52. New Chapter

260 53 140
                                    


Happy reading💙

.

"Terima kasih atas pengertiannya, Bu."

Wanita di awal kepala empat itu tersenyum simpul. Diiringi pintu ruang TU yang tertutup, wanita lain yang juga seumurannya berdiri di depan pintu. Lengkap dengan seragam dinas Guru, serta sebuah dokumen coklat di tangannya.

"Iya, nggak masalah Bu Amelia. Dari semua yang terjadi, saya juga berpikir, mungkin keputusan Kiara mengambil homeschooling semester depan juga tepat," ujar Bu Septi. Selaku Guru TU, sekaligus wali kelas Kiara.

Kedua wanita itu kompak alihkan pandangan mereka pada sang tokoh utama, Kiara, yang memunggungi mereka tengah asik menatap halaman bawah di tepi koridor.

Yang berbeda, gadis itu tak mengenakan seragam seperti murid yang lain. Melainkan blazer ungu favoritnya, celana panjang dengan rambut yang ia ikat rapi. Kiara berbalik, saat panggilan lembut Ibu tirinya menginterupsi.

"Kalau begitu, kami pamit, Bu," kata Amelia, ketika posisi Kiara sudah berdiri di sampingnya.

Bu Septi mengangguk menyetujui. Tersenyum tulus, mengelus pucuk kepala Kiara sebentar, Kiara tersenyum kikuk di ujung bibirnya. Jujur ia malu, apalagi banyak anak lain yang berlalu lalang di koridor.

"Kia pamit, Bu," ujar Kiara sopan.

selepas kepergian Bu Septi kembali masuk dalam ruangannya, Kiara menghentikan langkah Amelia di tengah koridor, bertepatan dengan sejumlah siswa yang berlarian ke arah berlawanan.

"Mah..."

Amelia mendongak, hentikan aktivitasnya masukan map coklat ke dalam tas."Iya," sahutnya lirih.

"Pagi kak Kia..." ucap tiga siswi yang juga melintas. Kiara tersenyum hangat. Masih asing rasanya, ia mendapat perlakuan normal seperti ini.

"Mamah pulang duluan aja, Kiara masih ada urusan."

Amelia melirik jam tangannya. Ia sudah berjanji pada sang suami, untuk segera pulang setelah dari sekolah Kiara. Tapi ia juga enggan, mungkin Kiara butuh ruang, untuk sekedar ucapkan perpisahan pada teman sekelasnya. Mungkin, batinnya.

"Ya udah, nanti langsung pulang, ya."

Kiara mengangguk. Menatap kepergian Amelia sampai ujung koridor, sebelum menghilang di belokan. Sebelum pergi, Amelia sempat mengusap pucuk kepala Kiara, namun entah untuk alasan apa, gadis itu masih merasa aneh, padahal sikap sang Ibu tiri selalu penyayang, tak seperti Ibu tiri dalam dongeng.

Entahlah, mungkin, dirinya masih butuh waktu untuk adaptasi.

.

Kiara berjalan susuri panjangnya koridor lantai dua Scarlet. Tak ada yang beda. Mungkin terasa aneh, karena kelas sebelumnya, ia selalu mendapat ruangan di lantai bawah.

Tak ada yang berubah, meski sekolah ini sempat tutup tiga hari. Selain karena keributan waktu itu, Scarlet juga mengalami renovasi dibeberapa sudut. Termasuk pencopotan serta penghapusan nama Lauren, dari berbagai papan dan gambar yang tertempel di segala sisi.

Kiara percaya itu, karena sepanjang matanya merotasi gedung ini sedari tiba, nama Lauren benar-benar sudah ghaib. Ketua Yayasan untuk sementara kosong. Dari berita yang Kiara dengar, kemungkinan Alan, sang adik dari Lauren, yang akan naik jabatan. Kiara sudah tak peduli untuk itu.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now