51

141 9 0
                                    


51

Rara & Reyhan

Sesekali, cobalah untuk egois.

___sellaselly12

Happy reading ❤️


______


Reno meremas secarik kertas yang tergeletak di sebuah meja kecil tepat di samping ranjang yang beberapa jam yang lalu ada seorang gadis yang tertidur di sana. Kini hanya ada sebuah bantal dan selimut yang di lipat rapih di atas ranjang.

Laki-laki itu langsung berjalan cepat, membuang begitu saja kertas yang tadi ia remas, menyambar jaketnya yang ia letakkan di sofa panjang, berjalan cepat keluar ruangan yang didominasi warnah putih itu.

“Hallo, kenapa bang?” tanya seseorang di sebrang telepon.

“Ti, cari Rara sekarang. Dia dalam bahaya!” sahut Reno cepat.

Tian, dia Tian. Satu-satunya cowok yang benar-benar tau siapa Rara. Cowok itu paham apa yang di ucapkan Reno tadi langsung saja mematikan sambungan telepon sepihak tanpa menjawab ucapan Reno.

Sebelum benar-benar meninggalkan rumah sakit. Reno menyempatkan diri untuk bertemu seseorang yang baru beberapa jam yang lalu ia hajar. Siapa lagi jika bukan Reyhan.

Tanpa permisi, Reno masuk kedalam ruang rawat inap Tiara. Reyhan yang duduk di samping ranjang langsung bangkit dari duduknya “Ngap-”

“Rara kabur dari rumah sakit, cari dia kalo lo masih peduli sama Rara. Temenin Tiara kalo lo udah bener-bener rela di tinggal Rara untuk selamanya.”

Reno langsung bergegas, cowok itu benar-benar tak peduli dengan apa yang akan di ucapkan Reyhan. Ia bahkan tak membutuhkan jawaban dari cowok itu. Ia lebih memilih langsung pergi.

Sekarang ini, ia berurusan dengan waktu. Terlambat satu detik maka ia akan kehilangan sosok yang selama ini ingin sekali ia lindungi. Ia yakin, sebuah kalimat perpisahan yang Rara tulis di secarik kertas itu bukan sekedar gurauan.

Terlebih, sudah berkali-kali Rara ingin mengakhiri hidupnya. Gadis itu tak akan takut dengan apa yang akan terjadi di hidupnya yang memang sudah hancur sejah dulu.

“Semuanya, maafin Rara. Rara gak kuat. Mungkin bagi kalian Rara lebay, tapi ini memang sangat menyakitkan. Semuanya punya kapasitas dan apa yang udah menimpa Rara udah di luar kapasitas Rara. Udah waktunya Rara ketemu mama. Jangan lupa bahagia. Semuanya, Rara pamit.”

:)

Reno memijit pangkal hidungnya. Hampir satu jam ia mencari keberadaan Rara. Tapi hasilnya nihil, ia bahkan pergi ke makan Linda, siapa yang tahu jika Rara berada di sana.

Laki-laki itu meremas stir mobilnya, ternyata ia tak sama sekali mengenal Rara, bahkan tempat biasa Rara merenung saja ia tak tau. Ia mengacak rambutnya kesal, ia harus putar otak, memikirkan dimana Rara berada sekarang.

Ponsel yang ada di jok sampingnya berbunyi nyaring, nama Reyhan tertera dengan jelas di sana. Reno langsung menjawab telepon dari Reyhan “Kenapa?” tanya Reno cepat.

Suara sirine ambulan terdengar samar-samar di telinga Reno “Ke rumah sakit sekarang bang.” satu kalimat penderk dari Reyhan mampu membuat jantung Reno berdetak kencang.

Sambungan telepon terputus, laki-laki itu melempar ponselnya kembali keposisinya semula, lalu langsung menjalankan mobilnya. Membelah jalanan kota Jakarta sore itu cukup ramai.

Ia tak peduli dengan keselamatan dirinya, bahkan keselamatan pengendara lain. Ia kalang kabut, mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Bahkan beberapa kali ia di klakson pengendara lain karena mengendarai mobil dengan seenaknya sendiri.

Reyhan pov


Setelah Reno memberi tahu jika Rara kabur dari rumah sakit dan meninggalkan sebuah surat perpisahan. Cowok itu memang tak langsung bergegas karena mamanya melarangnya.

Tentu saja Reyhan membantah, Rara tetap sosok yang sangat penting di hidupnya. Ia tak apan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi hal buruk pada Rara. Rara terlalu berharga untuk dimiliki olehnya.

Ia langsung meluncur ke rumah gadis  itu setelah berdebat panjang dengan mamanya, ia sudah tak peduli lagi jika nnatinya ia tak di anggap anak oleh juga Winda.

Yang dipikirkan Reyhan saat ini adalah Rara, Rara dan Rara. Selain rasa sayang, Reyhan juga merasa sangat bersalah dengan gadis itu. Reyhan menyesal, sungguh. Reyhan tak berbohong.

Ia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, matanya ia edarkan ke trotoar mencari keberadaan gadis yang tengah ia cari saat ini.

