XXIV. Conducând o Mașină

3.3K 410 14
                                    

Happy reading!
~•~

Setelah menempuh beberapa jam akhirnya sampailah mereka di mansion, kecuali Allean.

Argon melirik sang adik yang kembali tidur membuatnya gemas, akhirnya dia bisa melihat adiknya yang lucu ini. Untung saja Prince mirip mommynya, bukan mirip daddynya. Argon akhirnya memilih menggendong Prince lagi dan menuju ke kamar anak itu.

"Kenapa kamu lucu sekali sih?!" Argon menahan gemas, melihat sang adik yang tertidur dengan bibir sedikit terbuka. Ia mencium pipi Prince berkali-kali. Lelaki 20 tahun itu terkikik sendiri membayangkan wajah Prince mengamuk karena dicium.

"Lo gila ya?" tanya Aace ngeri melihat Argon sudah seperti orang gila yang tertawa sendiri. Hal itu membuat Argon menatap sinis sepupunya.

"Nggak, gue waras! Bilang aja lo iri nggak bisa cium-cium Prince."

"Mending lo taruh Prince ke kamar daripada banyak bacot, kasihan nggak nyaman tidurnya ada di pelukan gorila macam lo."

"Dasar julid."

Setelah Argon pergi, Aace tersenyum lega. Akhirnya sepupu tersayangnya kembali. Dia sendiri tak bisa ikut dalam penggrebekan si bedebah Alvonzo dan pria tua bangkotan itu karena ada jadwal operasi yang tak bisa ditinggalkan. Ia percaya mereka bisa membawa Prince pulang hari ini.

Argon memeluk Prince di kamar, ia masih rindu dengan adiknya sebelum nanti Allean memonopolinya, hingga tak terasa ikut tertidur di sebelah sang adik.

Gane terbangun dari tidurnya, ia melihat ada presensi Argon yang tidur di sampingnya.

Menyingkirkan tangan Argon dan bangkit dari tempat tidur.

Karena sudah lama tak berada di rumah ini, Gane memilih berkeliling rumah. Sampai dia nyasar ke garasi mobil, melihat jajaran mobil mewah koleksi penghuni rumah ini. Pandangannya tertuju pada mobil berwarna biru tua. Penasaran, Gane mendekat dan mencoba membuka pintu dan terbuka. Gane kira mobil ini akan terkunci.

Remaja itu masuk ke dalam mobil dan menutupnya.

"Jadi begini rasanya duduk di kursi pengemudi? So interesting."

Ia melihat jajaran tombol yang ada. Ada banyak tombol yang dia tak tahu apa fungsinya. Iseng, ia menekan salah satu tombol, membuat mobil itu menyala.

Sebuah ide muncul di kepalanya. Mengambil ponsel yang untungnya memang dibawanya dan mengetik di kolom pencarian "cara menyetir mobil xxxx" dan beberapa website dan video bermunculan. Ia tekan salah satu video dan menontonnya selama 5 menit dengan kecepatan 2 kali.

"Aku mengerti sekarang," kata Gane penuh percaya diri, ia melempar ponselnya kebelakang.

Gane memegang stir, menarik pedal dan menekan gas perlahan. Pintu garasi otomatis terbuka karena memang menggunakan sensor.

Mobil biru itu melaju ke arah halaman depan mansion. Pengawal- pengawal yang berjaga terkejut melihat kedatangan mobil itu, setau mereka tidak ada yang akan bepergian lagi setelah ini. Mata mereka seperti akan keluar ketika melihat siapa yang mengemudikan mobil itu.

"Tuan Muda, bahaya. Anda tidak bisa menyetir!" teriak salah satu pengawal. Dalam hati mereka ketar-ketir karena pasti setelah ini akan ada sesuatu yang menanti mereka, apalagi jika tuan muda bungsu mereka kenapa-napa. Sepertinya akan ada kiamat bagi mereka.

Pengawal-pengawal itu berlarian mengejar mobil itu berusaha menghentikan dengan menarik bagian belakang mobil itu dan mengambil alih kemudi. Namun mobil itu tak berhenti barang sedikitpun, karena memang itu mobil sport.

Gane yang berada di dalam mobil terganggu dengan mereka. Ia berdecak kesal, dia kan hanya bermain-main saja! Toh hanya mengendalikan benda besi ini, itu sangat kecil untuknya yang bahkan sudah pernah mengendalikan monster paling ganas yang tinggal di Gunung Berapi. Hatinya tersentil karena dianggap remeh seperti ini.

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now