23. Ayuda & Scarlet

330 76 185
                                    

                               
Happy reading 💙

.

Kembali di dalam mobil. Lima menit berlalu dua orang ini masih terpaku pada hening.
Tatapan kosong ke arah kaca depan, menampilkan jajaran mobil lain yang saling berderet memanjang rapi.

Pembukaan kata sudah terucap, bukan dalam mobil ini. Melainkan saat jumpa pertama mereka di aula di tengah keributan hasil nilai Scarlet's Exam. Hanya satu kalimat dari sang lelaki, gadis blasteran Indo-Sidney itu luluh dan mau diajak "bernegosiasi" sekarang— meski akhirnya keduanya saling diam—

"Gue kecewa.."
Kata pembuka dari keheningan.
"Gue gak tau lo se brengsek ini," lanjutnya. Tak henti mainkan ibu jari di pangkuan menahan isakan.

"Gue pernah bilang, gue bukan cowok baik. Gue brengsek, dan lo—berhenti buat suka sama gue. Tapi kenyataannya—"

"Tapi kenyataannya gue gak bisa!"
Akhirnya isakan itu luruh.
"Gue gak bisa buat gak cinta sama lo. Bahkan saat gue tau, lo cuma mainin perasaan gue buat tujuan lo."

"Ta.. kita permudah aja yah.."

Satu isakan lolos. Gadis itu sengaja menunduk biarkan helaian rambut panjangnya menutupi sebagian wajah yang mendung.

"Segitu pedulinya lo sama cewek itu? sampe tega nglakuin ini.."

"Ta.. kesempatan lo buat benci gue saat ini—"

"Dan bodohnya—gue masih berharap ini semua cuma bohongan, lo bohong kan? Hari itu lo cium gue—"

Yang di samping mengusap wajahnya kasar. Hampir saja kehilangan kesabaran.

"Itu rencananya. Lo ngerti..gue sengaja deketin lo buat dapet informasi..supaya lo lebih terbuka sama gue..lo tau sekarang.."

"Dan lo pikir cara itu bisa luluhin gue? Lo salah..Lo malah bikin gue semakin berharap Ja..Lo bikin gue makin sayang dan gak mau lepas lo."

"Dan gue salah untuk itu."

Isakan semakin deras, tanpa upaya penyekaan dari keduanya.

"Gue salah. Gue brengsek karena mainin perasaan perempuan. Lo harus benci sama gue Ta..karena sampai kapanpun, sampai kapanpun gue gak bisa maksa perasaan gue buat suka sama lo."

Hening lagi...

Perempuan itu mulai menghapus air matanya meski dalam kondisi sesenggukan. Bahkan kotak tisu yang di sodorkan sang lelaki ia tepis kasar.

"Lo gak akan percaya sama gue.."

"Gue percaya."

Retha menatap lelaki di sampingnya lekat-lekat. Sebelum di detik kelima, ia buang sorot matanya pada arah depan. Menampilkan segerombol anak yang saling bercengkrama sangat bahagia.

Empat anak sebaya, dengan dua perempuan dan dua laki-laki. Menenteng tas mereka memasuki sebuah mobil sedan hitam tepat di depan mobil Raja.

Terus memandangi setiap detik pergerakan mobil sampai pergi meninggalkan parkiran. Entah kemana, padahal kelas saja belum berjalan.

"Ta..."

"Hari itu..gue sendiri di ruang kerja..sampai—"

Setelah perdebatan alot, gadis manik biru itu akhirnya mau buka suara.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now