~Kiara Rachel~

2.1K 204 225
                                    

Happy reading💙

.

Hallo, buat para pembaca cerita ini<3
Aku mau bilang makasih buat yg udah mampir. Anw, ini cerita pertama yang berani aku publish di sini. Jadi, aku sadar masih banyak kesalahan di sana di sini dari segi kepenulisan. Aku minta maaf yg sebesar-besarnya ya kalau ada beberapa (atau malah banyak) kata yg buat gak nyaman💙sebisa mungkin aku usahain mampir buat revisi.
.

Enjoy bacanya ya... Lop yu all

.

Rumah sakit jiwa. Kiara membuang napas lega saat mobil yang ia tumpangi keluar gerbang "pemakaman" nya itu. Diliriknya melalui kaca spion, seorang wanita berjas putih yang tersenyum.

Cepat atau lambat.. gue juga bakal balik lagi, gumamnya dalam hati.

Di samping wanita itu berdiri wanita lain yang usianya tak terlalu jauh dengan dirinya, mengenakan seragam  perawat berwarna hijau telur asin, juga melambaikan tangan. Entah mulai kapan, dua orang itu sudah ia anggap seperti keluarga.

"Mba Kia, di jok sebelah mba ada handphone baru yang saya beli, saya gak tau itu selera anak muda jaman sekarang atau bukan, tapi mba penjualnya bilang itu yang keluaran terbaru," ucap lelaki paruh baya yang matanya tetap fokus pada arah jalan.

Cewek bersweater ungu itu lantas membuka kotak yang di maksud dan mendapati handphone hitam dengan tiga kamera Boba di belakangnya.

"Pak, ini bapak beli pake uang bapak sendiri?" tanya Kiara setelah mengutak-atik benda kotak tersebut.

Pria berseragam hitam khas sopir itu mengangguk.

"Nanti saya ganti kalau udah dapet uang dari si Yuda."

"Gak usah mba. Saya berhutang banyak sama Widia, tugas saya hanya menjaga mba Kia agar tetap aman."

Kiara mendengus kesal, "Harusnya yang nikah sama mamah itu Pak Heru aja, jangan si Yuda brengsek itu."

Pria bernama Heru itu hanya tersenyum kecil, tak menanggapi lagi gadis muda yang kini fokus memandangi jalanan dari kaca mobil. Ada rasa lega di hati Heru, namun rasa khawatirnya lebih besar.

.

Tak ada yang berubah dari jalanan ini. Masih sama seperti dahulu saat ia masih sering melewatinya. Mungkin hanya beberapa pohon hias di pinggir jalan yang ditambahkan, dan Halte bus di kanan jalan yang sudah selesai dibangun. Ia ingat betul 6 bulan lalu halte itu belum ada.

Ciiit..

Mobil sedan hitam itu berhenti di depan zebra cross saat lampu hijau pejalan kaki menyala. Kiara sontak alihkan pandangannya ke arah depan menatap lurus anak-anak seusianya yang menyebrang sembari bercengkrama satu sama lain, ada juga yang berjalan dengan fokus pada ponsel atau malah asik ngemil snack dan jajanan lainnya.

"Mba..." ucap pak Heru menunjuk dengan dagunya saat segerombol anak perempuan dengan gaya VIP berjalan menyebrang.

"Ratu liat ke sini?"

Pak Heru menggeleng. Ia lantas kembali melajukan mobilnya saat lampu hijau untuk pengendera kini yang menyala.

Kiara tak lepaskan pandangannya pada tiga cewek yang satu di antaranya memegang kipas tangan kecil berwarna peach. Tak yakin apa mereka tak mengenali mobil yang ia tumpangi, karena seharusnya suara dan mobil ini sangat familiar bagi mereka.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now