XXIII. Liber

3.3K 421 0
                                    

Happy reading!
~•~

Jangan tanya kenapa Gane bisa tahu ada manusia yang bernama itu. Apalagi jika bukan karena dia mencari cerita-cerita yang tak masuk akal di dimensi ini, siapa tahu kan Gane bisa menemukan cara untuk kembali. Malah menemukan manusia kanibal.

"Kau salah, aku ini adalah malaikat," ujar Alvonzo.

"Malaikat pencabut nyawa kan pasti."

"Kembalilah duduk, lanjutkan makanmu."

Gane kembali duduk, hanya saja ia pindah ke tempat duduk yang paling jauh dari Alvonzo.

Setelah ini Gane akan bersemedi untuk memeriksa kekuatannya. Apakah saat kekuatannya keluar benar-benar nyata ataukah hanya halusinasinya.

"Aku selesai."

Gane kembali ke kamarnya tanpa membiarkan Alvonzo menanggapinya. Keluarga Prince kenapa masih belum menemukannya sih? Tidak mungkin kan mereka selama ini dalam menemukannya, sungguh tak habis pikir.

Remaja itu kini tengah duduk bersila dengan tangan di atas lutut. Mencoba memfokuskan pikirannya. Namun entah kenapa dia tak bisa fokus sama sekali.

"Harusnya cara ini berhasil."

Gane mengambil nafas dalam, tangannya membentuk kepalan lalu diarahkannya ke dinding, tapi nihil kekuatannya tak mau keluar. Atau yang dilihatnya kemarin hanya halusinasinya saja?

Menyerah, Gane melempar dirinya ke kasur.

"Apa aku sudah tidak waras ya?" gumamnya pada diri sendiri.

Tiba-tiba Gane seperti mendengar suara tembakan. Sepertinya suasana di luar sedang kacau. Saat Gane akan membuka pintu kamar, pintu itu terlebih dahulu terbuka dari luar, nampaklah Alvonzo dengan nafas terengah.

"Apa yang terjadi?" tanya Gane.

"Lebih baik kau ikut aku sekarang."

"Kemana?"

"Kenapa kau mendadak jadi cerewet seperti ini?" Alvonzo berdecak sebal, ia menarik Gane yang memasang wajah penuh curiga padanya. Akhirnya Alvonzo menarik paksa Gane hingga sampai di gerbang belakang.

"Kau pikir aku sebodoh itu ha, membiarkan kalian membawa adikku lagi?" ujar sebuah suara yang ternyata adalah Allean. Gane membulat melihatnya, setelah sekian lama akhirnya keluarganya datang juga.

"Ternyata pahlawan kesiangan sudah datang rupanya," balas Alvonzo dengan smirknya.

Gane berusaha melepaskan tangan Alvonzo, tapi tak bisa karena saat ini pemuda itu malah mencengkram pergelangan tangannya dengan kuat.

"Lepaskan adikku sialan!"

"Dia sudah bukan adikmu lagi."

"Beraninya kau bicara seperti itu!"

Anak buah Allean yang merasa ini situasi yang tepat untuk menyerang pun langsung bergerak maju akan menyerang Alvonzo.

"Beraninya kalian keroyokan, bagaimana kalau satu lawang satu, aku dan kau?"

"Aku tidak ada waktu meladeni bedebah tidak berguna sepertimu."

Alvonzo terlihat mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Baiklah kalau begitu, bagaimana jika pisau ini menggores leher adik manis ini." Alvonzo mengunci Gane dan mengarahkan pisau lipat itu ke leher Gane.

"Baiklah, aku ladeni tawaranmu jangan kau lukai adikku."

Alvonzo melepaskan Gane dan menyerahkannya pada sang bawahan yang baru saja datang.

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now