VIII- În ceață

7.7K 828 24
                                    

Happy reading!
~•~

"Kak Alle"

"Bukannya kakak sibuk?" ujar Argon heran, karena setahunya jadwal kakaknya itu selalu penuh, apalagi semenjak Gane koma Alle menambah jadwalnya untuk mengalihkan pikirannya.

"Sekali-kali aku juga ingin libur, memangnya hanya kalian saja yang boleh?"

"Peace kak." kata Argon.

"Kenapa kita jadi berkumpul semua disini sih," ujar Gane, namun matanya masih menjelajahi isi buku.

"Bukankah itu bagus? Jarang-jarang kita seperti ini," balas Alle.

Padahal Gane tadi berniat mengusir Argon dan Aace agar ia bisa membaca dengan tenang, tetapi malah datang satu lagi pengganggu. Tiba-tiba Gane ingin keluar dari sini, siapa tahu dengan melihat dunia luar ia bisa menemukan cara atau jawaban atas keberadaannya disini.

"Aku ingin keluar," kata Gane, membuat ketiga lelaki itu memusatkan perhatian padanya.

"Tidak boleh," tolak Alle mentah-mentah.

"Iya lebih baik kamu disini saja, bukannya selama ini kamu betah-betah saja dirumah," tambah Aace.

"Sekali-kali aku juga ingin keluar."

"Tidak akan kakak biarkan lagipula tubuhmu itu lemah, sudah lanjutkan membacamu saja."

"Tapi-"

"Prince jangan aneh-aneh," kata Argon.

Gane menghembuskan nafasnya keras, dia sangat kesal sekarang. Memangnya ada apa dengan tubuh lemah toh ia tidak cacat dan masih bisa beraktivitas layaknya anak normal. Lihat saja nanti, ia akan keluar dari sini sendiri.

***

"Kak Alle kenapa masih disini?" tanya Gane yang kesal dengan Alle yang sama sekali tak beranjak dari kamar ini. Memang sejak makan malam tadi Alle berada di kamarnya. Parahnya lagi, Alle hanya duduk di depannya tanpa melakukan apapun dan hanya memandanginya yang sedari tadi sibuk berkutat dengan sebuah game yang belakangan ini sering dimainkannya.

"Kakak akan menunggu kamu sampai tidur," jawab Alle dengan muka tak bersalahnya, ia juga mengambil ponsel yang Gane pegang.

"Tidak perlu, memangnya aku bayi apa?!"

"Tidak ada acara protes, tidur sekarang Prince!!"

Gane memajukan bibirnya kesal, sebelumnya ia tak pernah diatur-atur, apalagi untuk hal remeh sepertu ini. Sudahlah lebih baik dia menurut saja agar telinganya selamat dari petuah yang tak ada habisnya. Gane merebahkan badannya di ranjang lalu menutup matanya.

"Tidur yang nyenyak Prince," ujar Alle, tak lupa dia mengecup kening adiknya sayang, ia mematikan lampu kamar Gane lalu keluar dari kamar.

Gane membuka matanya, senyuman terpatri diwajahnya.

"Akhirnya saatnya aku beraksi."

Ia melangkahkan kakinya ke pintu balkon kamarnya, kemudian membuka kuncinya perlahan. Untunglah tadi pagi ia tak sengaja menemukan sebuah kunci di salah satu laci kamarnya yang ternyata merupakan kunci pintu balkon karena sebelumnya pintu itu selalu terkunci rapat. Angin malam membelai wajah Gane, di luar lumayan dingin ternyata. Gane masuk kembali untuk mengambil jaket dan langsung memakainya. Setelah keadaan dirasa aman, tanpa basa-basi lagi Gane melompat, ia sudah seperti salah satu superhero yang bernama Spiderman. Kamarnya berada di lantai 4, bisa dibayangkan betapa nekatnya anak itu. Memanjat adalah salah satu keahlian Gane, tentunya sebagai putra mahkota dia dituntut untuk serba bisa.

SWITCH PRINCE [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora