X- Reveni

6.9K 759 20
                                    

Happy reading!
~•~

Sekarang Gane merasa tubuhnya dilubangi karena mendapat banyak tatapan tajam. Memangnya apa yang salah dengan permintaannya, toh ia tidak meminta hal yang sulit atau bahkan meminta berlatih pedang. Keinginan ini berawal dari dirinya yang bermain game yang ada di ponselnya, tidak lain dan tidak bukan adalah game menembak. Jujur saja, ia cukup kagum pada dunia yang sekarang  ditempatinya, karena tanpa sihir kita dapat menyerang musuh hanya dengan sebuah alat yang berisi peluru dan jika terkena pada bagian vital dengan sekejap musuh akan mati.

"Kenapa?" tanya Gane dengan muka polosnya.

"Sampai kapanpun tidak akan pernah Daddy izinkan."

"Yasudah."

Gane menghentak-hentakkan kakinya, kemudian langsung pergi ke kamarnya. Dia kesal, masa ia meminta hal sederhana seperti itu saja tidak boleh.

Brak

"Memang menyebalkan," ujarnya yang saat ini duduk di tepi kasurnya seraya melipat tangannya di depan dada.

"Tidak ada yang menyenangkan di dunia ini, aku ingin kembali saja."

"Sayang," panggil Kalia tapi Gane sama sekali tidak merespon panggilannya, ia tau putranya ini sedang marah tapi sayang sekali ia tak bisa mengabulkan permintaannya karena memang hal itu sangat berbahaya.

Kalia duduk tepat di sebelah Gane, ia mengelus kepala anaknya.

"Sayang, Daddy tidak memperbolehkanmu karena hal yang kamu minta itu berbahaya. Mommy juga khawatir nanti kalau terjadi apa-apa denganmu, tadi juga kamu malah kabur dari rumah. Kalau kamu merasa tidak nyaman atau kamu tidak suka di rumah ini kamu bisa bilang sama Mommy ya sayang, jangan dipendam sendiri. Apalagi kamu mengalami amnesia dan masih dalam masa penyembuhan, oke sayang?"

Gane mengangguk, tak terasa setitik air menetes dari pelupuk matanya, ia langsung memeluk Kaila erat. Sejak kecil Gane sama sekali belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dan siapa sangka di dunia ini ia diberikan sosok seorang ibu yang penyayang dan saudara serta keluarga yang lengkap.

Mulai saat ini Gane akan berusaha benar-benar menerima keadaannya saat ini, terlepas dari semua hal yang akan terjadi kedepannya.

"Mom tahu kamu kamu kemarin kabur pasti karena ingin menggali ingatanmu kan? Bagaimana dengan sekolah?"

Gane terdiam sejenak, sebenarnya bukan itu alasannya. Namun untuk sekolah tentu saja ia tidak akan menolak, pasti sekolah sangat menarik seperti yang ada di akademinya dulu.

"Tentu saja aku mau, Mom."

"Baiklah, nanti Mommy akan bicarakan hal ini pada daddy agar kamu diperbolehkan sekolah kembali."

"Gane sayang Mommy." Gane menutup bibirnya, gawat ia keceplosan.

Kaila agak tersentak dengan panggilan Prince.

"Ternyata kamu ingat nama panggilan kecilmu dulu, syukurlah ini merupakan sebuah kemajuan," syukur Kalia.

Gane menggaruk kepalanya yang tak gatal. Jadi pangilan kecil Prince sama dengan nama panggilannya, sungguh sebuah kebetulan yang aneh.

"Yasudah Mommy tinggal, kamu istirahat ya Sayang."

Kalia mengecup kening Gane lalu melangkah pergi dari kamar anak itu, meninggalkan Gane yang masih tak bisa berkata-kata dengan sebuah fakta yang baru diketahuinya.

***

"Prince, kamu mau makan apa?" tanya Kalia.

Saat ini mereka tengah makan malam lengkap dengan seluruh anggota keluarga Ravièl.

