3. penguntit?

644 138 127
                                    


Cewek yang kini mewarnai rambutnya menjadi hitam kemerahan itu mempercepat jalannya saat merasa langkahnya selalu beriringan dengan seseorang di belakang.

Tak ingin berfikiran negatif, tapi ini sangat mencurigakan. Bahkan sengaja Kiara mengambil jalan tikus agar lebih cepat sampai ke kosannya. Namun tetap, seseorang itu selalu ada di belakangnya.

Sesekali ia melirik sekilas dan selalu mendapati orang itu tengah asik dengan ponsel pintarnya.

Ia memiringkan kepalanya sejenak, berfikir orang itu mungkin saja orang baik, di lihat dari pakaian yang ia kenakan sama seperti dirinya, kemungkinan dia juga seorang murid Scarlet.

Tapi kenapa dia selalu mengambil jalan yang sama dengannya? Apa dia termasuk hatersnya di sekolah? Atau, dia suruhan musuhnya yang di perintah untuk memata-matainya?

Sejumlah asumsi-asumsi negatifnya kian berkecamuk di otak.

"LO MAU MESUM YA!" teriaknya kemudian. Tak lupa ia memasang kuda-kuda. Kedua tangannya ia kepalkan ke depan siap untuk melawan kalau-kalau lawannya itu menyerang terlebih dahulu.

Melihat hal aneh itu, lantas cowok yang mengenakan hodie abu-abu itu menurunkan penutup kepalanya. Ia memutar pandangan ke sekitar berfikir cewek di depannya bereaksi untuk orang lain.

"Gu-e.." cowok itu lantas menunjuk dirinya sendiri saat menyadari tak ada orang lain di sana kecuali mereka berdua.

"Iya lo...ngaku..." suara cewek itu agak bergetar. Nyalinya kian menciut saat cowok di hadapannya mulai mendekat. Perlahan ia turunkan kedua tangannya dan berjalan mundur. Entah kemana kepercayaan dirinya beberapa detik lalu menghilang.

Melihat lawan bicaranya yang mulai ketakutan cowok itu tiba-tiba tertawa sambil memegangi perutnya.

"KENAPA KETAWA..LUCU..HAH.."

"Haduh..." cowok itu lantas menunjuk kesebuah papan berbentuk arah panah di sisi kiri mereka berdua, bertuliskan "kos putri Najwa". "Rumah gue disini," lanjutnya.

Kiara menelan Saliva nya, ia semakin yakin cowok di depannya itu "penguntit".

"DASAR COWOK MESUM, INIKAN KOS PUTRI, LO MAU NGAPAIN?!"

Kiara sudah mengambil ancang-ancang di depan pintu gerbang, ia rentangkan kedua tangannya memblock pintu masuk. Kalau-kalau cowok itu menyerang, ia akan lari dan teriak sekencang-kencangnya ke dalam area kos.

Cowok itu menarik nafas panjang. lebih mendekatkan dirinya ke arah Kiara, "GUE EMANG TINGGAL DISINI, BUKAN DI KOSANNYA. TAPI YANG PUNYA KOSAN. PUAS LO!"

"Oh!" singkat Kiara.

Cewek itu menyelipkan rambut poninya ke belakang telinga lalu berjalan masuk ke area kosan Najwa.

Sepanjang jalan ia menggigit bibir bawahnya menahan malu yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia tak menyangka cowok yang sedari tadi ia curigai "penguntit" ternyata anak pemilik kosannya. Ia pasti bernasib buruk hari ini. Batinnya kemudian.

.

Ari mengamati setiap langkah cewek di depannya, sampai cewek itu berjalan menaiki tangga ke lantai atas. Ia juga menyaksikan saat cewek itu membanting pintu kamarnya dengan keras.

"Wah...sengak banget tuh cewek. Gue suruh bayar dua kali lipat baru tau rasa lu." Ari berjalan santai ke arah rumahnya, tapi pandangannya masih tertuju pada bangunan lantai dua di belakangnya, "GUE BOS NIH, BOSSS!" teriaknya kemudian dengan maksud agar terdengar sampai ke kamar cewek tadi.

"Ari! Ngapain si teriak-teriak," ucap seorang wanita yang matanya sibuk berkeliaran ke arah beberapa pot tanaman di halaman rumahnya.

"Eh mamah.." cowok berhodie itu cengengesan.
"Lagi cari apa?" tanyanya mengalihkan topik.

Kiara's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang