15

174 15 1
                                    


15

Kalo gak mau ketemu bilang aja gak papa, jangan ngasih alasan tapi perginya sama orang lain. Marah mah enggak, kecewa iya.

______

-
-
-
-

BUDAYAKAN Votte sebelum membaca dan comment setelah membaca ❤️❤️🥀
_____
-
-
-
-
Happy reading 🥀🥀

________

Note : Typo masih merajalela segara komentar jika menemukan typo dalam bentuk apapun!!!!!!

_______






“Habisin!”

Gadis yang tengah duduk di bangkunya itu mendongakkan kepalanya, sekitar lima belas menit yang lalu Rara kembali ke kelasnya setelah beristirahat sejenak di UKS, tentu saj aditemani oleh Leoni, sahabatnya.

Leoni benar-benar merawat Rara, sekarang gadi syang terbilang tomboy itu tengah berada di kantin untuk membeli makanan untuk Rara.

Tak ada yang menyangka jika cowok yang berdiri tegap didepan Rara dengan tatapan tajam itu mengantarkan dua kantung plastik berisi makanan berserta minumannya.

Banyak yang berbisik ria, bahkan bersiul girang melihat peristiwa yang terbilang sangat langka itu. Rara mengerjapkan matanya.

“Buat Rara?” tanyanya.

Reyhan, cowok itu mengusap wajahnya dengan dua tangan.

“Menurut lo?” ucapnya dengan nada ketus.

Seperdetik kemudian, senyum lebar langsung menghiasi bibir pucat itu.

Rara benar-benar bahagia saat ini, apakah Reyhan tergerak hatinya untuk menerima Rara perlahan.

“Gak usah kepedean, gue disuruh tante Linda!”

Senyum itu luntur digantikan dengan mata yang melebar terkejut “Mama tau Rara pingsan?”

“Retorik!” sahutnya ketus.

Rara menggaruk pelipisnya “Rey yang bilang ke mama?”

“Gue sibuk, gak punya waktu buat ngurusin masalah lo! Kalo bukan karena tante Linda yang nyuruh juga gue gak akan mau kesini!”

“Rey jahat banget sih sama Rara, Rara jadi makin cinta deh.” kekeh Rara
.
“Gila lo!” timpalnya lalu langsung pergi begitu saja tanpa pamit terlebih dahulu.

“Rey mau kemana?” jerit Rara.

Reyhan menuli, cowok itu terus melangkah menjauh, Rara tak berniat mengejar.

Tubuhnya masih terasa sangat lelah, padahal Rara ingin sekali pulang dan beristirahat.

Tapi ia urungkan, lebih baik di sekolah dan ditemani Leoni daripada di rumah sendirian. Rara akan lebih merasa sakit. 

“Ngapain si Bangsat kesini?”

Rara lansgung mendelik dan mentaap Leoni yang berdiri hendak duduk di tempatnya dengan sebuah kantung kresek di tangannya.

“Ck, Rey itu calon suami Rara, Leoni gak boleh ngomong kasar ke Rey!”

“Why not? Dia aja perlakuin lo kasar.”

“Rara gak merasa Rey memperlakukan Rara kasar.”

Leoni menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jarinya “Serah lo! Pusing gue, mau sampe kapan pura-pura baik-baik aja kayak gitu?”

“Rara gak pura-pura, kalo Rara sakit Rara pasti bilang sakit. Sekarang Rara baik-baik aja, Rara gak bohong.”

Gadis yang memakai celana trening itu mengangguk.

Rara & Reyhan (End)Onde histórias criam vida. Descubra agora