9

139 20 13
                                    


9

Aku yakin, suatu hari nanti. Kamu akan berfikir bahwa menyia-nyiakan cintaku adalah sebuah penyesalan terbesar dirimu

_____Rara & Reyhan

-
-
-
-

Sayang, tolong BUDAYAKAN Votte sebelum membaca dan comment setelah membaca Ya❤️❤️

-_-
________

-
-

Happy reading 🥀🥀
________

Note : Typo masih bertebaran! Segera beri komentar pada bagian yang terdapat Typo ya❤️❤️

________





Rara melambaikan tangannya dengan senyum simpul dibibirnya saat Dimas berjalan menjauh.

Setelah Dimas berjalan cukup jauh, Rara lansgung membalikkan badanya dan berjalan melewati pagar setinggi tiga meter yang mengelilingi kediamannya.

Rumah yang tampak cukup besar itu selalu terlihat sepi, wajar karena mamanya jarang dirumah dan Rara hampir setiap hari dirumah sendirian.

Jika Rara sekolah, maka tak ada satupun orang dirumah itu.

Gadis yang tadinya hendak membuka kunci rumahnya itu menghentikan gerakannya saat melihat sebuah kertas polos berwarna kuning yang tertempel di knop pintu rumahnya.

Senyumnya langsung mengembang saat melihat tulisan yang sangat ia hafal siapa pemilik tulisan itu.

'Kalo udah balik, kerumah gue! Disuruh mama.'

Rara langsung kembali meletkkan kunci rumahnya di bawah vas setelah membaca satu kalimat yang tertulis rapih di secarik kertas itu. 

Semyum merekah terlihat jelas dibibir gadis yang kini berlari kecil menuju rumah pujaan hatinya, Reyhan.

Tak lama, hanya cukup memkaan waktu kurang dari satu menit, Rara kini telah berdiri didepan sebuah rumah bernuansa biru muda yang sering sekali ia datangi.

Pintu didepannya tertutup rapat, sedikit bingung akan hal itu.

Pasalnya jika Winda--Mama Reyhan dirumah pintu di depan Rara tak akan tertutup rapat.

Tak mau memusingkan diri sendiri, tanpa pikir panjang Rara langsung membuka pintu itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

“Kok sepi?” monolognya terus berjalan pelan memasuki rumah yang memang tampak sangat sepi.

Tak ada satupun orang didalam rumah yang cukup besar itu.

Benar-benar tak ada satupun orang di lantai dasar, Rara berjalan menaiki tangga menuju lantai dua.

Matanya menatap sebuah pintu berwarna coklat didepannya.

Disana, tepat didepan pintu berwarna coklat itu tergantung tulisan yang terlihat sangat jelas

RARA DILARANG MASUK!’

Rara mendengus sebal, padahal sudah berkali-kali Rara membaca tulisan itu tapi tetap saja rasnya menyebalkan.

“Rey?” panggil Rara sembari mengetuk pintu beberapa kali.
Rara tersenyum simpul saat knop pintu didepannya itu bergerak bertanda sang empu hendak keluar.

Seperdetik kemudian, Rey benar-benar keluar dengan rambut basah dan tangan kanannya memegang sebuah handuk yang sepertinya digunakan untuk mengeringkan rambutnya.

Jangan berharap Reyhan bertelanjang dada, karena pada kenyataanya cowok itu sudah memakai kaos oblong berwarna putih dan celana sebatas lutut berwarna hitam.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now