II- Amàrgā vėrdãd

10.1K 893 16
                                    

Happy reading
~•~

"Salam Yang Mulia Pangeran, berkat Edzard selalu bersama anda"ucap Alan yang sebentar lagi akan menjadi panglima ksatria negeri ini menggantikan ayahnya.

"Sudahlah tidak perlu seperti itu, apa yang ingin kau katakan?"tanya Pangeran Gane.

"Izin mengatakan kabar duka Pangeran, Yang Mulia Raja Edzard telah gugur dalam peperangan"

Sontak saja Gane tak bisa menahan keterkejutannya, jantungnya serasa seperti ditikam, hatinya serasa ditusuk ribuan jarum mengetahui ayahandanya telah tiada kenapa bisa secepat ini? Orang yang dia kasihi, orang yang merawatnya sejak kecil sudah tak bersamanya lagi. Gane jatuh terduduk karena tak sanggup menopang raganya lagi. Alan ikut berjongkok di sebelah pangerannya ini dia memeluk Gane menabahkan, saat ini perannya adalah sahabat Gane. Alan yakin sahabatnya itu kuat, namun sekuat-kuatnya pasti jika menyangkut orang yang dikasihi akan runtuh juga. Saat sudah dirasa tenang Gane berdiri dibantu oleh Alan.

"Lalu dimana jasad ayahanda?"tanya Gane dengan wajah datarnya.

"Jasad Yang Mulia Raja sudah berada istana selatan dan maaf saya harus mengatakan ini, para menteri ingin anda segera mengambil keputusan kapan penobatan anda diadakan"jawab Alan menunduk.

Bisa-bisanya mereka memikirkan penobatan secepat ini, tidakkah mereka merasa kehilangan? Oh benar mereka hanya manusia-manusia pencari muka tidak berperasaan yang sialnya berstatus sebagai menteri dan bangsawan. Di kerajaan ini hanya beberapa orang yang Gane percaya, bahkan keluarganya pun hanya beberapa yang termasuk. Kabar buruknya lagi adalah umurnya baru 14 tahun sekarang, pasti akan banyak bangsawan yang menentangnya, memikirkannya saja dia malas tapi dia akan menyingkirkan orang-orang itu.

Gane berjalan menuju istana selatan diikuti Alan dibelakangnya. Sesampainya disana ia melihat jasad Alderon terbujur kaku. Gane melangkah perlahan ke arah Alderon berada, setetes air mata turun dari pelupuk matanya diikuti tetesan-tetesan lainnya tapi tetap berusaha keras untuk tersenyum. Ia menggapai tangan Alderon, dielusnya tangan itu.

"Ayah aku belum sempat membuat ayahanda bahagia maafkan aku ayah, aku janji kelak akan menjadi raja yang baik menggantikan ayah seperti yang ayah inginkan. Ayah pasti sudah bahagia kan disana bersama Ibunda? Kalau ayahanda dan ibunda bahagia aku juga akan ikut berbahagia, tak apa aku sendiri karena putra ayah sudah dewasa sekarang dan bisa menghadapi segalanya sendiri berkat ayah yang mendidik dan membesarkan Gane. Gane selalu menyayangi juga mencintai ayahanda dan ibunda kapanpun dan dimanapun kalian berada dan terimakasih"ujar Gane tersendat-sendat karena menahan tangisnya.

"Bagaimana keadaan di medan perang?"tanya Gane pada Alan saat sudah bisa menguasai dirinya yang ada hanya tatapan datar dan kejam seakan siap menebas musuhnya.

"Pasukan kita semakin menipis dan jika dibiarkan kita akan kalah Yang Mulia"ucap Alan.

"Baiklah Alan, siapkan kuda kita ke medan perang sekarang"ujar Gane berusaha tegar, bagaimanapun dia adalah pangeran yang kelak akan menjadi raja dan dia harus melindungi rakyatnya, Gane tidak mau mereka merasakan apa yang dia rasakan sekarang yaitu kehilangan orang yanh dicintai.

"Tapi Yang Mulia itu akan sangat beresiko, saya mohon masih ada banyak cara lain untuk menyelamatkan kerajaan kita"kata Alan.

"Jangan membantahku Alan keputusanku sudah mutlak lagipula dengan ini aku bisa membalas mereka yang sudah dengan teganya membunuh ayahanda"ujar Gane dingin, dia tersenyum sinis mereka yang telah mengusiknya harus menghadapi kematiannya.