"Terserah, Mom" jawab Gane yang masih terkantuk-kantuk.

"Mommy ambilkan nasi goreng saja ya."

Kaila menyendokkan nasi goreng ke piring Gane.

"Sini kakak suapi," tawar Aace yang ada di sebelah Gane. Gane tak menolak karena sekarang ia sedang malas dan masih sangat mengantuk.

"Ponselmu Kakak sita," ujar Alle membuat Gane mengunyah makanannya dengan muka pasrah. Salahnya juga tadi malam bermain games hingga larut.

"Prince, mulai besok kamu sudah boleh masuk ke sekolah." Tentu saja atensi semua yang ada di meja makan langsung tertuju pada Aiden.

"Aku tidak setuju!" Ujar Alle tak terima.

"Aku juga tidak," kata Argon.

"Biarkan adik kalian kembali bersekolah, kasihan sudah terlalu lama di rumah setiap saat."

"Daddy tidak menerima penolakan dari kalian," tambah Aiden yang melihat Alle akan membuka mulutnya untuk mengeluarkan protes.

"Sudahlah Kak, lagipula ada teman-temannya yang akan menjaga."

Alle mendengus kasar, sudah cukup waktu itu ia hampir kehilangan adik kesayangannya itu. Ia tak mau kejadian yang sama terulang lagi. Lihat saja, apa yang akan dilakukannya nanti.

***

Gane mematut dirinya di cermin, ia sudah memakai seragam sekolahnya yang dirasanya cukup asing dan tentunya sangat berbeda dengan saat dirinya berada di akademi. Rambutnya sekarang sudah dicat warna biru seperti rambutnya dulu. Bahkan tadi dia sempat mencari di google tentang gaya anak sekolah zaman sekarang dan jadilah dia menirunya. Rambutnya yang dia buat berantakan, baju seragamnya yang dia keluarkan dan dasinya yang tidak diikat dengan benar.

Tak sengaja Gane melihat foto 4 orang remaja mengenakan seragam sekolah tersenyum ke arah kamera. Sepertinya itu Zero, Liam, Rean, dan Prince? Kenapa disini Prince berpenampilan cupu? Menggunakan kacamata besar, rambut klimis, serta pakaian yang sangat amat rapi. Gane menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, apa ia harus mengganti penampilannya sekarang?

"Prince sayang kamu sudah siap?" tanya Kalia yang masuk ke kamar Gane. Zura tertegun melihat putranya yang terlihat sangat berbeda.

"Sudah mom" jawab Gane, mengambil tasnya bersiap untuk turun. Sudahlah ia malas, apalagi harus mengenakan kacamata seperti itu pasti sangat merepotkan.

"Kamu seperti itu nanti ke sekolah?" tanya Kalia.

"Iya, memangnya ada yang salah?"

"Tidak ada, ayo kita turun"

Suasana meja makan yang ramai karena Argon dan Aace ribut seketika menjadi hening melihat Gane yang baru saja turun. Tentu saja sama seperti reaksi Kalia tadi yang terkejut dengan penampilan baru Prince ke sekolah yang tak biasanya.

"Kamu baik-baik aja Prince?" tanya Argon reflek.

"Ada apa sih dengan kalian? Mengapa terkejut begitu?"

"Tidak seperti biasanya kamu berpenampilan seperti itu," ucap Alle.

"Sudah-sudah, lebih baik kita mulai sarapannya. Biarkan saja Prince berpenampilan senyamannya," ujar Aiden menengahi. Lagipula tak ada yang salah dengan tampilan Gane yang penting anak itu senang.

 Lagipula tak ada yang salah dengan tampilan Gane yang penting anak itu senang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Holaa udah lama banget ya nggak up

Gane otw mau sekolah nih 😏😂

Doakan dia bisa adaptasi ma sekolah di dunia barunya wkwk

Jan lupa vomment 🌻

Thankyou!!!

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now