+ Part (Pewaris Yayasan)

305 41 64
                                    

Hai... Aku kembali dengan extra Part😘
Boleh ramaikan vote dan komen yuk!!

Happy reading 💙

.

Apa arti hidup normal yang sesungguhnya?

Mungkin makan, tidur, bermain, berkunjung, atau sesekali melakukan kenakalan kecil seperti melanggar lampu merah yang menyala. Atau, berbelanja, menghamburkan uang.

Mengikuti alur, mengalir, sesekali berbelok dan berhenti, atau malah tersangkut? Bisa saja, kan?

Menurut Ari, hidupnya normalnya ketika ia membuka mata masih mendengar ibunya mengomel karena ia bangun kesiangan. Lalu menyapa Kak Vina yang dihias mata panda hitam dengan setumpuk buku tebal pidana perdata di pelukannya.

Kemudian nongkrong dengan mie cup yang ia beli ngutang sembari menonton Barcelona di warung seberang jalan. Lalu membuka ruang obrolan dengan kekasihnya, untuk sekedar membahas hal random mungkin saja Kiara bosan karena homeschooling.

Atau, sesekali, menjadi Guru privat Kiara jika gadis itu malas belajar.

Siklusnya berputar... namun tak pernah sama.

Hidup normal. Hanya bernapas, melakukan apa pun yang kalian inginkan tanpa menimbulkan keributan yang merugikan. Namun terkadang... hidup yang terlalu monoton hanya membuat tuannya berada dalam zona nyaman. Iya, kan?

Jadi, Ari tak merekomendasikan untuk melakukan kenakalan atau semacamnya yang ia dan teman-temannya lakukan beberapa bulan lalu. Hanya saja... tak apa, jika hidupmu tak terlalu lurus. Toh semua ditanggung masing-masing.

Karena saat mereka yakin mengucap "Kita tanggung bareng-bareng," saat itu pun Ari mengumpat dalam hatinya, bahwa kalimat itu bullshit semata untuk menghibur diri.

Berpikir dua kali, berkali-kali, itu perlu. Dan penting!

.

"Sumpah 12 tahun gue sekolah, paling benci amanat upacara, sama sambutan petinggi sekolah yang bahasanya selalu sama setiap tahun, njir," gerutu Firly.

Pemuda itu melepas jas hitam wisudanya seraya mengambil satu kaleng minuman dingin yang memang disediakan gratis oleh Scarlet di beberapa vending machine.

Setelah satu kaleng kopi susu di tangannya, Firly menepuk pundak lelaki yang tengah asik berbalas chat di sampingnya, menunjuk ke arah tengah lapangan tempat ratusan anak tengah berfoto ria.

Vino mendongak, mengikuti arah telunjuk Firly tertuju.

"Jadi artis dia. Udah dapet keringanan ujian susulan karena koma, nilainya tiga besar, dan feeling gue, Ari bakal dapet jalur VVIP masuk fakultas hukum UI," ucap Vino memasukan handphonenya ke dalam jas.

Vino lantas bangkit dari duduknya, menghampiri anak-anak lain yang masih sibuk di lapangan.

Beberapa menit lalu, dirinya ditarik Firly ke tepi lapangan untuk menemani pemuda itu ngadem, karena teriknya si kuning berkat kepala sekolah mereka mengucapkan salam perpisahan sampai lima lembar A4.

Padahal endingnya selalu sama... "Happy Graduation."

Firly tak mengikuti Vino, sungguh ia bisa-bisa pingsan di tengah lautan manusia itu. Jika bukan karena orang tuanya yang ngotot ingin bertemu dengan Ratu, kekasihnya, Firly lebih baik bermain game menikmati kelulusan.

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now