XLI. Søßīré

2.2K 283 9
                                    

Happy reading!
~•~

Gane hanya memandang uluran tangan itu, tanpa berniat membalasnya.

"Sombong!" Kesal Arden.

"Pergi kau!" Usir Gane, dia ini kemari karena ingin mencari ketenangan dan istirahat sejenak dari urusan kerajaan, tapi malah ada orang aneh yang datang dan kenapa juga orang asing bisa masuk kemari?!

"Cih, kau mengusir orang tampan sepertiku. Ya sudah daripada kau terus emosi, lebih baik aku pergi, sampai jumpa adik kecil!"

Orang itu pergi dengan teleportasi. Jelas bukan orang biasa. Entah penyihir atau bangsawan Gane tak peduli, yang jelas dia bukan bangsawan dari kerajaan ini, karena auranya berbeda. Orang ini juga bisa menembus pertahanan istana yang cukup ketat ini.

"Sial! Awas saja dia kembali, tak akan kubiarkan."

***

Pesta penobatan Gane menjadi raja sebentar lagi akan dimulai. Para tamu sudah ramai berdatangan, tentu saja mereka sangat senang dengan acara seperti ini dan tak mau ketinggalan, saling menjilat dan memuji dengan topengnya itulah yang dilakukan para bangsawan. Tidak semua seperti itu, tapi kebanyakan.

Gane mematut dirinya di cermin. Ia bersyukur sudah kembali ke tinggi aslinya, coba saja jika masih ada di raga Prince yang ada dia diejek. Tingginya disini sekitar 181 cm. Saat ini dia mengenakan baju kebesaran khas seorang raja serta jubah merah dan mahkota.

"Salam untuk Sang Matahari Edzard. Maaf, Yang Mulia sudah ditunggu di bawah," ucap Reynold, dia adalah Duke Zachary.

"Baiklah."

"Yang Mulia Raja Zavandhya Ganedrain Edzard memasuki ruangan."

Gane bisa melihat para bangsawan yang tersenyum padanya seakan menyambut, entah itu senyum palsu atau bukan Gane tak peduli.

"Aku ucapkan terima kasih sudah hadir di acara ini. Aku hanya berharap semoga kerajaan kita tetap damai dan semakin maju untuk ke depannya, mari bersulang demi kedamaian negeri ini!"

Gane mengangkat gelasnya, diikuti yang lain.

"Salam untuk Sang Matahari Edzard," ucap Duke Welch, serta istri dan anaknya.

"Saya sangat bersyukur Yang Mulia bisa kembali pulih, bagaimana kabar anda?" kata Duke Welch, disampingnya juga ada istri dan anaknya.

Gane tersenyum tipis, "ya, seperti yang kau lihat."

"Syukurlah, saya mengucapkan selamat atas penobatan Yang Mulia. Semoga Yang Mulia bisa lebih memajukan negeri ini."

"Ya."

"Mohon maaf Yang Mulia perkenalkan ini anak saya, Vivian," kata Duchess Welch, mendorong sedikit anaknya ke depan Gane. Vivian yang merasa diberi kesempatan berbinar, ia tak menyangka akhirnya bisa bertemu langsung dengan sang pangeran mahkota yang dibicarakan seantero negeri ini dan sekarang sudah dinobatkan menjadi raja. Parasnya yang tampan menggetarkan hati para gadis, walaupun usia Vivian yang lebih tua satu tahun, tapi itu tak masalah.

Vivian menunduk anggun.

"Salam saya Yang Mulia Raja."

"Sepertinya Vivian sangat cocok dengan Yang Mulia. Saya yakin Vivian akan menjadi permaisuri yang bijaksana."

Gane tersenyum paksa, ia tahu ada tujuan terselubung disini. Gane bisa melihat Vivian yang dari tadi tersenyum padanya.

"Mohon maaf Yang Mulia, acara selanjutnya akan dimulai," ucap Alan saat menghampiri Gane.

"Maaf, saya harus pergi. Sampai jumpa lagi Duke, Duchess Welch, dan– Vivian."

"Sepertinya putri Duke Welch senang pada anda, Yang Mulia." Alan menggoda rajanya itu, membuat Gane langsung tersenyum pahit.

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now