38

88 7 0
                                    

38

“RARA LEPASIN REYHAN BEGO!”

Mata Rara membulat kaget saat suara seorang perempuan menyapa indra pendengarannya dengan jelas, matanya langsung menangkap sosok Leoni yang berjalan cepat dengan wajah menahan emosi kearahnya.

Dengan cepat Leoni menarik jaket denim yang dikenakan oleh Reyhan secara paksa hingga pelukan cowok itu terlepas.

Plak,

Kembali mata Rara membulat tak percaya jika Leoni benar-benar menampar Reyhan tepat di depan Rara “Le! Leoni apa-apaan?!”

Reyhan hanya diam berdiri mematung tepat didepan Leoni, Angkasa menarik lengan Rara agar berdiri tepat di sampingnya “Bangsat banget lo! Gila tau gak Rey!”

“Iya! Gue gila! Puas lo!!”

“Leoni! Rey! Kalian kenapa? Jelasin ke Rara!”

“Diem Ra! Sa, bawa Rara pergi dari sini!” Pinta Leoni tanpa menatap lawan bicara, gadis itu terus menatap tajam kearah Reyhan.

“Enggak! Rara gak mau kemana-mana! Jelain dulu ke Rara, ini ada apa!”

“Kalian berdua yang menyingkir dari sini, kalian gak malu di liatin banyak orang?” ucap Angkasa cepat dengan tangan yang masih memegang lengan Rara erat.

Leoni mengangguk patuh, gadis itu sadar sedari tadi tengah di perhatikan banyak orang “Oke, ikut gue lo Rey!” sentaknya lalu langsung menyeret lengan Reyhan pergi entah kemana.

“Sa, lepasin Rara. Kalo Leoni atau Reyhan kenapa-napa Rara gak bisa maafin diri Rara sendiri!”

Angkasa menggeleng pelan “Enggak Ra, tunggu disini. Mereka udah sama-sama dewasa. Merka tau mana yang harusnya di lakuin dan mana yang seharusnya gak di lakuin Ra. Lo disini, kalo mereka udah selesai, gue yakin mereka bakal kesini lagi.”

“Duduk dulu Ra.” Reyhan menarik kursi tepat di belakang Rara, lalu menyuruh gadis yang masih tampak bingung itu untuk duduk di sana.

Di lain sisih,

Leoni mendorong tubuh Reyhan hingga tubuh cowok itu membentur sebuah tembok tepat di depan kantin kampus. Gadis yang menggerai rambutnya itu menyisir rambutnya kebelakang.

“Apa yang lo pikirin sampe bisa nyusul Rara kesini? Lo gak sayang sama dia?”

Reyhan menggaruk pucuk kepalanya “Le, stop urusin hidup gue dan hidup Rara!”

“Gue satu-satunya sahabat Rara, gue gak akan biarin sahabat gue jatuh ke lubang yang sama.”

“Gue butuh Rara. Gue gak tau harus gimana, gue sayang banget sama dia!”

“Cara elo ngungkapin rasa sayang lo ke Rara gak bikin dia bahagia. Sebaliknya, dia semakin menderita! Dia kuliah disini udah cukup buat mental dia terganggu, dan lo dengan santainya datang setelah Rara bener-bener mau berusaha ngelupain elo?”

Reyhan mengacak rambutnya yang sudah sedikit panjang, karena cowok itu tak benar-benar merawat dirinya.

Ia tersiksa, benar-bebnar tersiksa dengan dirinya sendiri yang tak bisa melupakan sosok Rara.

“Lo tau? Tante Linda kecelakaan, gue kesini mau nyampein itu ke dia. Gue gak tega, gue gak tau harus ngelakuin apa! Gue gak tega sama Rara, cuma tante Linda yang dia punya.” finalnya, Reyhan benar-benar mengucapkan kalimat yang sudah sangat ingin ia katakan dari kemarin.

Setidaknya, sudah tiga hari Reyhan berada di Bandung. Ia selalu mengikuti kemana saja gadis bertubuh mungil itu pergi. Bahkan Reyhan sempat adu jotos dengan Ringgo yang tengah mengikuti gadisnya.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now