalu langsung berlari kecil mengikuti langkah lebar Reyhan yang berjalan menyebrang jalanan yang tak terlalu ramai.

“Masuk!” perintahnya setelah memasukkan ransel milik gadis yang tengah menahan senyumnya.

Bagaimana tak menahan senyum? Reyhan menyuruh Rara untuk memasuki mobil merah milik cowok itu.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now