52

198 8 0
                                    


52

Rara & Reyhan

Terimakasih sudah menemani hari-hariku, meski tak selamanya. Aku, menikmatinya.

_____sellaselly12

Happy reading

_______

Reyhan, cowok itu tengah duduk di depan pintu ruangan bertuliskan ICU, tangannya gemetar, meremas jari-jarinya sendiri sebelum bangkit dari duduknya saat melihat Reno berlari kearahnya “Gimana Rara?” tanyanya cepat.

Reyhan menggeleng pelan “Gue gak tau, gue gak sanggup dengerin penjelasan dokter tadi. Yang pasti, Rara akan baik-baik aja. Dia perempuan kuat.”

“Sampe dia kenapa-napa, gue gak akan maafin elo Rey.”

Lagi, tanpa sadar, Reyhan menjatuhkan air matanya kembali. Mengusap wajahnya kasar, tak peduli darah Rara menodai wajahnya juga “Gue juga gak akan maafin diri gue sendiri bang.” sahutnya dengan nada lirih.

Reno duduk di kursi tunggu, ia membenturkan kepalanya ke tembok. Sungguh, ia tak bisa berfikir kali ini otaknya benar-benar kosong. Ia langsung bangkit saat seorang dokter keluar dari balik pintu berwarna putih itu “Keluarga pasien?” ucapnya dengan suara rendah.

Reno mendengar penjelasannya, ia bahkan mendnegar dengan jelas satu kalimat yang membuatnya seperti kesambar petir. Tubuhnya lemas tak bertenaga, ia duduk di kursi.

Menatap langit-langit rumah sakit, menahan tangisnya. Setelah mengatakan kalimat yang sangat tak ingin di dengar siapapun, sang dokter pergi begitu saja. Reyhan juga mendengarnya, cowok itu kini tengah berjongkok, menyembunyikan wajahnya di kedua lutut yang ia lipat.

“Bersihin tubuh lo Rey, temuin Rara dalam keadaan bersih. Rara gak suka liat lo kotor gini. Gue tunggu di rumah Rara, pake pakaian terhebat lo Rey. Buat Rara jatuh cinta sama lo untuk terakhir kalinya.”

Cowok yang beberapa kali mengusap air matanya itu mengangguk, berjalan dengan rasa tak karuan. Ternyata kehilangan sosok yang sangat berharga sesakit ini. Reyhan kira Rara akan bertahan seperti sebelumnya.

Reyhan kira Rara selalu bisa menyembuhkan dirinya sendiri seperti biasa, ternyata selama ini dirinya salah mengira. Rara rapuh, Rara lemah, Rara sekuat yang banyak orang lihat. Setelah ini, hari-hari Reyhan hanya berisi hari-hari penuh penyesalan.

:)

Bugh,,

Ini kali kedua Tian meninju perut sahabatnya yang tak melawan sama sekali. Dia Reyhan, mereka berdua tengah berada di sebuah ruang tamu.

“Puas lo?! hah! Sekarang lo bebas, terserah lo mau ngapain! Rara udah gak ada! Udah gak ada orang yang ngelarang elo buat jatuh cinta ke siapapun!”

Reyhan tertunduk di lantai, menatap lantai yang terbilang tak terlalu bersih itu dengan tatapan kosong “Seperti yang gue bilang dulu, sampe Rara kenapa-napa, lo adalah orang pertama yang gue salahin. Gue gak akan maafin elo Rey, kita emang sahabat, tapi maaf gue gak rela orang yang gue cintai pergi untuk selama-lamanya karna elo.”

Reyhan mengangkat kepalanya, menatap tajam kearah Tian “Lo pikir lo doang yang kehilangan Rara? Gue juga! Lo pikir lo doang yang benci sama gue? Gue juga Ti! Gue nyesel karena udah sakitin Rara. Gue kira Rara kuat, dia baik-baik aja beberapa jam yang lalu. Gue gak tau harus gimana Ti, gue nyesel, gue bener-bener nyesel!”

“Anjing lo! Udah berapa kali gue bilang? Kalo penyakit mental gak bisa di liat dari fisik! Siapa yang tau kalo setiap malem Rara berfikir untuk mengakhiri hidupnya?! gak ada yang tau kalo setiap malem Rara nangis sendirian. Yang dia butuhkan bukan gue, bang Reno atau yang lainnya!"

Rian mengacak rambutnya kesal "Yang dia butuhin cuma elo Rey! Cuma elo! Apa susahnya buat balik badan? Seenggaknya say hai dengan senyuman terhebat, sekali aja? Apa susahnya, Anjing!" Ucapnya kesal

Reyhan kembali menunduk “Rara gak butuh siapapun, dia cuma butuh pengakuan dari elo! Cuma itu yang selama ini dia inginkan. Apa susahnya lo mengakui dia?” lanjutan

Angkasa yang sedari tadi berdiri tak jauh dari Tian menghela nafasnya berat “Dengan kalian berantem sampe salah satu dari kalian nyusul Rara, gak bisa buat keadaan membaik. Dewasa dikit sob, gak usah salahin siapapun, relain Rara. Dia udah gak ada, kalo dia liat kalian berantem, dia bakalan sedih.”

“Bukan cuma kalian doang yang sayang sama Rara, banyak yang sayang sama dia. Termasuk gue, tapi kita gak bisa berbuat apapun, pemilik Rara lebih sayang sama dia.!”

Reyhan tertunduk “Tapi, gue gak rela Sa. Gue banyak salah sama dia, kalo ada yang perlu di salahin, itu gue. Gue orang yang tepat buat di jadiin orang yang perlu di salahkan, gue sayang sama Rara.”

“Bodoh anjing!”

Angkasa menahan lengan Tian saat cowok itu hendak menghajar Reyhan kembali “Udah Ti!”

“Tapi, Reyhan itu bodoh banget Sa! Kenapa gak dari dulu dia bilang gitu ke Rara sebelum semua ini terjadi?! Ternyata benar, kematian seseorang lah yang di butuhkan untuk membuat seseorang sadar akan perasaannya!”

Reyhan tak mampu membalas ucapan Tian, cowok itu bungkam dengan pandangan tertunduk. Bibirnya mengeluarkan darah, Reyhan tak peduli. Ia juga tak merasakan sakit, yang ia pikirkan saat ini adalah kesalahannya. Ia menyesal.

Terhitung sudah hampir lima jam Rara meninggalkan dunia. Gadis itu langsung di kebumikan, makamnya tepat di samping makam Linda. Banyak yang datang ke acara pemakaman gadis itu.

Termasuk ayah kandung Rara, meski terlambat, laki-laki itu datang menemui anak kandungnya setelah dua belas tahun tak bertemu. Tentu saja ia snagat menyesal. Ia kira memberikan Rara untuk orang lain membuat gadis itu bahagia, ternyata gadis itu bertambah menderita.

“Rey, temuin bang Reno. Dia punya sesuatu buat elo, dari Rara.” sambungnya setelah hening beberapa saat.

Reyhan menatap Angkasa “Apa gue pantes nerima pemberian dari Rara?” tanyanya.

“Temuin bang Reno, ambil pemberian dari Rara. Setidaknya, cuma itu hal terakhir yang Rara berikan buat lo.” ucap Tian sebelum pergi tanpa pamit.

:)

Akhirnya, part selanjutnya adalah ending ya manteman ❤️

Jangan kecewa, jangan di hujat!

Aku aja gak rela. Hihihi,,,

Langsung votte dan komen ya❤️

See you next part

Salman
@sellaselly12

Rara & Reyhan (End)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon