53. Until We Meet Again

292 48 104
                                    

Happy ending itu berbeda, tergantung dari sudut pandang mana kamu melihat.
-
Kiara's Secret.

Happy reading 💙

.

Brakk..

Suara bantingan pintu mobil memecah kesunyian malam. Jam rolex di tangan berotot itu telah menunjukan pukul 22.00 tepat, tapi tak surutkan pasangan muda yang baru saja keluar mobil itu untuk mendatangi rumah sederhana yang nampak baru saja melakukan renovasi. Terlihat dari warna dan bau cat yang baru.

"Gue ada di samping lo," ucap Sam lirih, tepat berbisik di telinga Racquel.

Racquel tersenyum kecil. Menggenggam erat tangan sang kekasih, sedangkan tangan satunya meremas tali tas selempangnya. Kemudian mengangguk, langkahkan kaki mantap, menuju teras rumah cat biru tua itu.

Baru saja menapakan kaki pada ubin pertama, sebuah decitan pintu terdengar, pelakunya, wanita yang masih dibilang cukup muda, menyembulkan kepalanya, lalu seutas senyum simpul terbit.

"Mamah tau, kamu pasti pulang, El."

Racquel masih diam di tempat. Bahkan saat wanita berdaster selutut itu mendekat, memeluknya meski tak erat. El hanya menatap lurus datar.

Nancy melepas pelukannya, selipkan helaian kecil rambut sang putri yang menghalangi mata, menatapnya penuh arti. "Mamah minta maaf..." ucapnya kelewat lirih.

"Tante, El gak papa kok. El baik-baik aja selama ada Samuel, Tan... gak usah khawatir, hehe.."

Bukan bermaksud tak sopan, Sam hanya berpikir, situasi canggung ini akan bertahan sampai esok pagi jika tak ada yang mengalah.

Atensi Nancy langsung berpindah. "Makasih ya, Sam." Mengusap lengan Samuel, pemuda itu tersenyum kikuk. "Makasih juga, udah bantu keluarga Tante. Tante janji, bakal bayar se-"

"Gak usah Tante." Sebuah pelototan sinis dari Racquel, Sam menggaruk tengkuknya tak gatal. "Emm, maksud Sam, nggak usah jadi beban, santai aja, Sam bukan rentenir."

"Tetap aja, hutang adalah hutang. Harus dibayar. Setelah mobil terjual-"

"Mamah jual mobil El?!" tanya Racquel, sebagai kalimat pertamanya. Ia baru sadar, setelah merotasi halaman rumah yang biasa dihias mobil biru kesayangannya, kini hanya hamparan rumput kering.

"Kamu marah? Maaf sayang, Mamah janji bakal beli lagi, kita-"

"Nggak Mah. El nggak marah. Justru El mau nawarin itu ke sini, eh, Mamah lebih gercep ternyata. Lagian, boros bensin. El udah punya sopir pribadi sekarang," ucap Racquel lebih panjang. Kedua ujung bibir Nancy tertarik ke atas seketika. Di akhir kalimatnya, El juga melirik Sam di sampingnya, untuk tegaskan kata "sopir pribadi".

"Maafin Mamah, El-"

"Udah malem, dingin di luar. Masuk yuk, El kangen rumah."

Nancy menghela napas berat. Kedua tangan putrinya yang hampir ia raih tak pernah sampai. Pengabaian anak satu-satunya adalah yang terparah, dari rentetan takdir kejam dari sang pelukis dunia.

"Tante gak usah khawatir. El cuma butuh waktu, Tan. Sam bakal bantu, secepatnya, keadaan bakal baik-baik aja."

Setelah berucap, Samuel dengan gentlenya menuntun bahu sang calon mertua mengekor langkah Racquel yang lebih dahulu memasuki rumah sederhana itu. Di jalannya Sam berbisik, "El selalu cerita, kalau dia sayang sama Tante. Dia cuma kecewa Tan. El sayaaaaang banget sama Tante."

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now