8

157 20 29
                                    


8

Aku yakin, hari itu akan tiba. Hari dimana aku berfikir jika mencintai dirimu adalah kesalahan terbesarku.

____Rara & Reyhan

-
-
-
-
-

Budayakan Votte dan comment ya manteman❤️

-
-
______

Happy reading 🥀🥀

________

-
-
-

Note : typo masih bertebaran. Segera beri komentar pada bagian yang terdapat typo agar mudah untuk diperbaiki nanti❤️❤️

_______

.

.

Sabtu pagi, jam masih menunjukkan pukul setengah enam.

Cuaca hari ini cukup terang, matahari sudah tampak mengintip di ufuk timur dengan cahaya yang tampak menawan.

Berdiri menyender di pagar rumahnya sembari memainkan kakinya, Rara langsung tersenyum simpul saat ekor matanya melihat seorang cowok yang berjalan dengan tangan menahan tali yang diikat dileher seekor anjing berukuran sedang berwarna coklat.

Dia Reyhan, seperti dugaan Rara, Reyhan akan jalan-jalan dengan Choko--anjingnya, bahkan Rara rela menunggu hampir setengah jam didepan gerbang rumahnya.

Rara berjalan mengikuti menyamakan dengan langkah kaki Reyhan yang hanya meliriknya sekilas lalu memilih enggan menatap Rara membuat gadis itu mendengus sebal lalu setelahnya tersenyum kembali.

“Choko terus yang diajak jalan-jalan, Rara kapan?”

Menunggu jawaban, Rara mendengus sebal saat Reyhan tak menjawab ucapanya barusan.

“Kalo Rara ngajak ngomong dijawab dong! Rara berasa ngomong sama diri sendiri tau, kaya orang gila.” dengus Rara sebal sambil terus berjalan sedikit cepat untuk menyeimbangkan dengan langkah lebar Reyhan.

Tak ada tanda-tanda Reyhan hendak menjawab, Rara berdecak lalu memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaket berwarna coklat overzise hingga menutupi celana sebatas paha yang gadis itu kenakan.

“Jahat banget gak mau jawab Rara!” dengusnya lagi.

Lagi-lagi Reyhan tak berniat menjawab ucapan gadis yang berjalan seirama dengannya itu, cowok itu seakan menuli dan tak menganggap Rara ada di sampingnya.

Sesekali Rara tersenyum saat berpapasan dengan orang-orang yang ia kenal.

“Rey, Rara laper. Rara gak punya uang. Rey bawa uang gak? Ada tukang bubur ayam tuh, Rara pengen.” kata Rara sembari menatap tukang bubur awam yang berada di sebrang jalan.

Reyhan tetap enggan menjawab, cowok itu bahkan tak merubah ekspreksi wajahnya seakan Rara benar-benar tak terlihat.

Cwok itu terus melangkah cepat tak menghiraukan Rara yang berjalan di sampingnya.

“Rey, mau gak jadi suami Rara nanti?” tanya Rara.

Untuk kesekian kalinya Reyhan diam enggan menjawab pertanyaan gadis bertubuh mungil itu. Rara tersenyum tipis “Kalo Rey gak jawab, Rara anggap Rey setu-”

Ucapan gadis yang mencepol rambutnya asal hingga anak rambutnya berjatuhan itu tak ia teruskan saat Reyhan tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Rara yang juga ikut menghentikan langkahnya itu menatap Reyhan yang juga menatapnya dengan tatapan malas.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now