VI- Încercând să accepte

9.3K 940 34
                                    

Happy reading!
~•~

Argon menjelaskan pada Aace tentang keadaan Prince sesuai apa yang dikatakan dokter tadi.

"Jadi begitu"ucap Aace mengangguk-angguk.

"Tapi yang aneh sikapnya nggak seperti biasanya"

"Aneh gimana?"

"Udah nggak manja, tadi dikasih permen lolli aja nggak mau"

"Ekhem" Gane berdehem, mereka ini berbicara tentang dirinya seakan-akan dia tak ada disana.

"Oh ya ini Kak Aace, dia kakak sepupumu kerjaannya dokter."

Gane mengangguk, dokter itu seperti tabib di kerajaannya.

"Kamu istirahat nanti akan kakak bangunkan saat jam makan siang," ujar Aace.

"Pulang," ucap Gane, entah kenapa ia tidak betah disini padahal tidak ada sesuatu yang mengancamnya.

"Tidak bisa, kamu masih dalam tahap penyembuhan jadi harus menginap beberapa hari lagi disini. Kalau kamu masih tetap ngeyel ingin pulang, lihat apa yang kakak bawa?" kata Aace mengeluarkan sesuatu dari dalam saku dokternya yang ternyata sebuah suntikan.

"Lalu kenapa?" tanya Gane bingung, lagipula itu hanya jarum dia tidak takut bahkan dulu saat latihan pedang tergores beberapa kali merupakan hal biasa baginya. Sedangkan Aace dan Argon melongo mendengar reaksi Gane, padahal biasanya anak itu langsung ketakutan bahkan sampai berniat kabur kala melihat jarum suntik. Lalu hening, Argon dan Gane berpandangan mereka berbicara melalui tatapan. Argon seperti bertanya 'Apakah amnesia bisa merubah sifat sedrastis itu?' lalu dibalas gelengan oleh Aace.

"Kamu tidur sekarang."

Gane hanya diam, tapi tiba-tiba dia mendelik melihat Argon yang naik ke ranjangnya.

"Kak Argon mau apa?"

"Kan kamu mau tidur jadi kakak memelukmu," jawab Argon.

Gane nyaris menjatuhkan rahangnya, apa tadi p-peluk? Dia bergidik ngeri dan mendorong Argon menjauh.

"Aduh Prince!!" teriak Argon, dia meringis merasakan sakit di punggungnya karena jatuh dari ranjang. Aace yang melihat kejadian itupun tertawa.

"Kenapa peluk-peluk segala?! sana pergi!!"

"Biasanya kamu tidak bisa tidur jika tidak dipeluk," ucap Aace setelah mengontrol dirinya.

"Sekarang tidak perlu," kata Gane kesal, bulu kuduknya sampai merinding dibuatnya.

"Makanya tidur kalau tidak mau kakak peluk," ujar Argon.

"Iya iya."

Gane merebahkan diri dan tidur membelakangi mereka. Sekarang Argon dan Aace mengerti bagaimana cara menjinakkan kucing yang mengamuk seperti macan.

***

"Apakah ada orang disini?" teriak Gane, entah dimana dia sekarang tapi yang jelas ini adalah sebuah hutan belantara dan anehnya tidak ada binatang-binatang yang berkeliaran bahkan suaranya pun tak terdengar.

"Halo Gane," sapa seseorang yang mirip dengan dirinya, Gane mendongak karena orang itu duduk di atas pohon.

"Siapa kau?" tanya Gane, dia ikut naik ke atas pohon dan duduk di sebelahnya.

"Aku Prince."

"Lalu kenapa kita ada disini?"

"Aku cuma mau bilang kalau tubuh itu milikmu sekarang," ujar Prince.

"Apa kau tahu kenapa aku bisa menempati tubuhmu? Bagaimana kalau kau kembali dan aku juga kembali ke tubuhku ya walaupun aku tak tahu masih hidup atau tidak"

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now