Bahkan Reyhan tak peduli dengan beberapa pengendara yang mengumpat padanya. Sekitar lima belas menit lebih, Reyhan baru sampai di depan sebuah rumah yang tampak sunyi.

Angin berhembus sedikit kencang menerpa lehernya sore menjelang malam kala itu. Dengan panik, Reyhan turun dari motornya, melepaskan helmnya lalu ia letakkan di stang motor yang sudah ia parkirkan di garasi rumah Rara.

Kakinya berjalan lebar memasuki rumah dengan wajah penuh kekhawatiran setelah mengetahui pintu utama rumah yang terasa sangat dingin itu tak terkunci “Ra?” panggil Reyhan sembari mengedarkan pandangannya.

Tak ada sahutan, hanya suara detik jam yang terdengar menggema di ruang yang biasa di sebut ruang tamu itu. Reyhan semakin berjalan memasuki rumah yang benar-benar seperti tak ada penghuninya.

Reyhan lagusung berlari cepat memasuki sebuah ruangan yang ia tahu itu adalah kamar tidur gadis yang gemar sekali membohongi semesta dengan senyum manisnya.

Mata Reyhan membulat saat pintu kamar mandi terbuka lebar dengan air yang terlihat membanjiri kamar mandi. Nafasnya semakin sesak saat ada noda darah di pintu kamar mandi.

Matanya memanas saat melihat sosok gadis yang terendam dalam bathub dengan air keran yang menyala. Lengannya mengeluarkan darah tak sedikit. Dengan tubuh gemetar, Reyhan mengangat tubuh dingin Rara.

Wajahnya terlihat sangat pucat dengan kulit yang juga mulai memucat. Tubuhnya sangat dingin, Reyhan langsung berjalan cepat menuju tempat tidur gadis itu.

Meletakkannya perlahan, lalu mengambil ponsel yang ia taruh di saku celananya. Menelfon pihak rumah sakit agar mengirimkan ambulan untuknya, setelah itu cowok yang terlihat sangat panik hingga tak tau harus berbuat apa itu menyobek sebuah seprai berwarna pink milik Rara.

Membalut luka gores, bukan! Bukan luka gores, tapi luka yang sengaja di iris oleh sang pemilik lengan. Nafas Rara terbilang lambat dengan tubuh yang terlihat semakin memucat.

Tangan Reyhan gemetar, entahlah. Biasanya ia tak setakut ini, tapi kali ini ia benar-benar takut. Bukan takut melihat darah, ia takut kehilangan Rara. Takut ia gagal melindungi gadis bermata lebar itu.

Tanpa disadarinya, sedaritadi air matanya mengalir, apakah ia benar-benar akan kehilangan Rara? Jika ia, Reyhan tak sanggup, harinya mungkin hanya tersisa untuk menyesal karena telah gagal dalam segala hal.

Suara sirine ambulance terdengar nyaring di telinga Reyhan, cowok itu langsung bergegas mengangkat tubuh Rara untuk membawanya ke rumah sakit. Semuanya lancar, semuanya sesuai dengan apa yang Reyhan perhitungkan.

Reyhan duduk di sampping Rara, memandangi wajah tenang gadis yang sangat mencintainya. Seorang dokter dan satu orang suster langsung memasang infus untuk Rara. Mereka juga melepas balutan kain yang kini berwarna merah karena darah Rara.

Sepanjang jalan, Reyhan hanya berdo’a kepada sang Kuasa agar memberi kesempatan bagi Rara untuk bahagia. Matanya membulat saat mengingat  Reno yang juga tengah mencari Rara.

Setelah menelfon Reno, Reyhan kembali fokus memandnagi wajah tenang Rara. Terlihat sangat cantik meski tampa polesan make up dan terlihat pucat. Tubuhnya yang basah kuyub di tutupi selimut tebal sebatas dadanya.

Rara seperti tengah tertidur, Reyhan jatuh cinta dengan sosok gadis yang selalu pura-pura kuat itu untuk kesekian kalinya. Reyhan bahkan jatuh cinta dengan Rara sebelum gadis itu menyatakan cintanya terlebih dahulu.

Sekitar hampir duapuluh menit, mereka sampai di rumah sakit, Rara langsung di bawa, Reyhan juga berlari sambil mendorong ranjang dimana Rara berada. Banyak yang menatap Reyhan dengan tatapan yang entah apa artinya.

Kaos berwarna putihnya terdapat banyak noda darah, Reyhan tak menyadarinya. Bukan hanya kaosnya, telapak tangannya juga terdapat banyak darah. Reyhan benar-benar tak peduli dengan tatapan beberapa orang yang berjalan melewatinya.

Reyhan, cowok itu tengah duduk di depan pintu ruangan bertuliskan ICU, tangannya gemetar, meremas jari-jarinya sendiri seblum bangkit dari duduknya saat melihat Reno berlari kearahnya “Gimana Rara?” tanyanya cepat.










Seperti biasa, langsung lanjut part selanjutnya aja ya😘

Sebelum itu, dimohon untuk Vottment!!!!

See you next part

Salman
@sellaselly12

Rara & Reyhan (End)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant