XXV. Penalizare de Accident

3.3K 453 18
                                    

Happy reading!
~•~

"Lihat wajahmu, jelek sekali," ejek Aiden melihat wajah anak sulungnya yang sudah babak belur. Kalau dia tak segera memisahkan Allean dan Alvonzo, mungkin saja mereka berdua sama-sama tengah kritis di ICU rumah sakit, tinggal menunggu siapa yang duluan dipanggil Yang Maha Kuasa. Tentu saja Aiden tak bisa membiarkan hal itu, karena ia tahu dosa mereka sangat banyak, mungkin neraka pun tak akan menerimanya.

Allean hanya melirik sekilas sang ayah yang mengejeknya sejak tadi. Tidak bisakah dia tukar tambah ayah? Yang tidak berisik. Pemuda itu membelokkan mobilnya, melewati belokan terakhir menuju mansion. Ah, Allean sangat tidak sabar ingin segera memeluk adik menggemaskannya itu.

Gerbang besar itu terbuka perlahan.

"Prince!"

Anak dan ayah itu tak bisa berkata-kata melihat penampakan Prince yang tengah menyetir. Memangnya kaki pendek itu bisa menginjak pedal gas? pikir mereka pertama kali. Allean langsung mengerem mobilnya panik. Apakah tidak ada yang menghentikan anak itu?!

Di sisi lain, Prince membelalakkan matanya terkejut dan akhirnya membanting stir ke kiri.

"Aaaaa!!!"

BRAK!!!

"PRINCE!!!"

"TUAN MUDA!!!"

Teriak mereka bersamaan. Bagian depan mobil itu sudah tak berbentuk dan sekarang mengeluarkan asap.

Argon berlari dan mengeluarkan Prince dari mobil. Membopong anak itu menjauh. Ia sedikit bernapas lega karena safety airbag mobil masih menyala, karena memang sangat jarang digunakan karena Argon menyayanginya seperti anak sendiri, setelah ini ingatkan dia untuk membawa anaknya a.k.a mobilnya itu ke bengkel terbaik di kota ini untuk dirawat.

DUARRR!!!

Argon menghembuskan nafas pasrah, tamat sudah mobil tersayangnya. Sudah meledak dan terbakar.

"Kamu tidak apa-apa sayang?" tanya Aiden mengecek keadaan Prince yang sudah direbahkan di sofa ruang tamu. Namun tak ada jawaban dari Prince. Mereka semakin panik ketika dahi anak itu mengeluarkan darah.

"Panggil dokter segera, cepat!" teriak Aiden.

Ekhem

Ternyata itu Aace yang baru saja datang, masih dengan jas putih kebanggaannya. Aace dengan sigap memeriksa Prince dan mengobati lukanya.

"Semuanya normal, dahinya hanya sedikit terbentur."

"Are you sure?"

"Kak Alle meragukan aku?" tanya Aace tak percaya. Dia ini dokter yang memiliki predikat dokter bedah terbaik, mana mungkin diagnosanya salah.

"Lalu kenapa dia tak sadarkan diri?" tanya Aiden. Ia mengelus rambut putranya.

"Itu akibat syok, terkejut karena menabrak tadi."

Aace memang melihat kejadian itu karena mobilnya persis di belakang mobil yang ditumpangi Allean dan Aiden. Padahal biasanya Prince sangat pendiam, sejak terbangun dari koma. Atau jangan-jangan ada kepala Prince yang terbentur saat ada di kediaman Alvonzo? Sepertinya memang adiknya itu perlu dibawa ke rumah sakit untuk di CT-Scan.

Akhirnya Aace dan Argon membawa Prince ke rumah sakit untuk CT-Scan takut-takut memang ada yang tidak beres, mumpung Prince juga sedang tak sadarkan diri. Jika sadar, jelas saja anak itu tak akan mau dibawa ke rumah sakit. Setelah hasilnya keluar, tenyata memang tak ada yang salah dari kepala Prince, semuanya normal.

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now