"Oh ya, Alan suruh beberapa prajurit menjaga jasad ayahanda dengan ketat"tambah Gane yang langsung dipatuhi Alan. Alan salut dengan Gane yang sangat tegar, bahkan bisa memutuskan hal yang bijaksana disaat dirinya sendiri telah kehilangan separuh jiwanya. Ia yakin dimasa depan kerajaan ini akan semakin berjaya dibawah kepemimpinan Gane.

"Yang Mulia Pangeran Mahkota Edzard telah tiba!!"

Gane dan Alan beserta beberapa pasukan tambahan datang ke medang perang. Gane menatap miris betapa banyak prajuritnya yang gugur bahkan ayahandanya juga. Gane turun dari kudanya dia menghampiri Xerman selaku panglima perang dan juga ayah dari Alan.

"Hormat saya Yang Mulia Pangeran, maafkan saya yang telah lalai menjaga Yang Mulia Raja anda bisa menghukum saya apapun itu saya terima bahkan jika harus menghadapi kematian"ujar Xerman menunduk dalam, dia tau pangerannya ini sedang berduka karena satu-satunya keluarganya telah meninggalkannya di dunia yang kejam ini dan sekarang malah harus ikut berperang.

"Bangun paman, ini bukan salah paman karena ini sudah takdir yang maha kuasa dan yang harus kita lakukan sekarang adalah mengalahkan musuh agar pengorbanan ayahanda tidak sia-sia"ucap Gane.

Mereka semua berdiskusi tentang strategi perang dibawah kepemimpinan Gane. Tidak ada yang berani membantah saat mereka dipimpin langsung oleh pangeran mereka yang sebentar lagi akan menduduki takhta diusianya yang bisa dibilang sangat belia, bahkan auranya saat ini sangat kuat bahkan bisa dibilang sangat kejam dan gelap melebihi aura Raja Alderon.

"Paman Xerman setelah ini ikut aku sebentar"kata Gane setelah mereka selesai mendiskusikan perang esok hari.

"Baik, Yang Mulia"

"Bagaimana paman tentang penyelidikan Kerajaan Lamour yang tiba-tiba menyerang kita?"tanya Gane langsung pada intinya.

"Sepertinya mereka salah paham tentang kematian tiba-tiba Ratu Elisa beberapa minggu yang lalu dan mereka bilang yang membunuh Ratu Elisa adalah salah satu prajurit kerajaan kita atas perintah Raja Alderon"ujar Xerman.

"Aku yakin ayahanda tidak mungkin melakukan itu semua, pasti ada yang ingin mengadu domba kita"balas Gane geram tangannya mengepal kuat, dia berjanji akan membunuh siapapun itu yang menjadi pelakunya.

"Saya juga meyakini itu Yang Mulia, saat Raja Alderon mengatakan kebenarannya mereka menolak kenyataan itu dan malah menyerang yang mulia Raja dan Raja Alderon yang tidak siap..."

"Cukup paman, aku mengerti kelanjutannya"ucap Gane tidak ingin mendengar kejadiaan memilukan itu.

***

Gane memandang langit-langit tenda yang dia tempati kini. Dia masih tak mengerti dengan Kerajaan Lamour yang bertindak sangat gegabah. Gane tenggelam dalam pikirannya sendiri sampai sebuah suara menyadarkannya. Ia bangun dari posisi tidurnya dan menatap waspada ke sekitar, akhirnya dia memutuskan untuk keluar dengan menggunakan jubahnya. Di luar ternyata sangat sepi, ada beberapa prajurit yang berjaga mata mereka terlihat sangat lelah, lupakan saja dia tak akan mengganggu mereka. Gane mengeluarkan kekuatan sihirnya, ia yakin bahwa orang yang datang mengusiknya, memata-matainya atau apapun itu bukan orang biasa jadi ia menggunakan sihir penetral aroma agar keberadaannya tak disadari orang tersebut.

"Teleportează-te chiar acum" Gane mengucap mantra teleportasi ke dekat orang itu. Dengan secepat kilat Gane berpindah tempat. Saat melihat sosok itu dia membeku dan tak bisa berkata-kata.

"Paman"lirihnya.

"Paman"lirihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Enak ya Gane bisa teleportasi 😂 jadi inget Doraemon yang bisa kemana-mana pake pintu kemana saja 😭

Part-part awal masih ngejelasin ttg kejadian sebelum tragedi, jadi ya begitulah

See you next part 👋

08/09/21

SWITCH PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang