LII. END

2.9K 226 12
                                    

Happy reading!
~•~

Satu tahun telah berlalu.

Gane tengah duduk bersantai di taman istana kekaisaran. Dia sudah tak menjabat menjadi raja lagi. Ia sudah memutuskan untuk memberikan tahta pada Grand Duke. Ia sudah memikirkan hal itu matang-matang. Kemampuan Grand Duke dalam memimpin juga tak main-main. Mungkin hampir sama dengan Raja Edzard VI.

Gane juga berpikir jika Grand Duke bisa lebih dewasa dalam mengatasi masalah dibanding dengan dirinya. Juga, Grand Duke yang merupakan kakak kandung dari Raja Edzard VI. Dulu Grand Duke tidak ingin sama sekali meneruskan tahta karena ia tak ingin ada pertumpahan darah. Maka dari itu dia memilih menjadi Grand Duke saja.

Apalagi fakta bahwa ternyata Raja Edzard VI alias ayah tirinya, alias pamannya juga tahu bahwa sebenarnya dia juga bukan anak kandung pria itu. Entah alasannya apa, Gane tak bisa marah dan dia mencoba melupakan fakta bahwa ayahandanya menyembunyikan fakta ini dan tetap menganggapnya anak, juga tak berusaha mengembalikannya pada keluarga kandungnya. Mungkin itu juga salah satu bentuk kesedihan pria paruh baya itu. Gane juga tetap berterimakasih karena ayahandanya sudah merawatnya dengan baik, Gane juga meminta pada Helios agar tak memperpanjang masalah ini karena bagaimana pun juga yang bersangkutan sudah tak ada di dunia ini. Biarkan mereka tenang di alam sana.

Tentu saja Gane juga sudah pindah, tinggal di istana Kekaisaran Xillain. Ia ingin membayar waktunya bersama dengan keluarga kandungnya. Dia juga sudah diperkenalkan sebagai pangeran ketiga Kekaisaran Xillain kepada para bangswan lain juga rakyat Xillain.

"Ini kakak buatkan mahkota daun untukmu. Nah sekarang kau sudah terlihat seperti pangeran sungguhan."

Gane menatap datar Arden yang memasangkan mahkota dari rangkaian daun di kepalanya.

"Memangnya aku tak terlihat seperti pangeran?"

"Tidak kau terlihat seperti raja, raja di hatiku."

Gane pura-pura muntah. Sungguh menggelikan sekali. Dosa apa dia punya saudara seperti ini?

"Hatiku sakit ditolak seperti ini."

"Jangan lebay, dasar pangeran sesat," kata Elias yang duduk di atas pohon tepat di atas mereka."

"Diam kau penyihir!"

Saat Elias dan Arden adu mulut. Reeve datang dengan tangan memegang pedang dan bajunya yang sedikit basah karena keringat. Lelaki itu baru saja selesai berlatih pedang dengan panglima kekaisaran.

Reeve langsung duduk di samping Gane dan merangkul sang adik.

"Kak Reeve bau! Jauh-jauh!!!"

Reeve tak mengindahkan ucapan Gane dan malah menciumi Gane.

"Salah siapa kau begitu menggemaskan, rasanya aku ingin selalu membawamu dan menyimpanmu di kantongku," kata Reeve tersenyum melihat ekspresi Gane yang cemberut. Pemuda itu senang, seiring berjalannya waktu mereka menjadi dekat layaknya saudara kandung. Keluarga mereka juga menjadi lebih harmonis dari sebelumnya.

Kaisar Helios yang sebelumnya sering menghabiskan waktu di gunung berburu monster ataupun mencari pekerjaan di luar karena terus teringat tentang mendiang istri dan anaknya. Sedangkan Reeve yang memang sudah sah menjadi penerus tahta selanjutnya hanya bisa fokus belajar dan berlatih demi bisa menjadi Kaisar yang layak di masa depan. Sedangkan Arden yang suka berkelana karena merasa kesepian.

Kini mereka semua selalu berkumpul dan selalu berbincang di sore hari di taman setelah itu makan malam bersama.

Elias juga yang sudah menjadi penyihir utama kekaisaran pun ikut dalam interaksi mereka.

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now