17

165 17 8
                                    


17

Sepertinya aku memang gila. Buktinya, aku hanya bisa jatuh cinta padamu disaat kamu hanya bisa membenci diriku.

____Rara & Reyhan.

-
-
-
-
.

Budayakan Votte dan comment ya manteman ♥️🥰❤️🥰🥰

Note: belum di Revisi, tolong segera beri komentar pada bagian yang terdapat typo.
_____

Happy reading 🥀🥀

_____

Menjelang malam, Rara mendudukkan kembali tubuhnya setelah berbaring beberapa menit, tanganya terulur untuk menyalakan lampu yang berapa tepat di samping ranjangnya.

“Baru jam sepuluh.” ucapnya saat matanya melihat jam baker diatas nakas.

Nafasnya ia hembuskan kasar, lalu membuka selimut yang sudah melekat di setengah tubuhnya.

Gadis yang memakai hoddie berwarna orange dan celana trening itu melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya.

Sedikit terkejut saat dirinya melangkah menuju dapur dan ekor matanya menangkap sosok yang cukup ia kenali tengah duduk di sofa ruang tamu.

“Bang Rian? Sejak kapan disini?” tanay Rara melangkah mendekat kearah Rian yang juga menatapnya lalu tersenyum tipis.

“Dari setengah sembilan, kamu udah tidur.”

Rara menggaruk rambutnya yang terurai “Mama mana bang?” tanya Rara lalu duduk di samping Rian yang tengah menatap layar laptop di pangkuannya.

Sudah perihal biasa bagi Rara jika mamanya di antar oleh Rian, Rara percaya pada laki-laki itu. Setidaknya Mamanya lebih aman jika di antar oleh Rian “Lagi mandi kali Ra.”

Rara mengangguk pelan sembari memperhatikan jari-jari Rian menari diatas kyeboard dengan lihai seperti sudah terbiasa.

“Rara gak tidur? Udah jam sepuluh.” tanya Rian tanpa memalingkan wajahnya dari layar laptop.

“Rara kebangun, gak bisa tidur lagi. Laper soalnya.” ucap Rara diakhiri kekehan.

Cowok yang memakai kacamata baca itu menghentikan kegiatannya lalu menatap Rara dengan senyum yang terlihat sangat menawan, lalu mengacak pucuk kepala Rara “Mau makan?”

Rara menganggukkan kepalanya “Iya, padahal udah makan tadi sore.”

Rian terkekeh lalu mengacak rambut gadis yang duduk di sampingnya itu.

“Kamu tuh makan terus tapi gak gemuk-gemuk, pipi doang yang makin lebar.” ucap Rian.

“Biarin, yang penting sehat.”

“Mau nasi goreng gak Ra?”

“Mana?”

Tanpa basa-basi, Rian langsung menutup laptopnya lalu meraih jaket yang ia taruh tepat di sampingnya.

Rara menautkan alisnya bingung “Mau kemana bang?” tanyanya.

Rian melepas kacamata bacanya “Katanya mau nasi goreng, ayo.”

“Rara ikut? Kirain abang yang beli, Rara tunggu disini.” ucap Rara sedikit memajukkan bibirnya kedepan.

“Ikut aja Ra, sekalian di makan di sana.”

“Mama?”
“Dokter Linda udah makan tadi.”

Rara tersenyum, lalu langsung bangkit dari duduknya “Ayo, Rara juga pengen naik motor.”

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now