4. Nightmare secret

610 142 112
                                    

Satu..dua..tiga...

Ha ha ha ha...

Suara jepetran kamera dan tawa itu bercampur menjadi satu. Bayang-bayang wajah pun berkeliaran samar-samar.

Sekelebatan merah terus datang bersamaan dengan ritme tawa yang semakin liar. Udara disekitar mulai menipis dan semakin dingin.

"LEPASIN GUE...LO GILA...LEPASIN GUE..."

Perempuan itu terus memberontak sekuat tenaganya bahkan sampai suaranya serak tak terdengar.apapun ia lakukan untuk melindungi dan mempertahankan dirinya yang hampir ambruk. Penglihatannya mulai kabur, bisa ia rasakan sekujur tubuhnya kaku seperti tertimpa sesuatu.

Suara tawa itu semakin terdengar jelas. Semakin keras dan keras.

Terdengar sangat bahagia...

Di titik terlemahnya, perempuan itu hanya bisa berharap sebuah keajaiban datang padanya. Apapun, walau kecil, ia akan sangat bersyukur.
Bulir hangat mulai turun dari kedua matanya. Di setitik cahaya yang masih bisa ia lihat, sekelebatan merah itu semakin dekat dan membesar.

Suara-suara itu mulai membisu...bisa ia rasakan tubuhnya semakin berat dan detak jantung yang bisa ia dengar saling bersaut-sautan dengan sejumlah bebunyian nyaring lain. Seperti barang-barang yang berjatuhan atau mungkin pecah.

Tangannya mengepal erat dan merasakan lantai dingin yang mulai memanas.

Uluran tangan itu...uluran tangan yang tak bisa ia raih..terlalu lemah untuk bergerak.
Ia benci kondisinya saat ini.

Tidak! bayangan hitam itu muncul dan...

Hilang...
.

"Hah..."

Kiara menelan Saliva nya dan mendapati kondisi kasurnya yang berantakan dan tubuh yang bermandikan keringat.

Buru-buru ia mengambil kotak obat di atas meja yang selalu ia siapkan untuk berjaga-jaga kejadian seperti tadi terulang. Kini, setiap malamnya selalu menjadi malam yang mencekam.

Empat tablet obat ia minum secara bersamaan, lalu memijit keningnya perlahan. Rasanya dunia sedang berputar di depannya.

Ia melirik jam di mejanya, 23:46 pm.
Ia berjalan mengambil handphone dan blazer panjang yang tergantung di belakang pintu.

Kia amati keadaan sekitar yang sepi dan tenang, hanya beberapa kamar yang masih terang. Pasti orang itu tengah mengerjakan tugas kuliahnya atau mungkin menonton drama Korea. Setau Kiara, dirinya satu-satunya anak SMA di kosan ini.
Ia pun belum terlalu akrab dengan tetangga karena kesibukan mereka yang tak pasti.

Cewek berkuncir kuda itu juga menendangi beberapa kerikil di jalanan depan kosan. Ia juga melihat ke arah rumah Ibu kos yang sudah gelap dalamnya. Hanya lampu teras yang menyala. Seketika Kia teringat cowok tadi sore.

"OYYY...."

Teriakan itu menarik perhatian Kiara. Terlihat seseorang yang tak terlalu jelas rupanya sedang melambaikan tangan ke arahnya dari toko kelontong seberang jalan. Ia pun heran kenapa gerbang kosan masih terbuka tengah malam begini.

Tanpa ragu Kiara menyeberangi jalanan yang sepi. Benar saja, cowok yang tadi sempat terlintas di pikirannya kini tengah duduk di bangku panjang depan toko. Kakinya ia angkat satu ke atas. Sudah persis kebiasaan bapak-bapak ronda malam.

"lo abis olahraga malem hah.." ucap cowok itu membuka mie cup yang sudah berisi air. Seketika kepulan asap keluar ke atas. Begitupun aromanya, bisa tercium wangi oleh Kiara.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now