XVI. Furiş

5.5K 592 4
                                    

Happy reading!!!
~•~

Gane sedang berkutat dengan laptop yang kemarin dia temukan di lemari baju saat akan mencari kalungnya. Entah dorongan dari mana ia reflek mengambil benda itu dan menghidupkannya. Gane melihat ke arah CCTV yang ada di kamarnya yang sudah tak menyala lagi sejak ia menghidupkan laptop ini. Ternyata di dalam laptopnya banyak terdapat file-file berharga. Tadi saja saat menghidupkannya ia sedikit kesulitan karena membutuhkan kata sandi dan beberapa kode rumit yang mungkin orang awam tak bisa memecahkannya. Gane menelusuri file-file yang ada hingga matanya melihat sebuah folder yang tersembunyi dan bernama aneh. Ia meng klik folder itu dan keluarlah data-data perusahaan.

Ia memperhatikan satu persatu file yang ada dalam folder itu. Setelah lama mengamati akhirnya dia mendapat satu kesimpulan, apalagi kalau bukan perusahaan milik Prince sendiri. Karena tidak mungkin ini milik keluarga Prince karena seingatnya namanya bukan ini, disini tertera GPrincorp. Gane membuka ponselnya dan mengetik di kolom pencarian tentang perusahaan itu. Setelah ditelusuri ternyata itu adalah perusahaan IT kelas dunia yang mengembangkan kecerdasan buatan. Pantas saja CCTV di kamar ini langsung mati, tidak mengherankan pasti Prince sengaja melakukan hal ini untum berjaga-jaga dan artinya keluarganya sama sekali tidak tahu menahu tentang hal ini. Dia dibuat takjub, lalu yang menjadi masalahnya adalah bagaimana jika tebakannya benar? Bagaimana cara ia meneruskannya? Memikirkannya saja sudah membuat kepalanya pening. Di dalam folder tadi juga terdapat kontak darurat. Gane juga tidak tahu dimana ponsel Prince disimpan karena yang diberikan padanya saat itu adalah ponsel baru. Kemudian dimasukkannya salah satu nomor itu, nada sambung terdengar.

"Halo?"

"Halo, apa benar ini dengan Finn?"

"Kodenya?"

"P1N8XZ," balas Gane dengan asal karena tentu saja ia tidak tahu.

"Prince?! Where are you?! I'm waiting for you."

"Maaf tapi saya lupa ingatan dan tak sengaja menemukan laptop dan membuka folder berisi file GPrincorp."

"I'm forget, kamu amnesia. Santai saja, panggil aku abang. Akan kujelaskan saat kita bertemu, tapi tidak dalam waktu dekat ini. Namun yang perlu kamu tahu, perusahaanmu aman di tanganku."

"Jadi benar itu perusahaanku?!"

"Yes, Prince, I'll call you again soon. See you."

Gane menghela napas mengetahui kenyataan itu, baiklah kalau begitu ia akan berusaha keras meneruskan apa yang sudah dibangun pemilik tubuh ini.

Ceklek

"Kamu kenapa?" tanya Argon yang melihat adiknya itu bahkan tak sadar saat ia masuk karena asik dengan acara melamunnya. Namun nihil Prince tak bereaksi apapun, ia menepuk pipi adiknya itu akhirnya Prince sadar akan presensinya dan memandangnya dengan tatapan terkejut.

"Ada apa sama kamu?" tanya Argon lagi.

"Aku tidak apa-apa kak, hanya bosan."

Argon mengelus rambut Prince, ia mengerti perasaan adiknya itu. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena ini juga akibatnya karena melanggar peraturan yang dibuat.

"Mau ke taman belakang?"

Gane menoleh menatap Argon kemudian mengangguk. Sebenarnya ia ingin keluar dari sini tapi tidak mungkin. Untung saja tadi sebelum Argon datang dia sudah mengembalikan laptop tadi ke tempat semula.

Argon menggendong Prince ala koala. Membuat anak itu membulatkan matanya terkejut lalu memberontak.

"Diam atau kamu jatuh," balas Argon. Kakaknya yang satu ini memiliki dua sifat yang berlawanan yaitu tegas dan jahil. Sudah seperti dua kepribadian saja. Ia kesal karena tingginya yang menciut dan badannya yang agak kurus walaupun wajahnya sama karena bisa-bisanya mereka seenaknya menggendongnya seperti monyet. Kalau dipikir-pikir berarti sama saja ia memiliki kembaran yah walaupun berbeda dimensi.

Tak lama kemudian mereka sampai, Argon mendudukkan Prince di salah satu bangku kemudian ikut duduk di sebelah adiknya. Mereka memandangi bunga-bunga yang sedang bermekaran. Banyak sekali jenis bunga dan tanaman yang ada disini. Lalu di tengah taman juga terdapat air mancur dan di bagian pojok juga terdapat kolam ikan. Ngomong-ngomong tentang ikan, ia sedikit takut dengan hewan itu. Entahlah mungkin karena badan mereka yang bersisik dan kenyal, membayangkannya saja ia sudah merinding.

"Kak aku ingin ke perpustakaan saja," ujar Gane pada Argon.

"Kenapa? Kita baru sebentar disini, bukankah taman bunga itu indah?"

"Iya memang indah, tapi aku tiba-tiba ingin membaca buku."

"Baiklah."

Saat Argon ingin menggendongnya, Gane langsung menolak.

"Aku bisa jalan sendiri," kata Gane yang jengkel.

"Iya-iya," balas Argon tapi tangannya tak tinggal diam. Ia menggandeng tangan Prince seakan jika dilepas, anak itu akan hilang.

Sesampainya disana, Gane langsung menuju ke arah rak buku yang dia inginkan. Sedangkan Argon mengikuti saja.

"Kak," panggil Gane.

"Ya?"

"Perusahaan daddy, perusahaan di bidang apa?"

"Pertambangan dan konstruksi," jawab Argon yang dibalas Gane dengan anggukan. Karena tak mendapat buku yang diinginkannya akhirnya Gane menarik asal salah satu buku, kemudian duduk di salah satu bangku yang memang dikhususkan untuk membaca.

Seperti biasa, Argon duduk di samping Gane. Selagi tidak ada kedua kakaknya ia akan memonopoli Gane untuk dirinya sendiri.

Gane fokus dengan bacaannya. Wajah serius itu membuat Argon mengecup pipi adiknya.

"Kenapa kakak menciumku?!"

"Karena kakak gemas."

Hal itu membuat Gane memutar bola matanya, sudahlah ia hiraukan apa yang dilakukan Argon. Dia membaca kata demi kata buku itu. Buku yang dibacanya ini tentang hacker atau peretas. Tiba-tiba seperti ada sebuah lampu yang muncul di atas kepalanya, ia memiliki ide bagus. Saking seriusnya membaca, Gane merasa tubuhnya melayang kemudian jatuh di pangkuan seseorang. Siapa lagi jika bukan Alle.

"Kenapa serius sekali, hm?"

"Kenapa serius sekali, hm?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Don't forget to vote and comment ✨

See ya!

💙💙💙

22/03/22

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now