2. first sight

697 153 118
                                    


Kiara meletakkan mangkuk bakso dan es teh manisnya di meja bagian tengah kantin. Tak perduli puluhan pasang mata yang mengawasinya, ia tetap menikmati makanan favoritnya itu. Bahkan dirinya hampir lupa kapan terakhir kali ia menyantap bakso.

Aaaa...

Teriakan beberapa anak di kantin, sontak membuat cewek yang tengah asik mengaduk mie baksonya menoleh apa yang sedang terjadi— Pasalnya mereka menatap ke arahnya.

Ia tak menyadari ternyata tepat setengah meter dari tempatnya duduk ada dua orang yang tengah beradu pandang sengit.

Refleks Kiara menggeser posisi duduknya. Dilihatnya seorang cowok yang tengah menahan tangan cewek yang nampak familiar baginya di udara.

Di tangan si cewek terdapat cup minuman yang teremas keras sampai isinya tumpah keluar. Bahkan membasahi lantai dan mengotori seragam keduanya.
Mungkin karena sangat fokus pada makanannya, Kiara sampai tak menyadari terkena cipratan air yang juga membasahi rok dan kakinya.

"Jangan halangin jalan, lo gak lihat anak-anak pada muter arah gara-gara lo berdiri di tengah jalan."

Cowok itu melepas genggaman tangannya pada cewek berambut hitam panjang dengan riasan mencolok dibagian mata. Memang cantik, tapi too much untuk usia anak sekolahan.

"Ari.." ucap cewek itu lirih. Ia tundukan kepalanya mengelap cepat rok dan seragamnya yang basah. Saat itulah ia menjumpai kotak tisu di meja dekatnya. Dengan cepat cewek itu mengambil beberapa tisu dan mendekatkan dirinya pada Ari.
Namun baru saja menyentuh seragam Ari, tangannya langsung di tepis dengan kasar.

"Kalau mau ngerjain orang, pastiin jangan sampai ngerugiin orang yang gak salah," ucap Ari kemudian. Dua lelaki yang berdiri di belakangnya pun hanya terdiam bisu.

Ari bisa menjadi pribadi yang lain saat serius, bahkan sifat receh dan humoris Firly sahabatnya pun tak sanggup mengatasinya.

Semua mata kini tertuju ke arah dua orang yang masih saling melempar tatapan dingin itu.

Mendengar kalimat terakhir cowok tinggi di sampingnya, Kiara tersadar, bahwa tujuan minuman itu adalah dirinya. Namun keadaan berbeda saat cowok itu harus melintas di antara mereka.

Racquel.
Mana mungkin Kiara lupa nama yang terkesan mahal dan cantik itu. Sayang, ia dimiliki oleh orang yang tak pantas. Cewek yang tahun lalu masih berlabel sahabatnya, tapi entah kerasukan setan apa, ia berubah mengungguli iblis.

Kiara mengalihkan pandangannya dari Racquel ke arah cowok di hadapannya, mata mereka bertemu pandang sesaat. Sebelum akhirnya cowok itu berjalan pergi keluar area kantin diikuti dua orang dibelakangnya.

Kini giliran beradu tatap dengan Racquel, tak ia sangka setengah tahun berlalu dan cewek itu masih tetap sama.

Masih sama tak enak untuk dipandang.

Kiara tersenyum miring mengangkat kedua bahunya.
Menyaksikan Racquel, atau yang kerap dipanggil El itu berjalan cepat meninggalkan kantin— Sudah jelas ia sedang menahan malunya sekarang.

Tak cukup sampai disitu, sebuah meja tak berdosa pun tak luput menjadi korban dari kekesalannya.

Kiara menarik nafas dalam-dalam, tak perduli dengan cibiran anak-anak di kantin tentang kejadian tadi, Kia justru cuek dan kembali fokus pada baksonya. Sesekali ia terdiam mencoba mengingat dimana ia melihat cowok tadi. Nampak familiar baginya.

Terlepas dari apa tujuan utama Racquel tadi, Kia anggap ini hanya sebuah kecelakaan kecil tak disengaja.

.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now