28. Hubungan 2 manusia

263 56 179
                                    


Happy reading 💙
.

Angin bergerak santai sore ini. Menyapa dahan, menjatuhkan daun dan rintikan air yang sedari tadi bergelantung.

Lelaki itu mengencangkan jaketnya. Bisa ia rasa, dinginnya menusuk tulang meski hujan sudah mereda beberapa menit lalu. Tapi bukan itu— Melainkan karena dirinya, hatinya, perasaannya, sedang gundah gulana saat ini.

Disini— didepan gedung lantai dua yang didominasi warna cream. Di parkiran, di samping motor hitam Kawasaki W175 miliknya, David, tak henti menggigit bibir bawahnya menanti seseorang keluar dari gedung itu.

Dan keluar...

Empat remaja masih lengkap mengenakan seragam hitam khas Scarlet. Dua perempuan dan dua laki-laki. Saling bercengkrama sesekali tertawa dalam obrolan mereka.

David melambai, yang dituju tersenyum. Ia paham, kekasihnya itu tengah membisikan "entah apa" pada temannya, karena setelah itu, tiga orang yang tadi bersama Sonya pergi ke arah parkiran mobil. Sonya mendekat.

"Kok disini? Aku kan gak minta jemput," kata Sonya. Senyum beberapa detik lalu seolah luntur. Kini perempuan itu menatap David serius.

Yang David tau, Sonya adalah orang ter-jadwal. Jika "iya", maka "iya", jika "tidak", maka "tidak. Sesimpel itu pemikirannya, dan David pun paham, ia salah jika melakukan sesuatu tanpa persetujuan sang kekasih. Bahkan seperti sekarang, saat ia hanya ingin menjemput pacarnya sendiri pun seolah berdosa.

"Ada hal yang pengin aku omongin. Sebentar ya.."

Sonya menarik nafas kecil, melirik mobil hitam yang baru saja keluar perkiraan. Terlihat, tiga orang tadi— temannya, melambai dan tersenyum. Sonya membalas.

"Apa? Disini? Atau..."

"Cuma sebentar kok."

Dengan senyum simpul, David menggenggam tangan kekasihnya duduk disebuah bangku panjang dibawah pohon rindang tak jauh dari parkiran. Bisa keduanya rasakan, aroma jalanan sore selepas diguyur hujan bercampur dengan polusi kendaraan sepulang kerja.

"Besok kan hari Minggu, rencananya, aku mau ajak kamu jalan-jalan. Udah lama kita gak me time kan? Kita jalan kemana aja kamu mau, kamu yang pilih," kata David, masih dengan senyum manisnya.

Apa yang ia harapkan? "Iya", bukan. David tau, Sonya akan menolak— seperti biasanya.

"Dav, kamu tau besok aku juga bimbel— "

"Sore kan? Paginya bisa jalan?"

"Dav— "

"Please. Nya, aku pacar kamu."

Sonya mendesah kasar, mengusap anak rambutnya kebelakang, miringkan posisi tepat menghadap sang kekasih.

"Dav, aku juga mau— "

David tersenyum

"Tapi gak bisa..."

Lalu luntur— seperti itu siklusnya.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now