58. ANAN KABUR

499 58 1
                                    

58. ANAN KABUR

Anan bangkit lagi dari kasur dan berjalan kearah jendela. Ia melihat Tessa yang sudah keluar dari kamarnya. "Saatnya beraksi," gumamnya dengan menatap jendela yang berukuran besar itu.

"Eh, tapi pake apa gue turunnya? Gue kan bukan spiderman yang bisa gelantungan," ujar Anan dengan menatap sekitar untuk mencari ide.

Anan lalu mencari benda untuk dia pakai buat keluar dari empat itu. Ia mengambil tambang dan mengikatnya dijendela, lalu dengan perlahan-lahan turun.

Gadis itu sudah sampai di bawah dan baru dua langkah, ia sudah dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba memanggilnya.

"Anan..." Ia meneguk ludahny susah payah. Bagaimana jika itu adalah Melisa ataukah Tessa? Sial! Rencananya gagal untuk kabur.

Anan terkejut saat melihat orang yang memanggilnya. Ini sudah kalinya mereka bertemu dan saling bertatap langsung. Dia adalah hantu tanpa bola mata yang ada di sekolah.

"Aku akan membantumu keluar dari sini," ucap hantu itu dengan tersenyum. Tapi senyumnya membuat Anan malah takut.

"M-membantuku?" tanyanya kikuk. Melihat Anan yang ketakutan melihat wujudnya, hantu itu pun merubah wujud yang lebih baik agar Anan tidak takut lagi padanya. Bahkan ia sudah memiliki mata lagi.

"Iya. Aku akan membantumu untuk keluar dari sini." Hantu itu langsung menarik lengan Anan.

"Sebenarnya kau ini siapa?" Selama ia bersekolah di SMA tersebut, ia belum tahu nama perempuan yang dulunya bersekolah ditempat ia sekolah.

"Aku Ranjani. Sebelumnya kita pernah bertemu bukan?"

"Iya, dan kau ingin mataku!" jawab Anan cepat ketika mengingat kejadian dimana Ranjani ingin mengambil matanya.

Ranjani tertawa lirih. "Saat itu aku hanya ingin melihat matamu lebih dekat, karna aku suka dengan matamu. Lagi pula jika aku mengingkan matamu, pastinya aku akan mencarimu sampai dapat," jelas Ranjani membuat Anan terbungkam.

Benar juga apa yang hantu itu katakan. Karna sejak saat itu, ia dan Ranjani sudah tidak pernah bertemu lagi.

Tanpa sadar Anan sudah ada di suatu tempat dan sepertinya jauh dari istana.

"Wow! Keren banget atap rumah lo bisa keluar air gitu," seru Anan melihat rumah yang sepertinya milik Ranjani itu mengeluarkan air seperti pancuran.

Ranjani tertawa sambil menepuk jidat Anan. "Itu bukan air Anan, tapi asap cerobong asap.

Ia menyengir seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ohh, pantes gue nyium bau-bau... kayu bakar," sahutnya sambil mengendus.

***

"Cepat! Cari Anan sampai dapat!" kata Melisa ketika mengetahui bahwa Anan telah kabur dari istana.

Para penjaga pun langsung mencari Anan dengan satu kali sentakan dari Melisa.

***

"Alex we have to find Tasya now, (Alex kita harus mencari Tasya sekarang,)" ujar Emely pada Alex. Mereka berdua sudah menunggu kepulangan Anan dari kemarin, tapi gadis itu tak kunjung pulang.

"Where are we going to find it? (Kita mau mencarinya dimana?)"

"Anywhere. Until we can find Tasya and don't let the ghost in the school hurt her. (Dimana saja. Sampai kita bisa menemukan Tasya dan jangan sampai hantu yang ada di sekolah itu melukainya.)

***

Anan kini bersembunyi di tempat Ranjani, karna hantu itu bilang jika ia akan membawa Anan pulang setelah keadaan sekitar rumahnya sudah aman.

Sebab, para penjaga mulai berpencar mencari keberadaan Anan di sekitar rumah. Dan untung saja Ranjani bisa menyembunyikan Anan dari para penjaga itu.

"Aku akan membawamu pulang jika situasi di luar sudah aman yah." Anan mengangguk mengiyakan. Ia harus sabar, demi bisa kabur dari tempat itu.

Bersambung...

Anantasya || Indigo [ REVISI ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat