Ēxträ Pârt

2.6K 253 10
                                    

Gane meloncat dari atap ke atap lainnya. Remaja itu tengah ada di pusat kota. Dia berencana untuk berjalan-jalan karena merasa bosan tidak ada kesibukan. Ayah dan kedua kakaknya juga sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Namun pastinya mereka tidak tahu jika dia pergi dari kerajaan.

Kemarin ada festival tahunan kekaisaran. Dia jelas ikut serta di pawai dengan kereta kuda. Melambaikan tangan pada rakyat setelah itu menonton banyak pertunjukan. Hari ini juga masih dalam rangka festival, banyak sekali yang berdagang di sepanjang jalan pusat kota.

Gane sengaja menyamar agar tidak ada yang mengenali dirinya. Baru saja Gane akan memasuki sebuah toko benda sihir, tapi sebuah keributan menghentikan langkahnya.

Bruk

"Kau sengaja ya menabrakku?!"

"M-maaf tuan."

"Kau tidak tahu ya aku ini siapa?! Aku ini adalah anak Baron kau tahu! Bisa-bisanya kau menabrakku, tangan kotor rakyat jelatamu terkena tanganku yang suci ini."

Gane tak habis pikir dengan pemuda itu, mentang-mentang dia anak bangsawan bisa bersikap sekasar itu dengan rakyat biasa. Walau bagaimanapun mereka itu manusia.

"Kalian, tebas lehernya," perintah pemuda itu pada kesatria yang mengawalnya.

"Ampuni saya tuan, saya benar-benar tidak sengaja. Tolong jangan bunuh saya, biarkan saya hidup. Anak saya di rumah sedang sakit," jawab pria yang menabrak anak baron. Bahkan pria itu sampai bersujud di kaki anak baron.

"Aku tak peduli, ini semua salahmu sendiri. Kalian cepat tebas lehernya!!!"

Salah satu kesatria keluarga baron itu bersiap akan menebas kepala lelaki yang sudah pasrah akan ajalnya.

Hampir sedikit lagi pedang menebas kepala lelaki itu. Pedang tersebut sudah terlempar jauh menancap ke salah satu pot yang ada di pinggir jalan.

"Siapa yang berani melakukan itu hah?!" teriak si anak baron. Orang-orang yang melihat itu hanya bisa diam. Mereka sebenarnya sangat ingin menolong, tapi masih tahu batasan jika tak ingin mereka yang jadi korban selanjutnya.

"Aku," ucap Gane santai. Pemuda itu melihat Gane, meneliti penampilannya dari atas hingga bawah. Sepertinya hanya rakyat biasa karena pakaiannya yang biasa saja, dia juga tak pernah melihatnya, tapi kenapa bisa menggunakan sihir? Ah, pasti dia penyihir tingkat rendah, pikirnya.

"Siapa kau?! Pasti kau penyihir tingkat rendah, iya kan."

"Hentikan semua tindakanmu itu, biarkan dia."

"Siapa kau berani-beraninya memerintahku?" tanya pemuda itu sinis.

"Tidak penting siapa aku, yang jelas tindakanmu itu terlalu berlebihan. Dia hanya tak sengaja menabrakmu."

"Aku tak peduli, kau tidak perlu ikut campur. Atau kau ingin nyawamu melayang hah?!"

Gane berdecak kesal. Tidak mungkinkan dia memberitahu identitasnya. Atau dia harus membawa pergi pria malang itu dengan teleportasi? Tapi pasti pemuda yang lebih tua entah berapa tahun di depannya ini pasti tak akan membiarkan hal ini selesai begitu saja. Bisa jadi malah menyuruh orang untuk mencari tahu tempat tinggal pria itu lalu membunuhnya.

Gane merapalkan sihir agar bola mata dan rambutnya kembali seperti semula, lalu melepas tudungnya.

"Y-yang M-mulia pangeran ketiga?!" ucap pemuda tadi terkejut. Dia sudah salah mencari masalah dengan pangeran kekaisaran. Apalagi yang pernah dia dengar bahwa, pangeran ketiga adalah anak kesayangan kaisar. Tentu saja kastanya sangat rendah dibanding dengan pangeran ini.

Orang-orang yang ada disana juga terkejut saat mengetahui orang itu adalah Pangeran ketiha kekaisaran. Habis sudah riwayat anak baron itu.

"A-ampuni saya Yang Mulia, s-saya bersedia dihukum."

SWITCH PRINCE [END]Where stories live. Discover now