I- Strânïerõ

13.9K 1K 14
                                    

Happy Reading!
~•~

Suatu hari di Kerajaan Edzard yang terkenal makmur apalagi kerajaan itu merupakan kerajaan yang kaya akan tambang berlian dan emasnya. Sudah tak terhitung lagi berapa kekayaan Kerajaan Edzard. Itu semua hasil dari kepemimpinan Raja Edzard VII karena sebelumnya Kerajaan Edzard mengalami kemunduran paling buruk pada abad ini.


"Ayahanda, apakah Ibunda bahagia disana?"tanya Gane kecil yang berada di pangkuan ayahnya dengan memandang langit biru yang cerah di atasnya.

"Pasti Ibumu bahagia karena mengetahui putra kecilnya sudah tumbuh dengan baik hingga saat ini"balas Raja Edzard VII atau Alderon Scheid Edzard, dia sangat merindukan dan masih sangat mencintai mendiang istrinya, Ratu Zarla. Jika kebanyakan Raja memiliki banyak selir, ia tidak memilikinya karena baginya permaisurinya sudah sangat cukup walaupun mendapat banyak tentangan dari banyak pihak yang menyuruhnya mencari selir dan menikah lagi. Toh, sampai sekarang Kerajaan Edzard sama sekali tidak goyah dan malah semakin makmur dibawah kepemimpinannya jadi mereka tak bisa berkelit lagi.

"Sebentar lagi kau akan memasuki akademi, apakah kau sudah siap?"tanya Raja Alderon.

"Siap ayahanda, malah beberapa hari aku sudah berlatih bersama Edward"jawab Gane semangat, bahkan dia menyebut Edward yang menjadi pemimpin prajurit kerajaan. Raja Edzard tidak bisa tidak tersenyum melihat semangat putranya yang menggebu-gebu itu, ia tahu Gane bukanlah anak biasa karena selain dia mewarisi darahnya ia juga mendapat perlindungan langsung dari Dewa dan kelak Gane pasti bisa memerintah kerajaan ini dengan bijaksana. Gane adalah satu-satunya penerus tunggal kerajaan ini atau bisa dibilang putra mahkota.

"Ayahanda yakin kelak kau akan menjadi raja yang sangat hebat, melebihi ayah"

***

Akademi Emirärę disanalah pangeran mahkota menimba ilmu. Disana tak ada perbedaan kasta dan disana para murid yang belajar hanya memanggil dengan nama saja.

"Gane, lihat apa yang kutemukan"ucap Alan yang masuk ke kamar Gane tanpa mengetuk pintu membuat si empunya kamar menoleh tapi tidak terkejut karena sudah terbiasa dengan tingkah sahabatnya sekaligus orang yang sudah dia anggap kakak itu, usianya 3 tahun diatasnya. Alan menunjukkan sebuah buku kuno dengan cover bahasa yang entah tak dimengertinya yang sepertinya umurnya sudah beratus ratus tahun.

"Apa itu dan darimana kau menemukannya?"tanya Gane penasaran.

"Ini buku sihir, katanya hanya keturunan yang berhak saja yang bisa membukanya dan ini kutemukan tadi di perpustakaan"jawab Alan.

"Lalu kau sudah membukanya?"

"Sayangnya bukan aku yang dimaksud, sepertinya kaulah orangnya"

"Benarkah?"tanya Gane sangsi.

"Lihatlah aku tidak bisa membukanya, wah bisa terbuka ternyata tapi isinya kosong percuma saja"ujar Alan setelah mencoba sekuat tenaga dan akhirnya bisa terbuka tapi hanya halaman-halaman kosong tak berisi. Tiba-tiba saja buku itu terbang mendekati Gane, Alan yang melihatnya takjub. Gane memegang buku itu dan dengan mudahnya membukanya. Setelah terbuka buku itu mengeluarkan cahaya silau dan munculah tulisan-tulisan.

"Woah menakjubkan, tapi aku tak bisa membacanya"ucap Alan cemberut.

"Aku bisa"kata Gane, dia melihat lembar demi lembar. Gane tidak mengerti kenapa dia bisa membacanya padahal sama sekali tak pernah belajar bahasa dan huruf ini.

"Berarti benar kaulah yang dimaksud, kau adalah pemilik buku selanjutnya"

"Akan aku bicarakan pada ahli sihir akademi ini besok"balas Gane.

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now