~SamuEl~

501 126 131
                                    

Cewek dengan rambut panjang terurai itu berlari tergopoh-gopoh menembus pagar yang hampir saja tertutup saat bel tanda masuk berbunyi. Dengan jurus rayuannya, ia berhasil melunakkan pria paruh baya yang hanya bisa menggeleng membiarkannya masuk.

"Nih.."

Sebuah sodoran botol air mineral ia terima sesampainya di koridor kelas. Masih ada beberapa anak yang berkeliaran, atau mungkin guru mereka belum memasuki ruangan.

"Lo kesiangan lagi?" tanya cewek bercardigan pink yang tadi memberinya air.

"Hooh, tiba-tiba mobil mogok di tengah jalan, jadi terpaksa naik ojek," jawab cewek itu seraya meletakkan tasnya di kursi belakang kelas. Ia masih mencoba mengatur deru nafasnya.

"Hallo Beby..." ucap seorang cowok yang baru saja memasuki ruangan dengan kedua tangan terlentang. Melihat itu seisi kelas langsung memusatkan perhatian pada cowok tersebut.

"Hay..." dengan senyum manis Kiara berjalan menghambur ke pelukan cowok itu. Sebuah kecupan di pipi kanan pun ia terima.

Hal seperti ini sudah biasa terjadi, semua warga sekolah tau, dua manusia ini benar-benar sudah bucin tingkat langit ketujuh.

"Kamu telat lagi?" Cowok itu mendudukkan dirinya di kursi yang sudah diduduki siswa lain. Dengan terpaksa siswa itu pergi setelah usiran tersirat itu ia dapat.

"Tadi mobil mogok..."

"Dia juga kesiangan..emang kebiasaan lo Ki, jangan begadang terus dong..." sela El yang tak tahan dengan sifat manja sahabatnya itu. Bahkan sekarang ia harus melihat cewek di depannya itu bergelayut manja di lengan cowok yang baru saja menjadi kekasihnya beberapa hari.

"Lah..kan ini orang yang buat gue sering begadang..." Kiara mencubit manja pipi Sam.

Tak dapat menahan kegemasan pada pacarnya itu, Sam mencium pipi merah Kia. "Ya udah, besok, aku jemput kamu, jadi gak akan telat lagi deh.."

"Aaa makasih Beby..."

Entah kenapa, ada rasa yang tak bisa dijelaskan di sudut sana, kedua tangannya mengepal di bawah meja. Padahal, hal seperti ini sudah sering Racquel lihat setiap harinya. Terlebih saat hangout bersama. Racquel lebih sering menjadi obat nyamuk bagi dua sahabatnya itu.

Ia tak mungkin mempunyai rasa pada kekasih sahabatnya. Racquel tau, bahkan turut menjadi saksi perjuangan Samuel mendapatkan hati Kiara, bahkan Sam rela merendahkan dirinya di depan saudara tiri Kia untuk mendapat restu.

Tapi ia juga seorang perempuan. Ia remaja pada umumnya, entah ini cinta monyet, atau hanya sekedar kekagumannya pada Sam, tapi ia benar-benar menikmati semua waktunya bersama Sam, meski sebagian waktu Sam hanya untuk Kiara, meski Sam melihatnya hanya sebatas sahabat.

Entah ini benar atau tidak. Ia bahkan mempunyai grup obrolan lain tanpa Kiara dan Samuel di dalamnya. Hanya dirinya dan beberapa teman yang lain. Tujuannya satu, mereka butuh ruang untuk membicarakan hal negatif tentang sahabatnya itu.

Tentang Kiara yang lebih sering menghabiskan waktu bersama pacarnya daripada sahabat-sahabatnya.
Kiara benar-benar sudah berubah.

Terkadang, Kiara memang menjadi teman yang egois. Itu yang ia sayangkan. Racquel menyadari, betapa munafik nya Kiara lewat saudara tirinya, Ratu.

Di sekolah, mungkin Kia bak princess yang di puja-puja, tapi sebenarnya ia hanya manusia lemah yang mencoba menutupi kekurangannya. Dan itu adalah titik lemahnya.
.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now