23

141 13 4
                                    

23

Aku akui, aku adalah pembohong publik.

sellaselly12



Assalamualaikum,
Maaf sebelumnya lama banget ga update. Aku ngilang, kalian juga ikut ngilang.

Tapi gapapa, masih bisa semangat kok aku nya.

Btw, jangan lupa Votte dan komentar sebelumnya mulai membaca :)

Salam manis
05.08.21

Happy reading

Semoga suka

.

Jika menemukan typo sekecil apapun harap langsung komen ya:)

______


Dua bulan kemudian,


Hari ini tepat hari perpisahan SMA Tunas Bangsa, Rara sudah siap dengan seragam SMA nya dan sebuah ransel berukuran kecil. Rara juga menggerai rambutnya dan sedikit berdandan.

Gadis bertubuh mungil itu menghampiri mamanya yang tengah duduk di ruang tv sembari menikmati teh hangat buatannya sendiri “Udah siap sayang?” tanyanya saat matanya melihat keberadaan Rara.

Dengan semangat, Rara menganggukkan kepalanya “Iya, mama jadi nganter Rara kan?”

Linda bangkit dari duduknya “Iya dong, nanti ‘kan udah gak bisa nganter kamu lagi.” ucapnya berjalan menghampiri Rara yang berdiri diambang pintu.

“Jangan ngomong gitu, Rara janji bakal sering pulang kok.”

“Ck, jangan sering-sering pulang nanti kamu capek. Kamu fokus kuliah aja, mama bersyukur banget kamu bisa keterima di Universitas yang kamu suka.”

“Itu juga berkat do’a mama.” Rara berjalan dengan tubuh yang dirangkul Linda.

Meski Linda tak sering di rumah, ia tetap merasa khawatir dengan kondisi Rara. Gadis itu memang tampak kuat, tapi Linda tau jika anaknya itu merasa sangat kesepian.

Saat Rara mengatakan jika dirinya ingin berkuliah di Bandung, Linda sedikit terkejut. Pasalnya dari dulu Rara ingin berkuliah di salah satu Universitas di Jakarta agar dekat dengan dirinya.

Linda tak melarang Rara ingin melanjutkan sekolahnya dimana, hanya saja sebagai seorang ibu Linda khawatir kepada Rara.

Kini keduanya telah memasuki mobil, Rara duduk di kursi penumpang sedangkan. Matahari sudah mulai meninggi, jalanan juga tak terlalu padat. Linda menjalankan mobilnya dengan pelan.

“Kamu yakin bisa jauh dari Reyhan?” tanya Linda memecahkan keheningan.

Rara mengangguk tegas “Iya, Rara udah cepek soalnya.”

Linda tersenyum tipis “Mama dukung pilihan kamu, mama yakin kamu bisa. Anak mama udah dewasa.”

“Iya dong, Rara kan anak mama. Masa mamanya hebat anaknya enggak?”

Jujur saja, Linda dan Rara memang tak terlalu akrab. Meski mereka ibu dan anak, masih ada rasa canggung bagi Rara untuk menceritakan isi hatinya. Mungkin karena mereka jarang meluangkan waktu bersama.

Rara tak masalah, setidaknya ia tak benar-benar merasa sendirian. Rara yakin mamanya itu snagat menyayangi dirinya.

Setengah jam perjalanan, kini mobil berwarna silver itu berheti tepat didepan gerbang SMA Tunas bangsa, Rara langsung melepaskan sabuk pengamannya menyalimi Linda lalu mengecup kening wanita itu sekilas.

“Nanti kalau udah pulang langsung telpon mama aja ya Ra.” Rara menganggukan kepalanya sembari tersenyum manis kearah Linda yang jug amenimpali senyumannya.

Sebelum benar-benar menutup pintu mobil Rara melambaikan tangannya kepada Linda, lalu menutupnya dengan sekali dorong.

Linda baru menjalankan kembali mobilnya saat Rara telah memasuki area sekolahnya.

Meski sudah tak pagi lagi, tapi masih banyak siswa-siswi yang baru sampai di sekolah.

Mungkin karena hari ini adalah hari bebas setelah melaksanakan berbagai macam ujian yang sangat melelahkan akhirnya semuanya berakhir hari ini.

Rara tersenyum lebar lalu berlari keil menghampiri Leoni yang tengah berjalan berdampingan dengan Amarudin.

Rara & Reyhan (End)Where stories live. Discover now