67. BOHONG

455 51 0
                                    

67. BOHONG


Pagi itu Desi baru selesai mengerjakan ulangan dadakan dari gurunya, hingga ia memilih untuk ke kantin lebih dulu. Sedangkan Fira dan Anan masih menyelesaikan selembar ulangannya sedari tadi.

"Des!" teriak David yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Iya, ada apa?" balas Desi berbalik badan dan mendapati David berlari kearahnya.

"Nanti pulang sekolah, pulang bareng yuk," ajaknya dengan tersenyum tipis.

"Mau sih. Tapi, kalo ketahuan Fira sama Anan, gimana?" Bibirnya mengerucut karna harus pacaran secara diam-diam dengan David.

"Yaudah kalo emang kamu nggak mau!" Ia mendengus kesal membuat Desi merasa tidak enak.

"Eh! Mau kok, mau. Tapi, nanti kita ketemunya di samping sekolah aja yah," ucapnya kikuk.

"Oke kalo gitu. Aku tunggu yah, nanti di samping sekolah." Laki-laki itu kembali berlari menuju kearah kantin bersama beberapa temannya.

Melihat punggungnya yang kian menjauh, Desi memilih untuk ke kantin karna tenggorokannya terasa kering. Ia juga menunggu kedua sahabatnya yang belum juga datang.

"Akhirnya kalian selesai juga," keluh Desi ketika mendapati kedua sahabatnya tiba-toba duduk di sampingnya.

"Sumpah, otak gue udah keluar asap gara-gara soal kimia yang super duper susah itu!" ucap Anan dengan penuh dramatis. Ia melirik minuman dingin yang ada digenggaman Desi, langsung saja ia meminumnya.

"Eh, eh! Itu kan punya gue."

"Yaelah, bagi dikit napa!"

***

Belajar mengajar telah usai, kini semua murid bergegas untuk pulang. "Des, pulang bareng yuk," ajak Anan disusul pula oleh Fira.

Saat itu mereka sudah ada di parkiran, tempat para siswa siswi memarkirkan motornya.

"Emm, gimana yah. Gue udah dijemput sama Nyokap. Next time aja yah," ucap Desi berbohong lagi dengan kedua sahabatnya.

"Dijemput?! Bukannya kemarin lo bilang, kalo nyokap lo pulangnya 4 hari lagi yah," kata Fira heran.

"Eh... maksud gue, dijemput sama kak Nathan." Ia menggerutuki dirinya sendiri. Hampir saja ia ketahuan bohong.

"Ohh, kak Nathan. Yaudah kalo gitu kita duluan yah. Bayy!" Keduanya pergi meninggalkan Desi yang kini menghela napas lega.

***

"Dav!!" teriak Desi dari jauh. Ia mendapati laki-laki itu tengah duduk di atas motornya sembari menatap benda pipihnya.

"Lama banget sih, untung nggak gue tinggalin," balas David agak kesal karna terlalu lama menunggu.

"Iya maaf. Soal-nya tadi ngobrol dulu sama temen aku," ungkapnya jujur.

"Ohh, yaudah kalo gitu naik gih," titahnya dan Desi langsung naik ke motor sport milik David.

Motor melaju dengan kecepatan sedang. Kedua tangan Desi melingkar pada pinggang David dan bertanya. "Emangnya kita mau kemana?"

Anantasya || Indigo [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang