47. Another Secrets

248 55 181
                                    


3,8 words for this chapter;)
Enjoy the show 🙌
Senyamannya kalian aja bestiee

Happy reading 💙

.

"Lo siap?"

Kiara mengangguk yakin. Ia selipkan helaian rambut kecil ke belakang telinga. Rapikan jas, yang sudah berkali-kali ia rapikan. Mungkin, lalat pun akan terpeleset.

Menarik napas panjang, tajamkan pandangan pada dua pria dewasa kekar, di luar gedung dua lantai di depannya.

Batin Kia, Sepertinya, dua penjaga itu tak melihat ia dan Abian, yang memang agak menyerong arah gedung. Mereka hanya fokus ke arah depan. Benar kata Bisma, dua orang itu seperti patung bernyawa.

"Dua penjaga di depan, gak usah takut, mereka bukan apa-apa. Cukup serahin ID card OSIS, mereka pasti ijinin kalian masuk."

"Terus wajah kita?"

"Cuma ada segelintir OSIS yang keluar masuk gedung baru. Cukup jual nama gue, Bisma, mereka pasti—"

"Kalau mereka tetep curiga?"

Sedikit jeda. Bisma menggigit kuku jarinya berpikir. Bukan, sudah ia pikirkan sebenarnya, hanya ingin memastikan.

Bisma melirik dua manusia di sisinya. "Kita coba. Kalau mereka tetep curiga, bahkan lo, yang notabenenya bukan wajah Scarlet. Berarti Lauren..." Kiara dan Abian kompak mengangguk.

"Bener-bener blacklist kita, bahkan reveal wajah kita ke ajudannya."

"Kita dari OSIS!"

Dengan percaya diri, Abian gantungkan ID card OSIS di udara, tepat di depan wajah salah satu penjaga, yang paling besar otot lengannya. Kiara hanya menelan ludah, ngeri.

Dengan dada dibusungkan, dagu terangkat, dan suara deep yang seksi. Bisa Kiara akui, Abian sedikit berdamage, jika terlihat rapi seperti saat ini.

"Sebentar," ucap penjaga yang Kiara baca nama di dadanya— Agung. Berjalan mendekati meja di dekat pintu, membolak-balik halaman buku? Kiara tak paham, buku apa itu, Bisma tak berkata apa pun.

Lalu menatap Kiara dan Abian dari atas ke bawah tanpa celah. Sungguh, Kiara benar-benar tak nyaman. Apa memang seperti ini prosedur untuk masuk?

"Silakan!"

Fiuh..

Jika iya, maka terlalu mudah. Untuk ukuran tempat istimewa.

Setelah menekan beberapa angka di sana, akhirnya pintu terbuka. Dan Kiara tahu sekarang, password, pintu bening di depannya, ternyata berpassword. Menyusahkan.

Masih tetap tenang, Kiara dan Abian akhirnya masuk. Keduanya menghela napas kompak. Abian mengelus dadanya, Kiara membungkuk bertumpu pada lutut. Benar-benar sesak, ia seperti menahan napas sedari luar.

Ceklek..

Suara kunci. Dua remaja itu kompak berbalik, dan benar saja, pintu sudah berpassword lagi. Tak mereka pikirkan. Toh mereka sudah berada di dalam. Untuk urusan keluar... biar nanti saja, ada di plan terakhir.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now