XLV. de Halls

1.7K 197 1
                                    

Happy reading!

Vote dulu yuk sekarang ⭐
~•~

"Kau ini memang tak berubah, dikasih hati minta jantung."

"Bukankah berpegang pada pendirian itu perlu, Yang Mulia?" Lei bersedekap menatap Gane dengan alis terangkat.

"Diamlah, kau bicara saja dengan batu yang ada disana, dia pasti akan diam mendengarkanmu."

Setelah berbicara itu, Gane menghilang. Meninggalkan Lei yang terkekeh puas karena berhasil menggoda Gane.

"Sungguh lucu sekali."

***

"Jadi Duke Halls mengundang kita untuk datang ke pesta ulang tahun anak bungsunya?"

"Benar Yang Mulia."

"Dasar tak tahu diri," ujar Gane dengan kesal.

"Mungkin ini bisa jadi kesempatan untuk menyelidiki lebih lagi tentang rencana beliau."

"Sebenarnya aku sangat malas datang, tapi ya sudahlah. Kita harus menemukan bukti sebanyak-banyaknya, aku tak mau masalah ini berlarut-larut."

"Baik, Yang Mulia."

Keesokan harinya Gane berangkat ke kediaman Halls dengan kereta kuda.

Perjalanan ini membutuhkan waktu 8 jam lamanya. Gane memandang keluar jendela, tiba-tiba ia teringat dengan kendaraan bermesin canggih seperti mobil dan lainnya. Ia sedikit menyesal karena tak mempelajari tentang hal itu, karena mungkin dia bisa membuatnya disini agar semuanya lebih praktis.

Gane yang terkantuk-kantuk dikejutkan dengan kemunculan makhluk yang muncul duduk dengan santai di hadapannya.

"Sial kau mengagetkanku!"

"Maaf Yang Mulia, saya sengaja." Jawaban menyebalkan Elias tentu saja membuat Gane kesal, dia menghembuskan nafas bersabar. Bisa-bisanya orang ini sekarang menjadi penyihir istananya!

"Kenapa kau kemari?" tanya Gane.

Elias mengendikkan bahunya. "Tidak ada, saya hanya bosan saja."

"Terserah."

Gane kembali merilekskan badannya dan memejamkan mata.

Elias melihat pemuda yang entah berapa tahun lebih muda darinya. Masih tergolong sangat muda dibandingkan penyihir lainnya. Meskipun begitu, kecakapan Elias tak bisa dipandang sebelah mata. Buktinya dia sekarang adalah penyihir terbaik di dataran ini.

Pemuda itu berpindah ke sebelah Gane saat melihat remaja itu hampir terjatuh. Elias menyandarkan kepala Gane dibahunya.

"Istirahatlah," gumam Elias sambil menepuk pelan kepala Gane. Katakan Elias tak sopan, tapi siapa peduli. Entah kenapa saat melihat Gane, rasa ingin melindungi muncul. Padahal Elias tak ada hubungan keluarga atau apapun dengan Gane.

Hari sudah petang, akhirnya mereka tiba di kediaman Duke Halls. Anggota keluarga, prajurit, dan para pelayan pun ikut menyambut kedatangan Gane dan rombongan. Mereka semua membungkuk hormat.

"Hormat saya pada sang Matahari Edzard. Sungguh kehormatan bagi keluarga kami, karena Yang Mulia sampai datang ke kediaman saya yang sempit ini," ujar Duke Halls membungkuk, penuh dengan senyum di wajahnya yang sudah mulai keriput.

"Ya, karena saya diundang," balas Gane singkat.

"Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan anggota keluarga Halls. Ini putra dan putri saya."

"Salam hormat untuk Yang Mulia, perkenalkan saya Cleonial de Halls."

"Saya Irene de Halls Yang Mulia, senang bisa bertemu langsung dengan anda," kata Irene anggun. Gane bisa melihat binar kerlap-kerlip di matanya, ada apa dengan gadis ini? pikirnya.

"Saya sudah menyiapkan tempat peristirahatan untuk Yang Mulia dan rombongan, mari saya antar," ujar Duke Halls.

Gane akhirnya bisa merebahkan badannya di kasur. Ia dalam hati mengutuk Duke Halls karenanya dia harus susah-susah sampai kemari karena masalah sepele seperti ini. Sama saja dia kemari masuk ke kandang singa. Namun tadi yang dia lihat, sikap Duke Halls sama sekali tak mencurigakan. Sungguh sangat pintar sekali dalam memasang topeng. Gane jadi penasaran apakah anak-anak Duke Halls juga ikut andil dalam rencana kudeta ini?

Dia harus mencari tahu nanti. Salah satu caranya adalah berbicara dengan anaknya langsung. Cleon sepertinya bukan tipe yang mudah didekati apalagi Cleon mungkin lebih tua lima atau enam tahun darinya, tapi nanti dia akan mencobanya. Kalau tak bisa ya mau tak mau dia harus berbicara dengan Irene. Sebenarnya tak ada yang salah dengan Irene. Namun, Gane merasa bahwa sepertinya Irene tertarik padanya dan pastinya itu akan sangat merepotkan.

Setelah makan malam tadi Gane langsung kembali ke kamarnya. Sebenarnya sangat bisa dia makan di kamar, toh tak akan ada yang akan melarangnya. Ia sangat malas tapi ingin mengamati gerak-gerik mereka.

Gane melirik Elias yang bersiul santai, berjalan di sisinya. Lelaki menyebalkan di sebelahnya ini kenapa mengikutinya terus? Setiap melihat wajahnya, Gane sedikit kesal karena wajah Elias yang seperti orang berusia sekitar delapan belas tahun. Apalagi dengan ekspresi tengilnya yang selalu ditunjukkan saat bersama dengannya.

"Sana kau pergi! Kenapa mengikutiku terus!"

"Tenang Yang Mulia, niat saya padahal baik ingin mengantar anda. Atau kalau perlu kita tidur bersisian, bagaimana?" Elias menaik-turunkan alisnya.

Gane hanya memandang datar Elias tak berniat menanggapi. Sampai akhirnya Gane mengangkat tangan membentuk kepalan dan membukanya hingga muncul bola api biru.

"Ampun Yang Mulia, saya pergi. Selamat beristirahat dan jangan lupa mimpikan aku."

Sekejap Elias hilang, Gane mendesis jijik mendengar perkataan Elias.

Saat akan ke kamarnya, Gane berpapasan dengan putri bungsu Duke Halls.

"Hormat saya Yang Mulia," sapa Irene  menunduk.

Gane mengangguk sebagi balasan, kenapa ada gadis ini disini?

"Saya akan memandu ke kamar peristirahatan anda."

Gane mengernyit, padahal dia sudah tahu dimana letak kamarnya berada. Pemuda 14 tahun itu mengendikkan bahu acuh.

"Saya sudah menyiapkan kamar baru untuk anda yang lebih nyaman. Ajudan anda juga sudah memindahkan barang anda kemari. Jika ada sesuatu yang anda butuhkan bisa katakan pada saya atau membunyikan lonceng."

"Baiklah, terimakasih."

Gane menutup pintu kamarnya pelan. Entah kenapa ia merasa seperti ada yang aneh.

Ia memutuskan untuk tak berpikir yang aneh-aneh karena tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing. Akhirnya Gane memutuskan untuk langsung tidur saja.

 Akhirnya Gane memutuskan untuk langsung tidur saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

31/03/23

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now