XVIII. Jóc distractiv

4.4K 475 14
                                    

Happy reading!
~•~

"Seru sekali kak!!!" teriak Gane, ia tak menyangka akan seseru ini. Rasanya seperti terbang tapi ini menggunakan mesin, bukan dengan sihir. Adrenalinnya sangat terpacu saat ini.

Setelah 10 menit kemudian permainan selesai. Argon dan Gane turun, tapi Gane berhenti.

"Aku ingin naik lagi kak." Alle melihat Gane terkejut, ia segera menarik tangan adiknya keluar dari permainan itu.

"Tidak ada, kita naik yang lain saja. Masih banyak wahana lain yang belum dicoba." Mendengar perkataan Alle, Gane mengangguk dengan tak rela.

"Aman kan?" tanya Argon.

"Seru!!" jawab Gane.

"Dasar ya kamu," Argon mengusak rambut Gane.

Mereka sampai di sebuah wahana. Kali ini malah Argon yang terlihat excited. Ia menoleh ke arah Gane.

"Ini baru wahana yang cocok buat kamu."

Gane mengernyit, bukankah di depan mereka ini hanya sebuah permainan yang berputar. Kebanyakan yang menaiki wahana ini adalah anak kecil. Gane menatap tak terima pada Argon, enak saja ia cocok menaiki wahana cupu seperti itu.

"Aku tidak mau menaiki itu, kakak saja." Gane bersedekap tangan, Argon dan Alle menatap heran pada adik bungsu mereka. Bukankah ia harusnya sangat senang dengan wahana itu, bahkan sampai tidak bisa berhenti menaikinya dan harus dipaksa pergi dari wahana yang bernama komedi putar itu.

"Kamu yakin tidak mau naik?" tanya Alle memastikan, yang dijawab gelengan singkat oleh Gane.

"Yasudah kita ke wahana lain saja."

Alle dan Argon menawarkan beberapa wahana yang dirasa aman untuk adik mereka. Namun yang terjadi sedari tadi ialah Gane yang meminta agar mereka menaiki wahana yang ekstrim. Kecelakaan yang dialami Gane berpengaruh besar, pikir mereka.

Gane merengek ingin menaiki Halilintar yang ada di depan mereka. Wahana ini merupakan salah satu wahana terekstrim di dunia. Tentu saja Alle tak akan mengizinkan Gane bermain, walaupun safety nya pasti sudah tingkat international, tetap saja rasa khawatir memenuhi relung hatinya. Sepertinya kesalahan besar membawa Gane kemari. Lihat saja, anak itu sudah ngambek dengan posisi duduk di bawah, terletak tengah-tengah kerumunan orang-orang yang lewat.

"Aku ingin menaiki wahana itu, titik." Gane merengek dengan matanya yang berkaca-kaca. Argon yang tak tega membujuk Alle agar memperbolehkan Gane menaiki wahana itu.

"Aku sudah pernah naik wahana itu kak, aman-aman saja. Lihat adikmu sudah jadi perhatian banyak orang."

Alle melirik ke sekitar, benar saja. Kenapa ia baru sadar? Pemuda 25 tahun itu menghela nafas lelah. Sifat keras kepala anak ini tetap tidak berubah ternyata.

"Baiklah, hanya sekali ini. Setelah itu kita pulang, tidak ada bantahan." Alle berkata dengan sangat terpaksa. Ia tak ingin mereka jadi bahan perhatian. Terutama adik tercintanya yang tengah memelas mengundang pekikan gemas orang-orang yang lewat, bahkan berhenti di sekeliling mereka.

"Are you sure?" Alle mengangguk, mengundang pekikan senang Gane.

Argon menggendong Gane, tak mau lagi adiknya menjadi pusat perhatian. Padahal banyak juga yang berhenti karena Argon dan Alle. Paras mereka yang rupawan, tentu saja tak bisa dilewatkan.

Mereka bertiga sudah siap duduk di wahana itu, tentunya dengan sabuk pengaman yang telah terpasang. Alle melirik Gane yang terlihat tidak takut sama sekali. Bahkan anak itu berteriak kegirangan.

SWITCH PRINCE [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora