~ARI's SECRET~

318 79 233
                                    

                                    .

Sudah hampir sejam lelaki yang menyelempangkan handuk di pundak kanannya itu menatap hambar kotak kecil yang dihias pita pink di tutupnya.

Berisi secarik kertas, sebuah buku catatan serta lembaran foto yang gambarnya hampir memudar terkena bercak air.

Ia mengusap wajahnya kasar, teringat hari itu, saat sang pemilik asli masih sangat dekat ia tatap. Saat tawanya dan tawa "orang itu", masih bisa berbaur dengan alunan musik jalanan yang bersautan dengan gemelegar-nya hujan angin kala sore.

"Ketemu lagi.."

Ia tersenyum. Meski wajah anggun itu terbalut air langit yang tak sopan menutup cantiknya.

"Kok bisa sih, selalu pas hujan-hujan kaya gini..kan jadi gak asik.."

Sampai obrolan ringan di bawah halte dan penerangan hangat lampu oranye jalanan, membawa mereka larut ke pembahasan yang lain—lebih dari sekedar membicarakan perkiraan cuaca, yang akan berpotensi terus hujan sampai beberapa hari kedepan, atau bahkan tugas sekolah yang melelahkan—

Lalu ketahap saling mengenal..yang sempat terlewatkan pada pertemuan pertama..

"Ari— lo?"

"Inka.."

Perkenalan dua manusia sebaya dari kubu berbeda di tengah-tengah garis singgung. Satunya dari sang raksasa Scarlet, dan satunya, dari sang pesaing Patimura. Dua lembaga yang saling berdampingan, namun meng–akurkan dalamnya hanyalah sebuah hayalan semata. Dua sekolah ini hanya akan saling menatap saat saling membutuhkan.

"Aneh gak si.."

"Kenapa?"

"Liat..ribet banget kaya gini, pengin juga cuma polosan putih abu-abu kaya lo."

"Justru gue pengin tampil keren kaya anak-anak Scarlet, liat mereka jalan tuh.. auranya beda.."

Obrolan ringan tentang problematik remaja, sampai akhirnya terus berjalan...membawa dua kaki itu ke sebuah toko buku di pertigaan.

"Kenapa Doraemon?"

"Karena nobita lucu."

"Tapi ya Ri, lo gak gemes apa sama Nobita, dia bego banget tau..sebel gue.."

"Haha..tapi itu asiknya..dari Nobita belajar, bahwa gak semua tokoh utama punya sifat sempurna."

Tawa receh yang tak beralasan, serta perdebatan ringan hanya karena cara makan yang berbeda.

"Kenapa diaduk?"

"Emangnya lo kalau makan bubur gak diaduk?"

"Nggak. Malah jadi kaya mainan bayi itu..iuuhh.."

"Lah, kalau gak di aduk rasanya gak nendang dong..kurang pas."

"Tetep aja bentuknya aneh..liat tuh.."

"Jangan-jangan lo tipe orang yang makan mie bumbunya di taruh di akhir ya Ri?"

"Kan emang gitu..di cara penyajian juga udah jelas.."

"Tapi enakan dimasukin bareng mie biar kemasak bareng sama air."

"Terus saran penyajian di kemasan buat apa dong.."

"Itulah..jangan terlalu terpacu sama satu metode, kalau lo tau dan bisa pake cara lain."

"Keuntungannya?"

Kiara's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang