6. something in the rain

532 129 133
                                    

"BOLOS? Gila lo! NGGAK!"

Ari berkacak pinggang menatap tajam Kiara yang dengan santai menyeret meja ke arah tembok belakang sekolah. Bahkan ia tak perduli suara decitan kaki meja yang saling bergesekan dengan lantai semen.

"Ya udah si, kalau lo gak mau juga gue gak maksa, gue sendiri aja."

Kini ia mengangkat satu buah kursi dan meletakkannya di atas meja.

Scarlet memang megah dan besar. Namun sangat di sayangkan, masih ada celah yang bisa di gunakan siswanya untuk "kabur".

Sudah bukan rahasia umum bahwa dinding belakang lapangan futsal tidak terlalu tinggi dan mudah di panjat oleh siswa. Bahkan keamanan sekolah pun mengetahui.

Sebenarnya sudah tertempel poster di sepanjang tembok, bertuliskan "kami melihat kalian!".
Meski tak ada kamera pengawas di wilayah ini, poster tersebut dibuat untuk menguji sikap tanggung jawab para siswa.

Semuanya kembali kepada kesadaran masing-masing. Biarkan nilai yang langsung berbicara.

Tak hanya diam, pihak sekolah pun sengaja membuat tempat pembuangan sampah di balik tembok, agar para siswa berfikir dua kali sebelum bertindak.

Tapi sepertinya tidak memberi efek apapun.

Ari berfikir sejenak. Jika ia terus menetap di sekolah, ia pasti akan di teror segudang pertanyaan dari anak-anak pengidap KEPOiesme. Atau mungkin ledekan dan candaan receh dari Firly dan teman-temannya.

Tapi jika ia mengikuti cewek gila itu, ia akan mendapat nilai merah pertamanya di Scarlet. Ia memulai langkah awalnya di Scarlet dengan baik, dan Ibunya percaya itu.

"Jadi lo maunya apa?"

Ari mendongak ke atas dan mendapati cewek itu sudah berada di atas tembok. Bahkan posisi kedua kakinya sudah berada di sisi luar.

"Bodo amatlah. Terserah lo."

Brukk..

Suara hentakan kaki dari balik tembok. Entah jatuh dengan baik atau tidak, tapi Ari yakin cewek itu sudah merasa bebas sekarang.

Kini tinggal dirinya, ia tatap tembok itu seksama. Seketika ia menyesali perbuatannya yang sok berani tadi di kantin. Ia memejamkan matanya menarik napas dalam-dalam.

Setelah berfikir matang-matang, dengan berat hati Ari ikuti jejak Kiara si cewek gila.

Ia tau ini salah, tapi dalam keadaan tertekan dan terpaksa, Ari rasa tak apa untuk melanggar peraturan.

Hidup tidak selamanya harus bersih kan?.

.

"Gila..tuh sampah bau banget..mau muntah gue.."

Ari memegangi perutnya. Jongkok di pinggiran jalan setelah berjalan cukup jauh dari wilayah Scarlet.

"Halah..timbang sampah doang lebay lo..." kata Kiara dengan nada meledek.

"Terus lo mau ke mana?"

"Pulanglah, ke kosan, guling-guling di kasur."

"Tas lo? Buku-buku lo?"

"Bodo amat. Besok juga masih ada."

Ari menggelengkan kepalanya tak percaya, "Wah.. bener-bener gila lo ya.."

"Lagian lo ngapain si pake segala ikut campur urusan gue."

"Heh! Harusnya lo berterimakasih sama gue, kalau aja gue gak nylonong ke tengah-tengah kalian, pasti lo udah nangis kejer sama mulut pedesnya si Racquel."

Kiara's SecretWhere stories live. Discover now